6

228 33 4
                                    

Adachi menghela nafas gugup,entah sudah berapa kali ia melakukannya dalam kurun waktu 5 menit ini. Ia sungguh ingin ada seseorang yang membawanya pergi dari situasi canggung ini sekarang juga.Saking canggung dan sunyinya ia sampai berhalusinasi dapat mendengar suara langkah kaki orang-orang diluar pintu. Ia tidak terbiasa memulai percakapan ataupun berbasa-basi dengan orang asing. Namun,jika ia hanya diam saja,bukankah wanita cantik yang tidak lain adalah kakak perempuan Kurosawa,yang saat ini tengah duduk didepannya akan menilai bahwa dirinya tidak ramah. Dan juga bukankah disini ia yang menjadi tamu? jadi dengan memantapkan tekad Adachi mulai untuk menyapa.

"Ano- "

"Adachi-kun apa hubunganmu dengan Yuichi?"

"Eh?"

Inilah yang Adachi takutkan,seseorang tolong bawa ia pergi dari sini sekarang juga !!!

Mundur kewaktu satu jam sebelum Adachi ingin menghilang. Setelah pulang kerja Adachi berkunjung kerumah Kurosawa untuk menonton anime Ragna Crimson bersama yang episode perdananya tayang malam nanti.  Mereka sudah membeli camilan dan minuman kaleng sebagai pedamping.

"Aku benar-benar tidak menyangka saat membaca artikelnya bulan lalu,jika Ragna Crimson akan dibuat versi animenya,wuahh aku sangat bersemangat " ujar Adachi sembari mengeluarkan camilan dari dalam tas plastik keatas meja. "Apalagi seiyuu untuk pemeran utamanya adalah Kamiya Hiroshi,aaahhh aku benar-benar tidak sabar" 

Kurosawa tertawa kecil melihat antusiasme Adachi. Adachi menyadarinya kemudian tertunduk malu. "Aku terlihat seperti otaku ya "gumamnya. Kurosawa segera mendekat,mengelus ubun-ubun Adachi sayang. 

"Tidak ada yang salah bersemangat dengan sesuatu yang kita sukai,lagipula apa salahnya menjadi otaku,asal tidak merugikan orang lain " 

"Tapi, bukankah aneh diumurku ini aku terlalu bersemangat dengan manga ataupun anime?"

Kurosawa menggeleng. "Umur tidak pernah menjadi patokan seseorang untuk menyukai sesuatu, lagipula...Adachi terlihat sangat lucu ketika bersemangat seperti ini. Aku menyukainya Adachi masih seperti remaja berumur belasan"

Interaksi keduanya terhenti saat suara bel pintu berdering. Kurosawa mengerutkan kening. "Adachi memesan sesuatu?" Adachi menggeleng. "Lalu siapa? aku akan kedepan sebentar "

Sementara Kurosawa mengecek siapa tamunya,Adachi membereskan meja makan dari sampah-sampah kantong plastik bekas belanjaan. Samar-samar ia mendengar seseorang sedang berdebat didepan,karena khawatir Adachi memutuskan untuk menyusul Kurosawa,tapi sebelum mencapai pintu seseorang telah masuk lebih dulu.

"He? Kurosawa neesan?"

"Hmm...eeto..." telunjuk dengan kuku jari  bermanicure itu menunjuk Adachi dengan kedua alis yang hampir menyatu.

"Aniki ! " Kurosawa dibelakangnya dengan segera menerobos diantara Adachi dan kakaknya. "Kau tidak bisa terus mengangguku seperti ini setiap kali kau bermasalah dengan kekasihmu,kenapa aniki tidak pulang kerumah ayah dan ibu saja" 

"Mana bisa aku pulang kerumah,ayah dan ibu pasti akan bertanya macam-macam padaku dan juga aku tidak mau menganggu mereka " kakak Kurosawa melipat kedua lengannya didepan dada kemudian melengos.

"Dan sebagai gantinya aniki menggangguku,ayolah...aku juga punya privasi  " 

Dengan gerakan lambat kepala kakak Kurosawa terjulur kebelakang tubuh Kurosawa. "Dia privasimu?" ujarnya dengan intonasi menggoda.

"Aniki ! jangan menganggu Adachi " 

"Ah iya Adachi-kun "Kakak Kurosawa bertepuk tangan sekali tanda ia mulai ingat nama pria yang berada dibelakang tubuh adiknya. " Adachi-kun genki? "tanyanya.

RumourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang