Trailer I'm a Liar 👇
Happy reading
_____
Awal semester perkuliahan dimulai, aku sedikit antusias mengikutinya. Hanya sedikit. Karena sama saat masa SMA, tidak ada yang mau berteman denganku. Bahkan saat ini aku duduk di kantin sendirian.
Dari kejauhan kulihat Aska yang sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya yang kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis cantik. Aku menghela nafas, lalu kembali mengunyah roti yang ku pegang.
Insecure? Tentu saja. Melihat cara berpakaian mereka yang feminim berbeda denganku yang selalu memakai Hoodie kemanapun aku pergi. Aku juga merindukan pakaian selututku, mereka semua hanya tergantung rapi di lemari ku sekarang. Tidak pernah lagi kusentuh setahun lamanya. Sudah terlanjur nyaman dengan Hoodie yang tidak kuketahui siapa pemiliknya ini.
Tak lama kemudian kulihat Aska melambaikan tangan padaku. Aku melihat kebelakangku takut jika lambaian itu ternyata bukan untukku.
Setelah memastikan lambaian tangan itu memang untukku, aku pun mengangkat tanganku lalu melambai pada lelaki tampan, yang akhir-akhir ini selalu menemaniku.
Kulihat dia meninggalkan teman-temannya lalu berlari padaku dan duduk di hadapanku.
"Senyum dikit dong" katanya saat duduk dihadapanku. Aku termenung sejenak, lalu bertanya, "kenapa?.., kenapa kamu sangat baik padaku?"
"Hmm.." ia tampak berfikir sejenak, lalu ia menjawab dengan jawaban yang tak kusangka-sangka
"Karena, aku tidak tau, aku hanya ingin berbaik hati padamu" begitu katanya lalu mengacak-acak rambutku.
"Nanti pulang bareng aku ya!" Tentu saja aku mengangguk mengiyakan.
Setelah itu ia mengeluarkan permen karet dari dalam tasnya, bukan hanya satu. Tapi ia mengeluarkan segenggam permen karet dari ranselnya itu. Aku ingin tertawa melihatnya. Namun kutahan tidak ingin kami menjadi pusat perhatian di kantin yang begitu ramai ini.
"Aku pergi dulu" katanya, lalu berjalan menjauh dariku dan sesekali berbalik padaku dan melambaikan tangan.
Aku mengambil semua permen karet itu lalu memasukkannya ke saku Hoodie ku.
•••Aska sedang menungguku di depan kelasku, aku melihatnya melewati kelasku tadi. Aku yakin dia sedang duduk menungguku di depan kelasku.
Aska ini, selalu membuatku ingin tersenyum dengan semua tingkahnya.
Begitu dosen keluar dari kelasku, aku segera memasukkan semua buku-bukuku kedalam tasku lalu berlari keluar kelas. Sesuai dugaan ku Aska sedang duduk di bangku besi depan kelasku.
Aku tersenyum melihat wajah tampan yang sedang tersenyum kearah ku.
"Cantik banget sih" ia berdiri lalu mengatakan hal yang membuatku ingin terbang rasanya.
"Ayok pulang" katanya lalu mengulurkan tangan kanannya padaku. Aku tidak paham apa maksud uluran tangan itu, yang mana telapak tangan itu yang menghadap keatas.
Apakah ia meminta uang padaku? Atau meminta kembali permen yang ia berikan padaku tadi siang? Aku menatap tangan itu lalu menaikkan kedua alisku.
Aska tertawa kecil melihatku kebingungan. "Tanganmu, sini" aku pun menuruti kata-katanya, setelah tangan kiriku berada di atas tangannya, ia menggenggam tangan ku dengan erat lalu tersenyum dan mengayun-ayunkan kecil tanganku.
Aku tidak bisa menebak pikiran pria itu. Entah aku yang bodoh atau pria ini yang kelewat romantis. Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Entah mengapa aku merasa begitu mengenal pria ini, padahal aku baru menemuinya beberapa bulan yang lalu.
"Nanti kalau ada waktu, kapan-kapan aku mau main kerumahmu. Boleh?" Pertanyaan Aska kali ini membuatku menghentikan ayunan tangan kami.
"Aku mau melihat-lihat rumahmu"
Tunggu. Bukankah dia pernah bilang bahwa... Ahhh sudahlah. Pria ini juga aneh sama anehnya denganku. Kurasa.
"Untuk apa?" Tanyaku. Sungguh aku tidak paham jalan pikir pria ini.
"Cuman... Mau aja!" Aku tidak menjawab, terdiam hingga langkah kami tiba di parkiran motor, Aska kembali bertanya "bolehkah?"
"Datanglah, pintu rumahku akan terbuka untukmu" kataku lalu naik ke atas motor besar itu. Meskipun di dalam hatiku sangat takut, sangat takut jika Aska kenapa-kenapa nantinya.
Pria itu mengangguk kecil dibalik helmnya. Mungkin sekarang ia sedang tersenyum. Sesenang itukah dirinya?
Kenapa kau menyukaiku? Tidakkah kau melihatku sebagai orang yang aneh? Bukankah aku penuh dengan rahasia? Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Banyak sekali pertanyaan di kepalaku hingga tidak satupun bisa ku tanyakan pada Aska. Saking banyaknya aku bingung harus menanyakan yang mana terlebih dahulu. Terlalu banyak pertanyaan itu sampai-sampai tidak ada kata-kata yang bisa kukeluarkan.
Begitu sampai di kompleks rumah kami, aku turun dan berterima kasih pada Aska lalu berjalan masuk kedalam rumahku yang tidak terkunci.
"Tumben sekali tidak terkunci" kataku saat memegang kenop pintu rumahku.
"Aku pulang!!" Kataku lalu berjalan masuk kedalam rumah yang sepi itu. Dan disambut hangat oleh senyum keluargaku yang sangat dingin bagiku.
Bersambung....
_____
Sampai jumpa di chapter selanjutnya...
Spoiler!! Next chapter rahasia besar Vanya terbongkar!!
Bye bye...
🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Liar (Revisi)
Teen Fiction"I'm a Liar" sebuah kisah yang menceritakan perjalanan hidup seorang gadis yang tidak bisa lepas dari kenangan masa lalunya. Kemudian bertemu dengan seorang pria yang benar-benar tulus menyayanginya. Namun, siapa sangka pertemuan mereka seharusnya t...