ORIGAMI (20)

1.3K 229 30
                                    

"Nona Jennie baru pulang." sapa salah seorang penjaga mansion yang melihat Jennie turun dari mobil.

Gadis berpipi mandu itu tak menggubris, ia memilih untuk segera melangkah memasuki mansion. Beberapa maid tampak membungkuk saat ia melewatinya. Baru akan menginjakkan kaki di anak tangga pertama, langkahnya terhenti. Ia memegangi kepalanya yang sedikit berdenyut.

"Jennie!"

Sowon segera menuruni anak tangga saat atensinya menangkap Jennie yang tampak memegangi kepalanya. Sulung Lee itu tentu tau tentang Jennie yang menginap di mansion Kim. Ia juga tau perihal adiknya yang sempat pingsan.

"Kau baik-baik saja?"

Mengabaikan tentang keduanya yang tak saling bertegur sapa hingga beberapa hari, kini Sowon lebih mengkhawatirkan Jennie. Wajah adiknya sedikit pucat, tampak jika Jennie tengah menahan sakit.

"Eomma! Appa!"

Mendengar suara Sowon, tak lama Suzy dan Jongsuk datang menghampiri kedua putrinya. Suzy tentu panik saat melihat keadaan Jennie.

"Appa akan membawanya ke kamar." ucap Jongsuk seraya mengangkat tubuh Jennie yang mulai melemas. Pria itu segera melangkah menaiki anak tangga, di ikuti Sowon dan Suzy. Jongsuk bisa mendengar rintihan kecil gadis dalam gendongannya itu. Jennie terus merintih seraya memegangi kepalanya.

Sampai di lantai dua, bersamaan dengan Yewon yang keluar dari kamar. Gadis itu tampak sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Baru saja ia keluar ia di kejutkan dengan pemandangan sang kakak yang berada dalam gendongan sang Ayah.

"Jennie Unnie!"

Yewon panik, gadis itu bergegas mengikuti Ayahnya yang membawa Jennie ke dalam kamar.

"Eomma, apa yang terjadi? Ada apa dengan Jennie Unnie?"

Suzy tidak menjawab, ia hanya merangkul tubuh Yewon agar tetap tenang. Mempercayakan pada sang suami yang kini tengah memeriksa Jennie.

"Jennie-ya, kau dengar Appa?"

"Eoh." Jennie menjawab dengan suara lirih. Matanya tampak terpejam guna menghilangkan rasa sakit di kepalanya.

"Sejak kapan kau sering merasakan sakit kepala?"

Mata Jennie terbuka perlahan. Kepalanya memang sesekali sakit, namun sejak ia pindah ke Seoul ia lebih sering merasakannya.

"Apa ada hal serius?" tanya Suzy yang tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Jongsuk tidak menjawab, ia hanya menatap pada Suzy. Ini bukan hal baru untuk seseorang yang sempat mengalami hilang ingatan.

"Nanti aku akan membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut."

Mendengar ucapan sang Ayah, Yewon menduga jika ada hal serius mengenai kondisi kakaknya. Yewon terlihat menaiki tempat tidur Jennie. Ia ikut membaringkan tubuhnya tepat di sebelah Jennie.

"Unnie." lirih Yewon seraya memeluk tubuh sang kakak.

Jennie menoleh, ia membalas pelukan Yewon, mengusap lembut puncak kepala adiknya.

"Mianhae Unnie tak menepati janji semalam."

Jennie bisa merasakan kepala Yewon yang menggeleng. Adiknya itu semakin mengeratkan dekapannya.

"Jangan meminta maaf, Unnie tak salah."

Seperti apapun kesalahan Jennie, Yewon tak akan bisa marah. Meski semalam ia sempat kecewa, namun rasa kecewa itu hilang berganti kecemasan yang luar biasa. Melihat Jennie pulang dalam keadaan tak baik-baik saja tentu membuatnya khawatir.

ORIGAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang