Bagian 6 • Rania

14.7K 1.2K 13
                                    

I know it's painful to pretend that everything's going wrong , I think this is why that spirit was asking you to solve it.

***


Find something to do. Think of things that you like to do!

 Think of things that you like to do!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah... aku benar-benar membatalkan niatku untuk mengikuti tren ini di instagram.

Rupanya dari hal sepele yang kita anggap tidak penting seperti ini, bisa menjadi boomerang yang merugikan. "Ih, serem!" Aku bergidik ngeri saat selesai membaca sebuah postingan.

Bagi yang belum tau soal postingan tersebut, apa yang dimaksud di dalamnya ternyata dapat digolongkan menjadi social engineering. Istilah yang mungkin belum terlalu familiar bagi kalangan seperti kita.

Dari apa yang aku baca, social engineering merupakan sebuah cara untuk mengelabui atau memanipulasi seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan informasi, data-data pribadi, dan bahkan juga akses yang diinginkan, yang dilakukan secara manipulatif dan dengan cara yang halus. Intinya, korban dari social engineering ini tidak merasa bahwa dia sedang membeberkan informasi penting yang berkaitan dengan dirinya, yang bisa saja membuat potensi kejahatan dalam hidupnya meningkat.

"Ternyata kaya gini cukup bahaya juga ya," sembari menunggu pesananku dihitung, aku menggulir layar ke bawah untuk melihat beberapa komentar netizen yang seringkali kocak dan tidak terduga.

Saat ini aku sedang berada salah satu toko kue yang berada tidak jauh dari rumah. Selepas dari acara Mbak Sania tadi, bunda meminta tolong untuk dibelikan cheesecake karena ayah menginginkannya.

"Terimakasih, Mbak." Aku mengucapkan terima kasih kepada mbak-mbak kasir yang melayani.

Aku berbalik dan kemudian berjalan keluar.


"Mau makan sini atau take away, Mbak?"

"Take away aja." Aku tersenyum kepada seorang karyawan yang ada di hadapanku.

Sebelum memutuskan untuk pulang, aku menyempatkan diri membeli makan siang di tempat makan seberang toko kue karena di rumah tidak ada makanan. Sambil menunggu pesanan ku di siapkan, mataku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru restoran. Barangkali menemukan seseorang yang dikenal dan bisa diajak mengobrol.

"Rania?" aku menengok ke arah seorang gadis cantik yang terlihat ragu-ragu saat menyapa.

"Ya?" aku cukup yakin jika aku tidak mengenalnya.

JejaringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang