empat

1.7K 196 4
                                    

Sudah 2 Minggu sejak Mas Candra memberikanku kucing berumur 1 bulan. Hari itu juga Mas Candra membawa kucing yang diberi nama Ocan ke vet untuk dimandikan karena banyak kutu juga beberapa luka dan jamur. Tak lupa, Mas Candra juga membeli perlengkapan untuk Ocan.

Kini, Ocan sudah sehat dan segar. Bahkan berat badannya semakin hari terus bertambah.

Mas Candra juga lebih sering berada di rumah ketimbang di luar semenjak kedatangan Ocan.

Siang ini, sepulang mengajar aku memilih untuk memberi makan siang pada Ocan lebih dulu. Aku ada janji dengan teman untuk jalan bersama setelah sekian lama berdiam di rumah.

Mas Candra hari ini bekerja. Dan aku juga sudah izin padanya.

Sekitar jam 1 siang, aku sudah tiba di tempat janjian dijemput oleh temanku. Namanya, Citra. Aku dan dia teman satu SMA. Citra juga seorang guru. Sama sepertiku. Hanya kami berbeda sekolah, ditambah tempat tinggal kami juga berbeda.

"Han."

Aku menoleh, entah sudah berapa lama aku tidak bertemu Citra apalagi semenjak pandemi berlangsung 1 tahun lebih yang lalu. Citra datang dengan anaknya yang berusia 5 tahun.

Aku langsung berbincang-bincang dengan Citra. Citra pun menyuruhku untuk masuk ke dalam mobilnya, karena kami memutuskan untuk makan lebih dulu baru berbelanja menghabiskan waktu bersama, jangan lupakan anak Citra juga yang ikut.

"Suami lo gimana? Kerjaan lancar?" tanyanya ketika kami tiba di sebuah restoran untuk makan.

Aku mengangguk. "Lancar kok."

"Baguslah."

Aku dan Citra serta anaknya kemudian fokus makan sembari berbincang-bincang banyak hal. Aku bertanya bagaimana soal pekerjaannya akhir-akhir ini apalagi di masa pandemi.

"Lo enggak dimarahin suami lo kan kalau main sama gue?" tanyanya di saat kami selesai makan.

Aku menggeleng. Tentu saja tidak. Untuk apa mas Candra marah padaku hanya karena bermain bersama Citra?

"Takutnya."

Aku menggeleng. Kemudian kami memutuskan berbelanja. Selain membeli kebutuhan untukku, aku juga membelikan Mas Candra beberapa baju untuk di rumah. Aku ingat, baju Mas Candra banyak yang warnanya sudah luntur dan kucel.

Tak lupa aku juga membelikan mainan untuk anak Citra. Citra dan anaknya menerima dengan senang hati.

"Tuh, kan, gue jadi repotin lo."

"Santai aja," kataku sambil terkekeh pelan.

Kami sudah mau jalan pulang, tapi masih sembari melihat ke kanan dan kiri toko di dalam mall ini. Sampai akhirnya anak Citra ingin membeli balon yang dipajang di sebuah toko.

"Hana."

Fokusku pada anak Citra teralihkan. Sedikit kaget melihat siapa orang yang menyapaku.

"Dan?"

"Iya. Apa kabar? Sama siapa, oh Citra?"

Citra menoleh ke arah asal suara. Dia juga sama terkejutnya denganku.

Danu.

Mantan pacarku yang membuat aku bisa bertemu dengan suamiku.

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang