ORIGAMI (22)

1.2K 224 33
                                    

BRAKK!!

Tubuhnya terhuyung ke depan saat sesuatu menghantam keras belakang mobilnya, membuat mobil berwarna putih itu terdorong ke tengah-tengah persimpangan. Jantung Sowon berdetak dua kali lebih cepat, ia terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Kepalanya menoleh ke belakang, sebuah mobil baru saja menabraknya dari belakang.

"Unnie suara apa itu? Kau baik-baik saja Unnie?"

Sowon tersadar jika ia masih terhubung dengan Jennie. Berusaha menormalkan kembali detak jantungnya, Sowon mencoba menjawab suara Jennie yang terdengar panik.

"E-eoh, bukan apa-apa Jennie-ya."

Sowon kembali menatap mobil berwarna hitam yang baru saja menabrak bagian belakang mobilnya. Gadis itu ingin turun menghampiri sang pengemudi yang menurutnya ceroboh. Beruntung dirinya masih baik-baik saja.

Sowon mengurungkan niatnya untuk turun, menyadari jika posisi mobilnya saat ini berada di tengah-tengah persimpangan.

Sowon berniat menjalankan mobilnya untuk menepi. Posisinya tentu akan menganggu pengguna jalan lainnya. Belum sempat ia menginjak pedal gas, sebuah truk terlihat melaju kencang ke arahnya. Kejadiannya begitu cepat hingga Sowon tak sempat menghindar, truk itu menabrak bagian samping mobilnya, tepat di mana ia duduk. Mobil Sowon terguling beberapa kali. Belum sampai di situ, mobil dari arah lain ikut menghantam mobil Sowon.

Kecelakaan tak terhindarkan, melibatkan beberapa kendaraan kecil juga truk. Keadaan mobil Sowon sudah tak berbentuk. Mobil mewah itu dalam kondisi terbalik setelah di hantam mobil lain berkali-kali.

Bau anyir, asap dari mesin mobil yang keluar, keadaan di persimpangan jalan raya itu benar-benar kacau. Semua pengguna jalan berteriak histeris melihat kejadian itu. Sebagian dari mereka segera menelpon polisi dan ambulan.

"Unnie!"

"Sowon Unnie jawab aku!"

"Apa yang terjadi? Mengapa suara-suara itu terdengar mengerikan?"

Ponsel itu masih terhubung dengan adiknya, namun benda itu sudah terlepas dari tangan Sowon.

Tubuhnya terasa remuk, darah segar terus keluar dari kepala juga bagian tubuhnya yang lain. Tatapannya mengabur, ia berusaha keras mempertahankan kesadarannya. Berusaha mengeluarkan suaranya untuk menjawab suara sang adik.

"Unnie!"

Menahan rasa sakit di sekujur tubuh, Sowon mencoba berbicara agar tak membuat Jennie semakin panik.

"Gwen-chana."

Suara itu terdengar lirih dan begitu lemah. Sowon menggigit bibir bawahnya agar tak merintih. Ia tak ingin adiknya mendengar rintihannya.

"Katakan apa yang terjadi Unnie? Mengapa suaramu seperti itu?"

"Gwenchana Jennie-ya."

Sudut mata Sowon mengeluarkan air mata, melihat kondisinya yang begitu mengenaskan sekarang. Mobil yang ia tumpangi terbalik. Seluruh tubuhnya terluka dan tak berhenti mengeluarkan darah. Rasanya ia tak mampu untuk sekedar menggerakkan tubuhnya.

Beberapa menit lalu ia masih berbincang dengan sang adik. Ingin segera pulang dan bertemu adiknya yang beberapa hari ini ia rindukan. Namun naas, kejadian buruk justru menimpanya.

Kecelakaan itu tak hanya melibatkan dirinya, Sowon juga melihat mobil-mobil lain yang sudah tak berbentuk. Beberapa dari para korban mulai di evakuasi, namun belum ada dari para tim medis yang datang menyelamatkannya.

ORIGAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang