Desa Huimang. Sebuah desa tempat korban Lee dan Han berasal, merujuk catatan kependudukan pada profil keduanya. Sebuah tempat yang juga Hyunji ketahui sebagai kampung halaman Hoseok sejak beliau lahir hingga beranjak dewasa, sebelum akhirnya pindah ke kota untuk melanjutkan pendidikan di universitas kemudian menikah. Satu hipotesis tercetus dalam benak Hyunji, Hoseok juga diincar untuk ditabrak dengan sengaja oleh pelaku yang sama, seperti halnya kedua korban.
Ah, tidak. Tidak mungkin. Atas dasar apa bila ayahnya juga menjadi korban yang kasusnya kini disebut pembunuhan? Ada begitu banyak kasus tabrak lari—atau tabrak disengaja—sepanjang tahun. Persamaan tempat asal ketiganya dan cara kematian yang sama barangkali cuma kebetulan. Kebetulan yang terdengar janggal.
Hyunji mengacungkan dokumen di genggaman. "Coba lihat riwayat kedua korban," katanya lantas menarik minat ketiga rekan untuk berkumpul di mejanya. "Tuan Lee dan Han sama-sama berasal dari Desa Huimang. Menurut kalian, desa ini ada kaitannya dengan investigasi kita?"
"Desa Huimang?" gumam Taehyung seraya melipat tangan di dada.
"Apa latar belakang ini merupakan salah satu alasan keduanya menjadi korban?" Hyunji melirik para rekan prianya bergantian.
"Tapi ... desa itu sudah lama ditinggal penduduknya, belasan tahun lalu," timpal Yoongi. "Desa Huimang telah menjadi desa mati. Para penduduknya berurbanisasi setelah desa mereka dibeli oleh pengembang. Lokasi tersebut digadang-gadang akan dibangun pemukiman modern. Namun, perusahaan pengembang tersandung kasus korupsi dan proyek pun terbengkalai."
"Tidak ada orang yang tinggal di sebuah desa hantu, Detektif Bae." Taehyung beropini.
Hyunji menurunkan lengan.
"Hm, Desa Huimang ... terletak di daerah Dalseong, bukan?" sahut Namjoon.
"Benar." Hyunji memusatkan atensinya pada si petugas berkacamata.
"Oh, selama ini kita menyelidiki tempat yang salah!" Namjoon mendelik, alis Hyunji menukik.
Merunut pergerakan pelaku yang selalu muncul dan menghilang dari daerah sama, di sekitar Gachang-myeon. Desa Huimang berlokasi di sekitar sana. Hyunji melempar dokumen ke meja. Desa Huimang juga berada di sekitaran Desa Byeol dan Desa Yuseong.
"Sebaiknya kita bergegas!" seruan Hyunji menggerakkan personel lain untuk pergi.
***
Tidak ada istilah akhir pekan santai. Setelah peristiwa pagi tadi, Hyunji semakin sibuk dengan penyelidikan kasus tersebut. Kemungkinan terkait juga dengan kasus sebelumnya. Hyunji duduk di kursi penumpang untuk menghemat energi. Alih-alih mengemudikan kendaraan yang dibawanya ke kantor, dia memilih untuk duduk tenang di sebelah Taehyung yang tengah menyetir SUV metalik milik pria itu.
Meski tampak duduk tenang, nyatanya pikiran Hyunji terus berkecamuk sebab persamaan antara kasus Lee, Han serta ayahnya. Ketiga pria berasal dari desa yang sama, tewas dengan cara yang sama. Kalau diingat-ingat, tahun lahir ketiganya juga tidak berbeda jauh. Pikiran buruk terus bermunculan. Jika semuanya terkait, maka mengapa, mengapa sampai Hoseok juga ikut menjadi korban? Tidak ada kesalahan yang dapat Hyunji temukan dari sosok periang dan penyebar kehangatan seperti sang ayah. Tapi, Tuan Lee juga memiliki kepribadian baik. Entah dengan Tuan Han, namun menurut intuisinya bisa jadi orang itu memiliki sifat serupa.
Pembunuh itu benar-benar aneh.
"Kau yakin dengan ini?" Suara Taehyung tiba-tiba memecah keheningan selama bermenit-menit.
"Ada apa denganmu?" Hyunji terdengar tidak senang dengan pertanyaan pesimistis dari Taehyung.
Taehyung melirik sekilas. Dia sadar ucapannya mungkin telah menyakiti Hyunji. "Maaf, aku hanya takut kau kecewa bila penelusuran ini berakhir sia-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY BLOSSOM
FanfictionKasus-kasus bermekaran di musim semi dan Hyunji tidak bisa menikmati keindahan musim berbunga itu seperti mandat Hoseok, sang ayah. Namun, kasus kali ini justru menggiringnya mengungkap insiden yang membuat sang ayah gugur. Bersama para rekan satu t...