Chapter 10

129 20 2
                                    

“Sekali lagi terima kasih banyak, Kak Mei. Aku benar-benar tidak tahu mau tinggal di mana lagi, kalau Kak Mei tidak mengizinkanku untuk tinggal di Paviliun ini. Susah payah aku membangun rumah itu sendirian, tapi sekarang malah hancur berantakan.” Ujar Lian.

Kemarin saat mengetahui bahwa rumah kecil di tengah hutan yang hancur tertimpa pohon ternyata milik Lian, Xia Mei merasa sangat bersalah, dan menawarkan untuk tinggal di Paviliun Mawar Hitam.

Awalnya Lian terkejut dan tidak percaya, jika perempuan yang baru ia kenal dan ia panggil Kak Mei adalah Putri Qi Xia Mei. Yang lebih mengejutkannya lagi, Putri Xia Mei yang selama ini dikenal rakyat Tiejiang sebagai putri yang buruk rupa, penyakitan dan lamah ternyata sangatlah kuat dan cantik jelita. Bahkan saking kuatnya Xia Mei mampu menarik roh spirit legendaris dan menjadikan Xia Mei sebagai tuan.

“Tidak perlu berterima kasih, karena aku juga bersalah dalam hal ini. Jadi, kau tidak perlu sungkan untuk tinggal di paviliun ini. kalau kau membutuhkan sesuatu, bilang saja pada Jingyi atau para penjaga paviliun ini.” Lian tidak percaya ternyata masih ada bangsawan yang memiliki hati yang baik, dan tulus pada rakyat jelata seperti dirinya.

Tapi Lian juga sedikit takut jika Kaisar Qi mengetahui ada orang asing tinggal di wilayah kekaisaran tanpa seizinnya. Ia takut jika Xia Mei terkena masalah karena menolongnya. Apalagi ia tahu, hubungan Xia Mei dengan Kaisar Qi sangatlah tidak baik.

“Tapi apa benar tidak masalah kalau aku tinggal di sini. Bagaimana jika Kaisar Qi marah saat tahu ada orang asing tinggal di istana tanpa izin darinya? Kak Mei juga pasti terkena imbasnya.” Xia Mei menggeleng.

Ia sama sekali tidak peduli dengan masalah itu. Karena menurut Xia Mei, kaisar tua itu tidak punya hak untuk melarang apa pun yang ia lakukan.

“Kau aman di sini, kaisar itu tidak akan peduli apa pun yang berhubungan denganku.” Sorot mata Lian terlihat sedih mendengar pernyataan Xia Mei.

Kamar Xia Mei lengang sebentar. Hanya sesekali terdengar suara Yuu yang mengeong di pangkuan Lian. Kedua perempuan itu sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara cempreng Jingyi terdengar dari balik pintu kamar Xia Mei.

“Sarapan sudah siap!!!”

Xia Mei juga Lian terlihat senang, karena setelah sekian lama menahan lapar sejak tadi pagi akhirnya makanan datang juga. Jingyi menyajikan makanan di atas meja kotak yang biasa di pakai. Sarapan kali ini terasa hikmat, tidak ada percakapan antara Jingyi maupun Xia Mei. Sementara Lian yang  baru bergabung terlihat sungkan, dan tidak enak untuk membuka suara. Mungkin ia berpikir, ia harus menjaga tata krama saat makan, karena saat ini ia berada di wilayah istana.

“Kalau boleh tahu, kenapa kau tinggal sendirian di hutan? Apa orang tuamu tidak mencarimu?” Jingyi memulai percakapan.

Xia Mei mengangguk penasaran atas pertanyaan Jingyi untuk Lian. Xia Mei memang menceritakan kejadian di desa Rowen, tapi ia tidak menceritakan di bagian saat ia berhasil mengikat kontrak roh spirit. Juga tentang Lian yang memiliki roh spirit es.

“Orang tuaku meninggal 5 tahun yang lalu.” Ujar lirih Lian.

“Maafkan aku Lian, sungguh aku tidak tahu. Aku turut berduka atas orang tuamu.” Jingyi berujar panik, merasa bersalah.

“Tidak apa, kejadian itu sudah lama.”

Setelah pertanyaan sensitif dari Jingyi, suasana kamar Xia Mei kembali lengang hingga sarapan selesai. Jingyi juga meminta izin pada Xia Mei untuk pergi menemui kepala pelayan Hai, bersama para pelayan lainnya untuk memberikan laporan mingguan.

°•°•°•°

Hari berlalu dengan cepat. Satu minggu berlalu setelah Xia Mei berhasil mengikat kontrak roh spirit angin. Selama satu minggu pula Xia Mei maksimalkan untuk berlatih bersama Zhuyao untuk meningkatkan keterampilanya dalam bela diri, mengayun pedang, serta mengendalikan elemen angin miliknya bersama Kun. Tentu saja mereka berlatih di dalam cincin dimensi milik Zhuyao.

Wang MeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang