Happy reading
_____
Aku melihat orang tuaku yang sedang duduk di meja makan bersama kakak laki-lakiku. Kudengar canda tawa mereka menggema di seluruh ruangan. Aku mendekati mereka.
"Tuan putri sudah bangun?" tanya kakakku dengan wajahnya yang mengejek. Aku hanya tersenyum lalu menarik kursi di sebelah kakakku lalu mendudukinya.
"Coba belajar dari kakakmu, supaya kalian berdua sama-sama sukses! Ayah tidak mau kamu tertinggal jauh di bawah kakakmu!" kata ayahku.
Kalian pernah dengar tentang kehadiran anak laki-laki yang lebih dibanggakan, dan anak perempuan tidak dianggap? Ya, Keluargaku menganut sakte seperti itu. Anak laki-laki selalu didahulukan, anak laki-laki yang paling disayang. Sedangkan aku yang merupakan anak perempuan terkadang merasa di asingkan oleh keluargaku sendiri.
Senyumku memudar. Aku mulai merasa marah, selalu saja dibandingkan dengan kakakku. Padahal aku tidak pernah suka kalau dibanding-bandingkan.
Bundaku tidak bersuara, ia sibuk mengoleskan selai ke roti lalu memberikannya pada kakakku. Kakakku lagi!
Terlihat jelas, jika mereka lebih menyayangi kakakku dari pada diriku. Hal ini selalu membuatku membenci mereka.
Aku berdiri, ingin keluar dari rumah. Tapi satu tangan kekar menghentikanku. Satu tangan yang membuat seluruh tubuhku meremang.
"Kenapa kau membunuh kami?!"
Aku membuka mataku. Sejenak tubuhku tak bisa ku gerakkan. Nafasku tersengal. Mimpi buruk itu lagi, aku mengusap wajahku yang berkeringat. Menyibakkan rambutku kebelakang.
Aku melihat sekelilingku, aku tertidur diantara buku-bukuku bahkan playlist laguku masih berputar, memainkan lagu secara berulang-ulang sejak semalam.
Aku menghela nafas berat. Lalu melihat jam yang berada di atas nakas.
06:57
Sial! aku telat lagi.
•••
Pagi itu, karena terlambat aku menyuruh kakakku mengantarku ke sekolah. Tapi bedanya aku yang mengendarai motor itu.
Semua pasang mata melihatku, aku sudah tau dengan jelas apa yang mereka lihat. Lagi-lagi aku berusaha tidak peduli.
Dan benar saja saat aku tiba di kelas, guru yang bertugas mengajar sudah tiba di kelasku.
"Terlambat lagi?" tanyanya dengan sebuah rotan panjang yang ia pegang di tangannya.
"Maaf pak." kataku.
"Masuk!"
Setelah kata itu keluar dari mulut guru tersebut, aku segera duduk di bangku yang berada di paling pojok.
"Karena semua sudah datang, bapak akan bagi hasil ulangan harian kemarin."
Semua kertas telah dibagikan kepada sang empu. Dan yang terakhir namaku pun disebut.
"Vanya!"
Aku menggenggam kertas itu dengan gemetar, takut melihat hasilnya. Saat kubuka... "78?!"
Aku sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ayahku melihat ini. Aku menghela nafas lalu tersenyum sedetik. Aku pikir tidak akan memperlihatkan kertas itu kepada orangtuaku.
•••
Bel pulang telah berbunyi. Aku keluar dari kelasku, saat keluar aku melihat motor kakakku terparkir dengan rapi disana. Bahkan kunci motor pun masih tertancap disana. Aku melihat sekeliling mencari sang pemilik motor. Tapi... tidak ada.
Aku langsung naik tanpa berpikir lagi. Toh itu motor kakakku. Aku memilih mengendarai motor itu berkeliling sebelum pulang kerumah. Menikmati pemandangan di pinggir sungai.
Mengingat sekilas kejadian saat setahun yang lalu mungkin. Dimana, saat itu aku sedang menunggu seseorang yang biasanya lewat di pinggir sungai itu.
Waktu itu aku selalu menunggunya, hanya demi melihat wajahnya sedetik. Beruntung jika ia sempat tersenyum padaku. Aku tersenyum mengingat sekilas kenangan itu.
Dimanakah pria itu sekarang? Sedang apakah dia? Dan kenapa juga aku tertarik padanya? Mungkin karena wajah tampannya dan senyum manisnya, membuatku ingin selalu melihatnya.
Semenit kemudian, keajaiban menghampiriku. Laki-laki itu masih melewati tempat ini. Aku tersenyum kecil melihatnya. Dan masih seperti biasa dia hanya melewatiku. Bedanya saat ini, pria itu menggandeng seorang wanita cantik di sebelahnya. Mungkin pacarnya? Entahlah.
Sakit hati? Tidak, aku hanya sedikit menyesal karena datang ketempat ini waktu itu. Karena yang kudapatkan adalah melihatnya menggandeng wanita lain.
Tapi yang kutahu saat itu ada seseorang duduk di sana bersamaku. Duduk tepat disebelahku dan memperhatikanku. Bahkan masih teringat jelas hembusan nafasnya ditelingaku.
Bersambung...
______
Halo...halo...
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa votenya ya guys....
Bye bye
-Kamis, 3 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Liar (Revisi)
Teen Fiction"I'm a Liar" sebuah kisah yang menceritakan perjalanan hidup seorang gadis yang tidak bisa lepas dari kenangan masa lalunya. Kemudian bertemu dengan seorang pria yang benar-benar tulus menyayanginya. Namun, siapa sangka pertemuan mereka seharusnya t...