Xia Mei yang merasa tidurnya terganggu akhirnya membuka mata. Seketika tubuhnya menegang saat melihat dua orang pria asing berpakaian hitam berdiri dihadapannya sambil mengacungkan pedang, lalu satu pria lainnya berdiri tepat di samping kasur Xia Mei sambil tersenyum, senyum yang menurut Xia Mei sangat mengerikan.
“Si.. Siapa kalian! To.. Tolong!” Teriak Xia Mei, namun percuma karena setiap malam paviliun mawar hitam tidak pernah dijaga oleh satu penjaga pun, mereka tidak ingin membuang waktu tidur mereka hanya untuk menjaga putri yang ditelantarkan oleh Kaisar. Jingyi juga pasti tidak mendengar karena kamarnya berada di ujung paviliun.
“Sssttt lebih baik anda diam saja Putri, karena berteriak pun tidak ada yang sudi menolong putri yang tidak berguna sepertimu, mengerti?” Tubuh Xia Mei bergetar mendengar bisikan dari pria di sampingnya.
‘Siapa lagi mereka, apa mereka akan membunuhku? Aku takut. Siapa pun tolong aku.’ Batin Xia Mei terisak.
“Bagus! Kau diam saja dan kami tidak akan menyakitimu!” Ucap Dang.
“Ding, Dong! Geledah kamar ini, ambil seluruh barang berharga yang ada!” Dua pria yang dipanggil Ding dan Dong mengangguk mematuhi perintah dari Dang, ketua komplotan mereka.
Ding dan Dong menyisir setiap sudut kamar Xia Mei, membuka satu per satu lemari yang ada. Kotak yang berisi buku-buku Xia Mei juga tidak luput mereka periksa.
“Kosong”
“Kosong”
Ucap Ding dan Dong kompak saat tidak menemukan satu barang pun yang bisa mereka curi. Tentu saja, apa yang diharapkan di rumah seorang putri yang ditelantarkan? Perhiasan bertabur permata? Pakaian berbahan sutra mahal? Tentu tidak akan kalian temukan hal-hal seperti itu, yang ada hanya baju kumal yang tidak ada bedanya dengan baju rakyat jelata.
“Kalian yakin sudah memeriksa seluruh kamar ini?”
“Hanya ada pakaian kumal dan tumpukan buku di dalam kotak itu.” Jelas Dong.
“Tak apa, kita sudah mendapatkan bayaran yang sangat mahal dari misi ini.” Ujar Dang menyeringai menatap kearah Xia Mei yang masih gemetar ketakutan, lalu memukul tengkuk Xia Mei hingga pingsan supaya tidak berontak dan mudah untuk dibawa.
“Lalu akan kita bawa kemana gadis ini?” Tanya Ding.
“Ke tempat biasa.” Jawab Dang.
Dang keluar lebih dahulu, lalu diikuti Ding yang membopong Xia Mei di pundaknya dan yang terakhir Dong, tidak lupa Dong menutup jendela seperti semula, sesuai prinsip mereka ‘Jangan pernah meninggalkan jejak atau bukti kedatangan ‘Hua’ (nama komplotan mereka), dan terbukti selama ini mereka belum pernah tertangkap atau dinyatakan bersalah atas kejahatan yang mereka perbuat karena minim bukti.
Sesampainya mereka di markas sementara mereka yang berada di dalam hutan yang tidak jauh dari pinggiran sungai Yunqi, Ding melempar Xia Mei hingga tersadar dari pingsan. Xia Mei yang sudah sadar langsung mberingsut, merangkak menjauhi 3 orang yang telah menculiknya itu.
“Hiks... Tolong jangan sakiti aku.” Tubuh Xia Mei semakin bergetar ketakutan saat Dong menghampirinya, membelai wajah Xia Mei lalu tersenyum sinis, kemudian tertawa keras membuat Xia Mei semakin terisak.
“Aku tidak tahu kenapa orang itu mau membayar kami dengan harga yang sangat mahal hanya untuk membunuh gadis lemah sepertimu. Lihat dirimu, wajah buruk rupa, lemah, tidak memiliki energi Mana, dan ditelantarkan oleh keluarganya.” Ucap Dong.
Plak
Tepat setelah Dong menyelesaikan kalimatnya, ia menampar keras pipi Xia Mei hingga tersungkur ke tanah. Melihat adegan tersebut membuat kedua orang yang berdiri di belakang Dong ikut tertawa keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wang Mei
פנטזיהSavina Ayuning Oktarina, seorang gadis 21 tahun harus mengalami kecelakaan hebat, yang membuat jiwanya terlempar ke dunia antah berantah. *** "Aku adalah Putri Qi Xia Mei yang asli, dan Vivin adalah namamu." *** "Kalian benar-benar tidak memiliki p...