3

305 37 7
                                    

Kurosawa tampak sibuk didapur apartemennya,meracik dua cangkir coklat panas. Satu yang tidak terlalu manis untuk dirinya sendiri, sedangkan satu cangkir lagi untuk seseorang yang saat ini tengah sibuk membersihkan diri dikamar mandi miliknya. Membawa dua cangkir coklat panas yang telah jadi kemeja makan,dirinya kembali berkutat dengan boks kue yang ia beli tadi dalam perjalanan pulang. Mengeluarkan sepotong cheese cake dari dalamnya kemudian menaruhnya dengan hati-hati keatas piring kecil yang telah ia siapkan sebelumnya.  Menempatkan cangkir berisi coklat dengan piring kue berdampingan,berharap rasa manis dari keduanya akan mampu menenangkan seseorang.

  Menempatkan cangkir berisi coklat dengan piring kue berdampingan,berharap rasa manis dari keduanya akan mampu menenangkan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu penghubung menuju ruang keluarga terbuka,memperlihatkan Adachi dengan rambut basahnya memasuki ruangan. Tubuhnya berbalut piyama satin  berwarna biru tua,yang dulu saat dimana Adachi memakainya dan berjalan santai diapartemennya hanyalah khayalannya semata. Sekarang piyama biru tua itu selalu berada diatas piyama putih tulangnya,dideretan lemari paling atas. 

"Kurosawa,apa yang kau buat?" tanya Adachi dengan tangan kanannya yang masih sibuk berusaha mengeringkan rambut basahnya.

Bukannya menjawab Kurosawa malah bergerak mendekati Adachi,kemudian menarik lembut tangannya yang bebas menuju kamarnya. Adachi yang bingung hanya menurut saja. Didalam kamar Kurosawa mendudukan Adachi diatas tempat tidur,sedangkan dirinya tampak mengambil sesuatu dari laci paling bawah dinakas samping tempat tidurnya. 

Tak berapa lama Adachi merasakan sesuatu yang hangat serta berangin menerbangkan helai-helai rambutnya pelan. Kurosawa berdiri dihadapan Adachi dengan pengering rambut ditangan kanannya sementara jemari tangan kirinya menelusup diantara helai rambut Adachi,mencari-cari bagian mana yang belum kering.

"Bukankah sudah kukatakan untuk selalu segera mengeringkan rambutmu,akhir-akhir ini cuaca sudah mulai dingin,bagaimana jika Adachi sakit hmm?" 

"Bukannya tidak mau aku sudah mencarinya tapi tidak ketemu,terakhir kali aku kemari bukannya ada dinakas bawah wastafel, bukan dikamar" ujar Adachi matanya setengah terpejam menikmati rasa hangat dari pengering rambut dan juga sentuhan Kurosawa dikepalanya.

"Benarkah? berarti aku yang lupa mengembalikannya,gomen ne" Dirasa sudah kering Kurosawa mematikan pengering rambut dan meletakkannya keatas nakas kemudian merapikan rambut Adachi dengan tangannya. 

Hening beberapa saat sebelum perkataan Adachi memecah kesunyian.

"Kurosawa,bolehkah aku memelukmu"

Gerakan tangan Kurosawa terhenti untuk sesaat,kemudian dirinya tersenyum. Ia mengerti kekasihnya sedang merasa gelisah.Tadi pagi Kurosawa yang penasaran kenapa Urabe kembali kedalam ruangan sendirian tanpa Adachi,berinisiatif mencari Adachi dan menemukan prianya tengah berjongkok dengan menyembunyikan wajahnya diantara kedua lengannya,di koridor kantor yang lumayan sepi.  Adachi sudah menceritakan masalah kesalah pahaman Urabe mengenai hubungan dirinya dan Fujisaki. Dan berjanji pada Adachi akan membantu mencari solusi terbaik untuk keluar dari masalah ini. 

RumourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang