Chapter 15

117 19 3
                                    

Dedaunan kuning-kecokelatan berguguran hingga menutupi seluruh permukaan tanah, semilir angin yang menyejukkan. Warna orange-kecoklatan mendominasi hutan.

“Tapi, bagaimana bisa? Bukannya saat ini masih musim panas?”

Zhuyao mengedikkan bahu. “Siklus musim di tempat ini berbeda dari dunia luar. Musim berubah setiap hari. Dan hari ini saatnya musim gugur.”

Tidak peduli penjelasan Zhuyao, Xia Mei berlarian di antara dedaunan kering. Menerbangkan dedaunan menggunakan elemen angin miliknya. Mengarahkannya ke Zhuyao, lalu mendapatkan pelototan tajam darinya.

Tidak lama berselang Xia Mei mulai bosan. Tidak ada hewan magis atau tumbuhan unik di sini. Ia meminta Zhuyao untuk segera melanjutkan perjalanannya lewat jalur udara.

Dari atas ketinggian Xia Mei mengerutkan kening. “Zhu, kita masih di atas hutan yang tadi, kan? Perasaan tadi saat berada di bawah tidak ada awan gelap yang menutupi hutan.”

“Aku akan menceritakan satu cerita yang bisa menjawab semua pertanyaanmu, juga tentang siapa aku sebenarnya. Tapi nanti, saat kita sampai di tempat tujuan.” Senyum manis terukir di bibir Zhuyao. Pupil hitamnya bersitatap dengan mata indah milik Xia Mei.

“Zhu jangan senyum seperti itu, nanti Mei jadi cinta.” Pipi Xia Mei merona.

Zhuyao hanya bisa menggelengkan kepala, melihat tingkah Xia Mei. Zhuyao mengeratkan rangkulan tangannya di pinggang Xia Mei, karena sebentar lagi ia mendarat. Xia Mei menggerak-gerakkan tangannya saat melewati kabut tebal yang menutupi hutan kegelapan. Persis seperti anak kecil yang berendam di dalam air. Bedanya Xia Mei berada di kabut tebal.

Kabut tebal terlewati, namun Zhuyao tidak langsung mendarat. Ia mengambang di ketinggian 500 meter di atas tanah. Terbentang lanskap padang padang rumput yang luas. Pepohonan dan bunga unik tumbuh dengan subur. Jauh di sebelah barat terdapat bukit, dengan air terjun mengalir ke bawah, berbagai jenis hewan magis hidup damai tanpa kekurangan makan.

“Aku benar-benar tidak tahu harus ngomong apa tentang hutan kegelapan.” Ujar Xia Mei.

Bagaimana tidak, hutan kegelapan yang jika dilihat dari bibir hutan terlihat seperti hutan kematian. Aroma kematian menyeruak hingga radius puluhan meter. Tapi bagaimana bisa ada tempat seindah ini? Tapi yang pasti, semua ini tidak akan ada tanpa campur tangan Raja Iblis yang menghuni hutan ini.

“Saat malam akan terlihat jauh lebih indah.”

“Bebarkah!? Memangnya ada apa? Apa bunga itu juga memancarkan cahaya saat malam tiba?”

“Di sini ada banyak kunang-kunang. Xia Mei membelalak kaget mendengar bisikkan dari Zhuyao.

“Sungguh!!? Kau tidak berbohong kan? Tapi kau bilang aku harus mengalahkanmu dulu, sebelum mengajakku melihat kunang-kunang.”

Zhuyao tertawa pelan, “Asal kau tahu saja, Putri Xia Mei. Tidak ada yang bisa mengalahkanku, termasuk kau. Paling banter hanya membuatku jatuh saja.”

“Sombong!!!” Pipi Xia Mei menggelembung, membuat Zhuyao gemas, lalu mencubitnya sampai kemerahan.

Xia Mei berlari menjauhi Zhuyao yang masih menertawakannya, menghampiri kerumunan kucing gemuk yang terlihat paling normal di antara hewan lainnya. Saat melihat kedatangan Xia Mei kerumunan kucing itu langsung berhamburan menjauh karena ketakutan. Namun kucing itu tidak senormal fisiknya. Cara berjalan mereka tidak seperti kucing biasanya. Ada yang melata, terbang, memantul, bahkan ada yang menggelinding selalu trenggiling.

Tidak ingin menyerah, Xia Mei semakin gencar untuk mendekati kucing magis itu. Ia menghampiri kerumunan lainnya. Kali ini ia mengendap-endap agar tidak membuat mereka terkejut.

Wang MeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang