Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa matahari sudah tergelincir di titik tertingginya. Xia Mei memutuskan untuk membeli baju lalu segera pulang.
Xia Mei menyambangi beberapa toko baju yang menurutnya memiliki koleksi paling bagus dan cocok dengannya, dan pasti harganya terjangkau. Di toko pertama Xia Mei tidak membeli apa pun. Sebagian besar baju yang dijual di toko itu berkualitas bagus, otomatis harganya pun mahal. Ia lalu menuju toko kedua, berada tidak jauh dari toko pertama. Harga di toko kedua cukup terjangkau. Bahan yang dipakai juga lumayan lembut dan sepertinya nyaman dipakai. Tapi sayangnya, baju-baju yang dijual terlalu mencolok dan ramai. Itu sangat tidak cocok dengan gaya Xia Mei.
Xia Mei mencari toko lain. Di toko ketiga ini, Xia Mei menemukan baju yang sesuai keinginannya. Baju dengan warna cerah, berbahan lembut dan nyaman dipakai, dan pasti harganya pas dikantong. Namun sayang, hari ini Xia Mei sedang tidak beruntung, hanya tersisa 3 baju dengan harga murah. Sisanya terlalu mahal untuk Xia Mei.
Xia Mei membeli ketiga baju itu. Ia meminta si penjual untuk melipat baju itu menjadi lebih kecil sebelum memasukannya kedalan kantong, agar mudah membawanya. Setelah membayar, Xia Mei segera menuju ke toko yang berada tepat di depan toko ketiga. Disana terdapat beberapa pilihan warna. Mulai dari warna gelap sampai warna cerah ada di toko keempat ini.
'Duh. Beli yang mana yah. Modelnya bagus-bagus.' Pikir Xia Mei. Kebingungan menentukan baju yang akan ia beli.
"Permisi nona. Ada yang bisa saya bantu?" Seorang wanita menghampiri Xia Mei yang sedang kebingungan memilih baju.
Xia Mei lalu meminta si wanita untuk memilihkan baju sesuai dengannya. Wanita itu terlihat sangat ramah saat menunjukkan beberapa baju dengan berbagai macam model dan warna, yang menurutnya sesuai dengan Xia Mei. Xia Mei memilih 5 baju yang paling simple. Terdiri dari 2 lapis, lapis pertama berwarna lebih tua dari lapis kedua. Terdapat bordiran bermotif bunga dibagian kerah. Sedangkan pada lapisan kedua terdapat seperti selendang yang melingkar di bagian pinggang. Ia memilih 2 warna merah muda, kuning, hijau, dan biru langit.
"Maaf nyonya, apa disini juga menjual cadar?"
"Tentu saja. Nona ingin membeli cadar seperti apa? Yang polos atau berenda?"
"Yang polos. Tolong sesuaikan dengan warna baju yang saya beli."
Wanita itu berjalan ke belakang, untuk mengambil cadar sesuai keinginan Xia Mei. Tidak membutuhkan waktu lama bagi si wanita penjual untuk mengambil beberapa cadar. Wanita itu lalu menunjukannya pada Xia Mei. Warnanya sama persis seperti baju yang ia beli. Lalu Xia Mei meminta si wanita penjual itu untuk menghitung total keseluruan belanjaanya.
"Total keseluruhan 140 keping perak, nona." Xia Mei memberikan 2 keping emas kepada si wanita penjual untuk membayar belanjaanya. Xia Mei menerima 60 keping perak sebagai kembalian.
Setelah membeli beberapa baju yang ia butuhkan, Xia Mei memutuskan untuk kembali ke kediamannya. Lagipula, kondisi pasar sudah mulai sepi.
Selama perjalanan pulang, Xia Mei memikirkan banyak hal. Ada banyak hal yang harus ia selesaikan, namun ia tidak tahu harus memulai dari mana.
'Sepertinya akan sulit kalau aku memulai balas dendam dalam waktu dekat.' Xia Mei menghela nafas berat.
Xia Mei benar-benar tidak memiliki rencana apa pun. Kalau Xia Mei ingin menghabisi langsung orang-orang yang sudah menindasnya, itu pasti mustahil. Apalagi ia baru menguasai teknik qinggong. Memang, Xia Mei masih mengingat gerakan bela diri yang ia pelajari di kehidupan pertamanya. Tapi itu saja tidak cukup untuk menghadapi orang-orang di dunia ini yang memiliki kekuatan supernatural. Xia Mei akan kalah dalam sekali serangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Mei
FantasySavina Ayuning Oktarina, seorang gadis 21 tahun harus mengalami kecelakaan hebat, yang membuat jiwanya terlempar ke dunia antah berantah. *** "Aku adalah Putri Qi Xia Mei yang asli, dan Vivin adalah namamu." *** "Kalian benar-benar tidak memiliki p...