Sebundel kertas tergeletak di meja rapat. Hyunji, Taehyung, Yoongi dan Namjoon serta Jungkook mengelilinginya, hendak membedah isi kertas-kertas berisi informasi berharga bagi pekerjaan mereka. Pernyataan penting yang diseru Yoongi saat masuk ke ruangan Jungkook menjadi alasan terbesar mengapa dokumen tersebut perlu segera dibaca. Katanya, ada yang janggal.
Hyunji meraih dokumen berisi data penduduk Desa Huimang. Riwayat desa, latar belakang, lalu daftar warga yang tercatat pernah mendiami desa hantu tersebut. Menurut catatan, desa itu eksis sejak 1950-an hingga ditinggalkan pada pertengahan 90-an.
Tidak banyak data para penduduk desa. Terhitung hanya tiga generasi; generasi pertama yaitu para pendatang serta warga asli yang membentuk koloni dan membangun desa, generasi kedua adalah mereka yang seumuran dengan korban Lee dan Han, dan generasi ketiga adalah anak-anak dari generasi kedua yang rata-rata hanya menghabiskan sedikit masa hidup mereka di desa sebelum akhirnya pindah ke tempat lain.
Sekilas hanya catatan biasa, tidak ada yang salah. Namun, Yoongi menegaskan, "Coba periksa catatan penduduk generasi kedua. Maksudku ... catatan kematian mereka."
Hyunji membalik halaman. Taehyung, pun Jungkook penasaran dengan maksud ucapan Yoongi.
Data dimulai dari seorang penduduk yang lahir tahun 60-an, seorang pria, telah meninggal beberapa tahun lalu. Kecelakaan lalu lintas, Hyunji menggarisbawahi penyebab kematian pria itu. Berganti halaman, juga data seorang pria.
"Tabrak lari," gumam Hyunji.
Semua data penduduk lelaki, dari generasi kedua, hampir semuanya telah meninggal dengan penyebab yang serupa. Namun, tidak dengan mantan penduduk wanita. Sebagian dari mereka tercatat masih hidup, yang mati pun rata-rata meninggal akibat penyakit. Kalau diperhatikan, hampir semua penduduk pria yang datanya telah diperiksa tewas di jalan. Kecelakaan lalu lintas. Ini yang disebut janggal oleh Yoongi, benar.
Hyunji masih menggulirkan halaman. Tak terduga, dia menemukan data seseorang yang membuat perasaannya jadi tidak karuan. Seorang pria, cinta pertama Hyunji bahkan seumur hidupnya. Hoseok, identitas dan fotonya terbubuh di atas kertas. Mendiang sang ayah juga mantan penduduk Desa Huimang—Hyunji tahu itu.
"Hyunji, ayahmu ...." Taehyung merasa simpati.
"Ayah?" kejut Namjoon. "Ayahmu berasal dari Desa Huimang?"
Hyunji melihat sorot mata semua orang tertuju padanya. Semuanya pasti terkejut dan ingin mendengar penjelasan dari sang detektif. Bagaimana tidak, jika asumsi selama ini, para korban tewas terkait dengan desa, dan fakta bahwa ayah dari seorang penyidik merupakan warga desa tersebut, artinya ada keterkaitan antara dirinya dengan kasus yang tengah ditangani. Dan Hyunji adalah saksi.
"Detektif, mendiang ayahmu meninggal ... kecelakaan lalu lintas?" Jungkook baru tahu dari catatan di kertas. Dia memang tahu kalau Hyunji seorang yatim-piatu, tapi tidak pernah dengar cerita kematian kedua orang tuanya.
Hyunji tidak ingin mengaitkan kematian sang ayah dengan kasus yang bergulir, tetapi pertanyaan Jungkook seperti membuka praduga bahwa ada benang merah di antara kematian Hoseok serta korban Lee dan Han. Tidak—sekarang ungkapan itu salah, ada banyak warga desa yang mati "kecelakaan". Bukan hanya Hoseok, ataupun Lee, maupun Han.
"Ya. Ayahku tewas, kecelakaan." Hyunji meneguk ludah. "Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."
"Dia ... tewas ditabrak saat menyeberang jalan."
Ekspresi terkejut tampak pada wajah Jungkook, Yoongi, dan Namjoon.
"J-jinjja?" Namjoon terbata-bata saking terkejutnya.
"Dan kau menyembunyikan fakta bahwa ayahmu memiliki ciri yang mirip dengan korban yang kasusnya sedang berjalan?" Jungkook tak menunjukkan simpati. Dia lebih peduli dengan kasus.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOODY BLOSSOM
FanfictionKasus-kasus bermekaran di musim semi dan Hyunji tidak bisa menikmati keindahan musim berbunga itu seperti mandat Hoseok, sang ayah. Namun, kasus kali ini justru menggiringnya mengungkap insiden yang membuat sang ayah gugur. Bersama para rekan satu t...