CREEPY PASTA

👹 Creepypasta - Dipoy

Nama: Dipoy

1:

Malam ini setelah isak tangis semua orang, kami tertidur di ruang tamu. Tengah malam, aku terbangun oleh suara nenek yang biasa membangunkan kami. Tetapi, aku tersadar nenek baru saja dimakamkan tadi siang.

2:

Aku tertidur di depan televisi dekat ruang tamu, seperti malam-malam biasanya. Keesokan harinya kakak bertanya padaku, _semalam kenapa kau masih terbangun dan bermain di kursi?_ Semalam? Semalam aku tidur cepat dan tidak bermain di kursi. Lantas, siapa gerangan gadis yang ada di kursi?

3:

Terkadang mama, papa sangat usil padaku. Kadang mereka menertawakanku, kadang mereka juga memarahiku. Namun, aku teringat mama dan papa sudah tak ada lagi. Siapa gerangan yang selama ini ada bersamaku?

4:

Malam ini aku mimpi buruk lagi. Di mimpi itu aku membawa sebuah pisau, namun kali ini rumah itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Aku tak bisa menghentikan diriku, mungkin hal itu sudah biasa bila kita sedang bermimpi. Selang tak lama kemudian, rumah itu kini dipenuhi oleh genangan cairan berwarna merah. Aku merasa takut, tetapi aku yang melakukannya. Lalu, aku berusaha mencoba terbangun dari tidurku. Namun, aku tidak bisa. Lalu aku tersadar akan satu hal, di mimpi aku tak bisa merasakan lelah dan sakit.

5:

Pagi ini aku mendapat kabar dari orang tuaku bahwa adikku telah tiada, menurut mereka adikku bunuh diri karena depresi, dan mereka langsung memakamkannya tanpa menungguku. Aku mengunjunginya saat pemakaman sudah terlihat sepi. Sepulang dari pemakaman, aku menuju kamar adikku. Saat memeriksa kamar adikku, aku menemukan sebuah rekaman flashdisk di tempat yang hanya aku yang mengetahuinya. Aku mengambilnya dan menyambungkannya ke laptop. 'Rena' hanya nama itu yang tertera di layar laptop, aku membukanya. Wajah adikku yang pertama kali kulihat saat file itu terputar. Hanya kata maaf yang ia ucapkan sepanjang video yang berdurasi 45 detik itu. Lalu video tersebut berakhir dengan dirinya yang terbaring bersimbah darah. Aku meraih flashdisk itu lalu menatapnya, hingga sebuah pikiran terlintas di kepalaku. "Rekaman ini, siapa yang menghentikan dan menyimpannya?"