Chapter 13

115 20 2
                                    

Di pertemuan yang kedua kalinya dengan Qibo, entah mengapa Xia Mei merasa familier dengan wajah Qibo. Ia seperti sudah sangat dekat dengan dengan Qibo. Tapi siapa? Xia Mei benar-benar tidak bisa mengingatnya. Atau seseorang dari kehidupan pertama Xia Mei?

"Kamu tahu, Qibo? Kamu sangat mirip dengan seseorang, tapi aku tidak tahu siapa orang itu."

"Aduh, p-perutku... Perutku tiba-tiba sakit kak." Rintih Qibo.

Mata Xia Mei membelalak lebar melihat Qibo tiba-tiba kesakitan sambil memegangi perut, padahal beberapa detik yang lalu ia baik-baik saja. Xia Mei bingung, ia tidak pernah meninta Zhuyao mengajari tentang ilmu pengobatan. Mau minta bantuan pun tidak bisa, tidak ada orang lain di sekitar mereka.

"Emangnya tadi kamu makan apa sih, kok bisa seperti ini?" Kata Xia Mei panik.

Dalam keadaan seperti ini Xia Mei benar-benar tidak bisa berpikir jernih.

"Tidak tahu kak, tapi ini sakit banget, aku enggak kuat." Xia Mei celingak-celinguk, kali aja ada seseorang melewati taman ini.

"Aku pulang dulu aja kak, kalau sakit begini biasanya harus ada yang dikeluarin."

Beruntung Xia Mei memiliki otak tanggap, tanpa harus berpikir dua kali ia sudah tahu apa yang dimaksud anak kecil di sampingnya ini.

"Yaak! Kau menjahiliku, bocah!? Sudah sana pergi, jangan sampai keluar di celana!!"

Tanpa rasa bersalah, Qibo malah cengengesan melihat ekspresi kesal milik Xia Mei. Anak itu lari terbirit-birit meninggalkan Xia Mei yang masih kesal.

Xia Mei kembali ke Paviliun Mawar Hitam setelah melahap habis kudapannya. Sama seperti sebelumnya, semua orang yang ada di pasar menatap terpukau sosok Xia Mei. Dalam benak mereka bertanya-tanya, "siapa gerangan wanita cantik ini?" Mereka menduga jika Xia Mei salah satu rombongan dari Kekaisaran Kuangye. Mereka tidak tahu, jika perempuan yang mereka sanjung merupakan putri yang selama ini dianggap buruk rupa.

Banyak pula pria berhidung belang yang terang-terangan menggoda Xia Mei. Hingga pada saat Xia Mei tiba di area yang sangat sepi, ia dicegat sekelompok pria berpenampilan menyeramkan. Mereka ada empat orang, salah satunya berbadan gempal. Mungkin mereka mengira Xia Mei bukan perempuan yang pandai bela diri, atau pun lemah dalam mengendalikan elemennya. Karena memang, sedari tadi Xia Mei tetap menekan Mana-Nya agar tidak keluar.

Xia Mei memasang posisi kuda-kuda, bersiap siaga jika mereka berani mendekat. "Tenang saja nona cantik, tidak perlu takut, kami bukan penjahat. Kami hanya ingin mengajak nona untuk berbincang santai saja, nona mau ikut? Atau kau mau melayani kami dengan tubuh indahmu itu?" keempat pria itu tertawa terbahak-bahak.

'Ck, dasar sampah masyarakat. Mungkin aku bisa menggunakan mereka sebagai pemanasan, kau setuju, Kun?' Tanya Xia Mei kepada Kun lewat telepati.

"Terserah kau saja, Xia.' Jawab Kun.

Xia Mei tersenyum sinis memperhatikan satu per satu keempat pria di hadapannya. Seolah merasa di tantang oleh senyum sinis Xia Mei, pria berbadan gempal maju untuk mencekal tangan Xia Mei. Beberapa detik sebelum tangan itu menyentuh tangan Xia Mei, terlebih dulu Xia Mei melepas energi Mana-nya.

Energi Mana yang sangat kuat dan pekat menguar dari tubuh Xia Mei. Mengintimidasi keempat pria yang kini perlahan melangkah mundur, menjauhi Xia Mei. Karena mereka tahu, mereka tidak akan bisa menang melawan Xia Mei yang memiliki energi Mana seperti seorang kaisar.

"Kalian mau ke mana, hah? Katanya ingin berbincang denganku."

Xia Mei melangkah maju, membuat pria berbadan gempal tersandung kakinya sendiri. Xia Mei meraih kaki si pria gempal, mencengkeramnya dengan sangat erat hingga membuat si empunya meringis kesakitan.

Wang MeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang