Chapter 9

116 22 6
                                    

Angin bertiup semakin kuat, sangat kuat hingga salah satu dahan pohon patah, padahal dahan itu cukup besar dan masih kokoh menyatu dengan pohonnya. Dahan itu terbang tertiup angin ke arah Xia Mei. Nyaris, dahan itu hampir saja menghantam kepala Xia Mei, jika Zhuyao tidak menembakkan elemen api miliknya, hingga dahan itu terbakar, hangus menjadi abu.

'kuharap kau mampu menghadapinya, Mei.' Batin Zhuyao.

Xia Mei dan Lian Niu berjalan menghampiri Zhuyao yang berada jauh di depan, berdiri tegap seperti tidak terjadi apa pun.

"Zhu! Kita harus pulang. Berbahaya berada di luar saat ada badai. Kau juga, Lian." Ujar Xia Mei.

Zhuyao menggeleng. "Tidak! Tunggu sebentar lagi."

Xia Mei bingung, tidak tahu apa yang ada di pikiran Zhuyao. Lihatlah pria itu sekarang, ia tengah menatap Xia Mei dengan wajah datarnya. Apa ia tidak melihat kondisi sekitarnya saat ini?

"Apa kau tahu apa yang sedang terjadi?" Tanya Lian pada Zhuyao.

Zhuyao mengangguk. Jelas, ia tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Ia sudah mengetahuinya sejak hari pertama angin bertiup dengan tidak normal. Tapi ia tidak tahu jika Xia Mei terlibat di dalamnya. Ia senang mengetahui hal itu, juga takut. Ia takut, karena nyawa Xia Mei dipertaruhkan.

"Mungkinkah Sang Legenda telah bangkit?" Lian kembali bertanya pada Zhuyao.

"Benar, ia akan segera datang."

Xia Mei benar-benar bingung, tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan dua manusia di depannya ini. Sang Legenda? Siapa yang bicarakan. Apakah ia pahlawan di kekaisaran ini? Atau apa?

Saat sedang memikirkan siapakah Sang Legenda yang dimaksud, Xia Mei melihat angin puting beliung yang meliuk-liuk tidak beraturan. Menerbangkan pohon-pohon disekitar. Kini Xia Mei, Zhuyao, serta Lian berada di dalam perisai es yang di buat Lian. Perisai itu berbentuk bundar, dan bening. Mereka bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di luar.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?" Tanya Xia Mei. Wajahnya terlihat panik dan ketakutan. Sama seperti Lian.

"Jika aku benar, maka Kak Mei harus bertarung." Kalimat yang di katakan Lian semakin membuat Xia Mei kebingungan.

"Kenapa harus aku? Ada Zhuyao yang jauh lebih kuat dibandingkan aku."

"Hanya kau yang bisa mengalahkannya, Mei." Kali ini wajah Zhuyao diselimuti kekhawatirannya pada Xia Mei.

"Kalian sedang membicarakan apa sih, huh? Siapa Sang Legenda yang kalian maksud itu? Dan apa hubungannya denganku?"

"karena ia memilihmu, Xia Mei." Zhuyao menatap lekat kedua mata Xia Mei. Posisi keduanya kini tengah berhadapan.

"Dengarkan aku! Jika Sang Legenda datang, kalahkan, dan taklukkan dia. Setelah itu kau harus ikat ia dalam sebuah kontrak, kau mengerti?" Tegas Zhuyao.

Xia Mei menggeleng. Ia tidak tahu apa-apa, lalu sekarang ia harus mengalahkan sesuatu yang terdengar sangat mengerikan? Yang benar saja.

"Percayalah padaku! Aku merasakannya, begitu pun Lian. Kami sama sepertimu."

"Lihat, dilangit!" Pekik Lian, menginstruksi Xia Mei juga Zhuyao.

Seekor naga muncul dari balik gumpalan awan putih di langit. Naga itu meliuk-liuk di antara gumpalan awan. Sesekali naga itu menghilang, menyatu dengan angin yang berhembus. Naga itu seperti terbentuk dari sekumpulan angin, yang terbungkus oleh sesuatu yang tidak kasat mata yang berbentuk seekor naga. Selain itu, terdapat sepasang tanduk, dan rumbai-rumbai disekeliling kepalanya.

Wang MeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang