VI. THE CAR

20 5 1
                                    

"Permisi, um, Halmeoni!"

Nenek penjaga toko mengalihkan atensi dari televisi untuk menggubris pelanggannya. "Ya?"

"Apa kamera itu berfungsi?" Hyunji menunjuk CCTV di pojok langit-langit.

Nenek itu menoleh ke suatu benda yang ditunjuk sang wanita. "Iya, benda itu berfungsi," katanya dengan tatapan bingung. Baru kali ini ada yang bertanya soal kamera pengawas di toko sederhananya.

"Kami petugas kepolisian." Hyunji tercekat menunjuk Taehyung di sebelah, sekalian menunjukkan lencana agar si Nenek percaya. "Kami perlu memeriksa CCTV Anda untuk membantu penyelidikan."

Nenek tua tampak terkejut. "Omo! Apa kalian sedang mengejar penjahat?" Keriput pada wajahnya tampak semakin buruk.

"Kami menduga orang yang kami cari lari ke desa ini. Maka dari itu, kami butuh bantuan Halmeoni," timpal Taehyung.

Si Nenek mendesah cemas. "Uh, baiklah, sebentar. Biar kupanggil anakku untuk menemani kalian."

Hari ini, akhirnya Hyunji bisa merasa lebih lega. Ah, ini mudah. Kasus ini akan segera berakhir begitu rekaman CCTV diputar dan perkiraan tersangka bisa tertangkap hari ini juga. Paling lambat besok. Hyunji berharap di luar nalar, meski begitu siapa tahu harapannya terkabul. Ia hanya ingin menikmati musim semi tanpa terganggu.

Anak nenek pemilik kelontong mengoperasikan komputer untuk memutar rekaman CCTV toko yang mengarah ke jalan. Di layar, sudut jalan tampak jelas tak terhalang benda apa pun. Dengan begini, setiap kendaraan yang berlalu-lalang pasti terlihat jelas. Hyunji dan Taehyung duduk mengapit pria tambun di tengah mereka yang sedang mencari file rekaman seminggu lalu. Merunut dari waktu kejadian penabrakan Tuan Lee di pusat kota, menghitung interval waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Desa Yuseong, kira-kira mobil pelaku bisa tiba antara pukul 22.30–23.00. Tidak ada yang tahu apakah tersangka tiba di desa ini tepat waktu. Bisa jadi ia jalan-jalan menikmati udara malam terlebih dahulu. Apalagi seingat Hyunji pada rekaman terakhir yang ditangkap CCTV jalanan, kecepatan mobil cukup pelan.

Video dimulai dari pukul 22.20, mengantisipasi kalau-kalau ternyata si pelaku mengebut untuk mencapai desa. Kecepatan video ditingkatkan sampai dua kali. Ketiga pasang mata mengamati serius setiap detik yang berlalu. Menampakkan pemandangan remang, hanya beberapa orang lewat, kendaraan juga hanya satu-dua yang terlihat. Maklum, waktunya sudah cukup larut. Dengan populasi tidak seramai di kota, wajar jika suasana tampak sepi. Kalau tidak tidur, paling orang-orang lebih nyaman menghabiskan waktu di dalam rumah alih-alih berkeliaran di lingkungan sepi.

Hyunji menggigit bibir berharap bisa menemukan titik terang, dan beruntungnya semesta merestui. Dalam video, sebuah sedan hitam lewat sekelibat. Mata Hyunji terbelalak. "Mundurkan videonya!" sontaknya. Video itu dimundurkan dan kecepatan diperlambat.

"Berhenti!"

Pria di tengah menjeda video. Sedan tampak dari depan. Hyunji memicingkan mata mengamati detail. Warna dan tipe mobil yang sama, tapi plat nomornya berbeda. Tidak, Hyunji tidak mempermasalahkan soal plat. Lagipula tersangka memasang plat palsu saat beraksi, barangkali di pertengahan jalan ia menukar plat nomornya. Hyunji mencari detail lain yang ia ketahui; tidak adanya kaca spion kiri serta penyok pada bumper. Dari sudut video, kebetulan mobil terekam dari sisi kiri, jadi bisa terlihat jelas bahwa mobil itu ....

"Letnan Kim, kita harus temui pemilik mobil ini!" ujar Hyunji mantap tatkala menyadari kaca spion kiri mobil tersebut nihil.

"Sebenarnya ada apa ini?" Si pria tambun agak bingung.

Hyunji dan Taehyung saling melempar pandang.

"Kami sedang memburu pelaku kriminal. Kami perlu memastikan bahwa ciri-ciri mobil pelaku dengan yang ada dalam video adalah sama," timpal Taehyung.

Si pria sekarang terkejut. "K-kalian bilang pelaku kriminal?"

"Ah, kau tahu pemilik kendaraan itu?" tanya Hyunji serius.

"Dia pria yang tinggal dua blok dari sini. Orangnya memang kurang ramah. Tapi, ah, rasanya tidak mungkin."

Hyunji justru merasa semakin curiga sebab penjelasan anak pemilik toko. Pria yang tidak begitu ramah, kebanyakan penjahat memang begitu. Bukan tipe pribadi yang baik.

Setelah mendapat alamat dan nama pemilik mobil, Hyunji dan Taehyung bergegas. Lalu tibalah mereka di depan sebuah rumah berpagar bata merah setinggi kurang lebih tiga meter, gerbangnya terbuat dari besi mirip jeruji penjara. Ah, ini pasti pertanda bahwa penghuninya adalah calon tamu bui.

Kedua petugas masuk melalui halaman rumput, tidak luas tapi cukup asri. Ada kolam besar di sebelah kanan berhias pohon bonsai. Ikan koi warna-warni berenang-renang di dalamnya. Begitu sampai di ambang pintu, Hyunji mengetuk tanpa ragu, seraya menengok ke arah mobil yang diparkir di sebelah kiri. Sebuah garasi tanpa pintu, kendaraan itu tertangkap oleh matanya dengan jelas.

"Ya? Siapa?" Pemilik rumah membukakan pintu. Lelaki 40-an—menurut informasi dari anak pemilik toko—bertampang masam, rambut terpangkas habis hingga mengkilap.

"Tuan Choi?" tanya Hyunji, disambut anggukan pria botak itu. "Kami polisi," sambungnya seraya menunjukkan lencana.

***

BLOODY BLOSSOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang