ORIGAMI (14)

1.2K 230 7
                                    

Kedatangannya di sekolah tentu membuat heboh seluruh penjuru Hanlim. Suasana sekolah yang beberapa hari ini terasa tenang dan damai, mungkin sebentar lagi akan berubah setelah kembalinya seorang Lalisa Kim. Gadis berponi itu tampak turun dari mobil sport mahalnya. Rambut blonde yang di biarkan terurai, juga wajahnya yang memang begitu cantik, membuat siapa saja yang melihatnya tentu akan memujanya.

Semua murid di sana sesekali mencuri pandang pada putri bungsu pemilik sekolah itu. Mereka tak berani untuk terus terang menatap Lisa. Jika hal itu terjadi, bisa di pastikan mereka akan mendapat masalah. Tatapan kagum, juga takut, hanya itu yang mereka berikan setiap kali berpapasan dengan Lisa. Kagum akan pahatan sempurna wajah gadis itu, namun takut karna sikap Lisa yang terkenal suka membully.

Lisa melangkah perlahan memasuki gedung sekolahnya. Memilih untuk tidak mempedulikan tatapan orang-orang di sana. Ia sedang tak ingin mencari keributan. Meski suasana hatinya sedang buruk sekarang.

"Woahhh Lisa! Kau datang!"

Eunha berseru saat melihat Lisa berjalan memasuki kelas. Tak bisa di pungkiri jika dua gadis yang tak lain adalah teman Lisa, mereka begitu merindukan kehadiran gadis berponi itu di sekolah.

"Akhirnya kau datang juga Lisa." ucap Sana. Ia menghampiri Lisa yang sudah duduk di bangkunya.

"Mianhae tak bisa menjengukmu di rumah sakit. Aku harus menemani Ibuku mengunjungi nenek." gadis mungil berambut pendek itu sedikit menyesal karna tak bisa melihat Lisa yang di rawat di rumah sakit.

Lisa hanya mengangguk menanggapi. Ia menatap sekeliling, kelasnya tampak sepi. Padahal saat ia masuk tadi banyak murid yang tengah berada di kelas.

Seminggu tak hadir di sekolah sepertinya membuatnya melupakan sesuatu. Tentu saja murid-murid tadi memilih keluar kelas saat dirinya datang.

Sebegitu menakutkannya kah dirinya hingga mereka tak ingin berdekatan dengannya?

"Lisa-ya, kau tau gadis yang Rosè selamatkan saat kita merundungnya, sekarang dia bahkan dekat dengan teman kakakmu."

Lisa menoleh mendengar ucapan Eunha, ia tentu paham siapa yang di maksud temannya itu. Gadis yang sempat membuatnya marah besar beberapa waktu lalu.

"Gadis itu semakin tak tau diri karna dekat dengan Joy Park. Apa istimewanya, bahkan saat itu kakakmu sempat mengantarnya pulang." Sana ikut menambahi.

Ucapan kedua temannya membuat Lisa tersenyum miring. Sejak kapan saudari kembarnya itu begitu peduli pada junior yang ia ganggu. Bahkan sampai mengantarnya pulang. Itu terdengar berlebihan.

"Ku rasa sebentar lagi gadis itu dekat dengan kakakmu. Jika aku jadi Rosè, aku tak sudi dekat dengan gadis seperti Yewon."

Obrolan ketiga gadis itu terhenti saat seorang guru tampak memasuki kelas mereka. Pelajaran pertama akan segera di mulai, dan ini untuk pertama kalinya Lisa tidak membolos di jam pertama. Biasanya gadis itu akan memilih pergi rooftop atau ke kantin. Ia sangat jarang mengikuti pelajaran di kelas.

.

.

.

Kembali menyusuri setiap sudut sekolah mungkin adalah hobi Yewon sekarang. Menghabiskan waktu istirahat dengan berkeliling. Kali ini Yewon memilih pergi ke perpustakaan sekolahnya. Ia di buat tercengang dengan besarnya perpustakaan itu. Banyak jajaran buku terpajang di rak. Yewon menyusuri setiap deretan buku yang tertata rapi. Ia tidak begitu hobi membaca. Menurutnya buku-buku itu justru akan membuatnya pusing.

Akh...

Rintihan lirih seseorang menarik perhatian Yewon. Gadis itu menatap sekitar, memastikan dari mana asal rintihan itu. Yewon tampak melangkah, ia terkejut saat mendapati seorang gadis terduduk dengan wajah menahan sakit.

ORIGAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang