Jisoo tampak baru saja keluar dari gedung kampusnya. Keadaan kampus mulai sepi, hanya beberapa mahasiswa yang masih terlihat berlalu-lalang. Gadis itu melangkah menuju parkiran, ia segera memasuki mobilnya untuk bergegas pulang.
Jisoo menjalankan mobilnya perlahan membelah jalanan ibukota. Sudah beberapa hari ia sering kali pulang malam. Tentu saja itu karna jadwal kuliahnya yang padat. Meski begitu ia tak pernah mengeluh.
Jisoo tampak berkendara dengan kecepatan sedang. Entah mengapa malam ini jalanan terlihat lebih padat. Tidak seperti malam-malam sebelumnya.
Sibuk dengan kemudi, atensi Jisoo teralihkan pada sebuah benda yang sejak kemarin ia letakkan di dashboard mobil. Hingga hari ini ia belum mengembalikan benda itu pada pemiliknya.
Sesuatu yang membuatnya sempat mengira jika pemilik benda itu adalah adiknya yang dulu menghilang. Namun kenyataannya di dunia ini tak hanya adiknya yang menyukai origami.
Jisoo teringat saat pertama kali ia melihat Jennie, wajah yang langsung mengingatkannya pada mendiang adiknya. Nama yang sama, bahkan memiliki kegemaran yang sama. Namun ia pikir itu hanya sebuah kebetulan, saat ia tau jika Jennie hanya orang yang mirip dengan mendiang adiknya.
Jennie Kim adalah adiknya yang sudah lama meninggal. Dan Lee Jennie adalah orang yang kebetulan mirip. Meski Rosè sempat berpikir jika Lee Jennie adalah Jennie Kim. Tapi hal itu tak mudah mereka percayai, mengingat Jennie memiliki keluarga sendiri.
Sibuk dengan pikirannya pada gadis yang mirip mendiang adiknya, Jisoo tidak sadar jika mobil di depannya berhenti karna lampu lintas berubah warna. Jisoo langsung menginjak rem mobil, namun ia terlambat melakukannya karna mobilnya tetap menghantam mobil di depannya.
Tubuh Jisoo terhuyung, pelipisnya membentur kemudi hingga membuatnya mengeluarkan darah. Jisoo mengangkat kepalanya, menatap pada mobil putih di hadapannya yang terdorong ke depan. Jisoo terkejut, baru saja ia melakukan kesalahan. Ia harus segera turun untuk memastikan keadaan pemilik mobil yang tak sengaja ia tabrak dari belakang.
Belum sempat ia turun, ia membulatkan matanya saat melihat mobil putih itu di hantam sebuah truk. Jisoo menutup mulutnya dengan satu tangan saat dengan jelas ia melihat mobil itu terguling beberapa kali. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Keadaan di hadapannya benar-benar kacau. Mobil putih itu sudah dalam keadaan tak berbentuk.
.
.
.
Jisoo terduduk di balkon kamar dengan tatapan hanya lurus ke depan. Pikiran gadis itu terus mengingat kejadian dua hari lalu. Saat seseorang harus celaka karna ulahnya. Rasa bersalah terus menghantui Jisoo, semakin merasa bersalah saat ia tau jika gadis yang celaka karnanya adalah Sowon.
Hingga hari ini gadis itu belum mengakui kesalahannya di depan keluarga Sowon. Entah bagaimana kondisi putri sulung keluarga Lee itu. Namun saat ia mengingat kondisi mobil yang di naiki Sowon, ia bisa menduga jika kondisi Sowon tidaklah baik-baik saja.
Seorang pria tampak menghampiri Jisoo. Pria yang tak lain adalah Woobin, sudah beberapa kali ia melihat putrinya menyendiri lalu melamun. Woobin tentu tau apa yang sedang di pikirkan putri sulungnya itu.
"Jisoo-ya."
Gadis bersurai hitam itu menoleh, ia menatap sang Ayah yang melangkah menghampirinya.
"Jangan terlalu di pikirkan."
Bagaimana mungkin Jisoo tak memikirkannya, bahkan ia tak bisa tidur dengan baik karna rasa bersalahnya pada Sowon dan keluarga Sowon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI
FanfictionDia menyukai origami. Seorang gadis yang harus terpisah dari keluarganya karna sebuah kecelakaan besar. Membuatnya harus kehilangan seluruh ingatannya. Semua kehidupannya berubah. Tapi satu hal yang tetap sama pada dirinya, ia tetap menyukai origami...