4

291 41 11
                                    

"Apakah kalian ber-ken-can?"

Adachi membelalakan matanya kaget sedangkan Fujisaki sedikit tersedak.Melihatnya Adachi segera mendorong botol minumannya yang masih utuh kearah Fujisaki,dan dibalas sedikit anggukan sebagai ucapan terima kasih oleh Fujisaki.

"Kenapa kau berkata seperti itu? bukankah ...bukankah normal jika sesama rekan kerja makan siang bersama" Rokkaku mengibaskan tangannya kearah Adachi yang barusan melontarkan sanggahan.

"Tetapi kalian bersama tidak hanya ketika makan siang,sudah beberapa hari ini kalian mengerjakan semuanya bersama. Menyiapkan bahan rapat,membeli keperluan kantor bahkan ketika menyerahkan berkas ke divisi lain kalian juga melakukannya bersama" Rokkaku melipat lengan kirinya didepan perut sedangkan lengan yang sebelah ia gunakan untuk menopang dagunya,berpose layaknya detektif yang tengah memikirkan kasus berat.

"Rokkaku,kau hanya salah paham. Kami melakukan semua itu karena perintah dari Urabe-san.Sebagai junior bukankah kami tidak bisa menolak" Kali ini giliran fujisaki yang memberi sanggahan.

"I..iya benar semua karena perintah Urabe-san"

Rokkaku terlihat belum puas dan lebih memicingkan matanya kearah Adachi dan Fujisaki. "Sangat aneh, Urabe-san tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya,kecuali pada Adachi-san dia memang suka sekali menyuruh Adachi-san mengerjakan tugasnya,tapi? kenapa sekarang Fujisaki-san juga?" Rokkaku kembali mendesak,entah dorongan darimana tapi rasa-rasanya ia ingin sekali mengorek informasi lebih dalam mengenai kedua seniornya ini.

"E...etto U Urabe-san -"

"Kenapa Rokakku tidak bertanya langsung kepada Urabe-san saja bukankah akan lebih jelas jika kau sangat penasaran".

 Meski nada bicara Fujisaki terdengar lembut tapi Adachi dapat merasakan ada sedikit getar tidak suka mengalun. Ahh tapi Rokakku bukanlah seseorang yang sepeka Adachi,saat ini ia bahkan mengangguk angguk pelan tanda ia menyetujui gagasan Fujisaki.

"Benar juga baiklah aku akan menanyakannya nanti pada Urabe-san,akan sangat bagus sekali jika kedua seniorku yang baik hati ini berkencan" ujarnya bersemangat,sedangkan kedua seniornya menghela nafas lelah dalam hati.

'Rokkaku' 

"Adachi –san kau tidak memakan onigirimu?boleh untukku?" tanya Rokkaku melihat onigiri ditangan Adaci yang sedari tadi hanya diabaikan.

Adachi yang sudah tidak ingin mengisi perut segera menyodorkan onigirinya kepada Rokkaku yang diterima dengan ucapan terima kasih terlampau semangat beserta senyum lebar.

Melihatnya Adachi sedikit merasa bersalah,karena sejenak tadi ia merasa membenci Rokkaku,sebenarnya bukan salah Rokkaku jika ia berpendapat seperti itu. Mungkin ada beberapa rekan kerjanya yang berfikiran sama dengan Rokkaku namun tidak mengutarakannya. Kebetulan Rokakku dekat dengan mereka jadi ia berani bertanya langsung. Dan Rokkaku itu berjiwa muda dan blak-blakan. Keingintahuan dan emosinya masih susah untuk ditahan. Memang terkadang sifatnya itu agak menyebalkan,tapi bagaimanapun Rokkaku itu adalah junior Adachi yang baik hati.

'Tapi akan sangat beresiko jika Rokkaku tetap mengira bahwa aku dan Fujisaki-san berkencan. Masalah dengan urabe-san belum selesai sudah ditambah dengan Rokkaku' desah Adachi dalam hati frustasi.

****

Sepulang kerja Adachi tidak langsung pulang kerumah melainkan pergi ke stasiun. Kurosawa mengiriminya pesan singkat,jika ia akan pulang hari ini. Dan Adachi bersedia untuk menjemputnya.Jadi disinilah ia sekarang berdiri dengan separuh badannya yang bersandar pada pagar besi pembatas jalan yang berada didepan pintu masuk stasiun,dengan kedua tangannya yang menggenggam sekaleng kopi panas. Sesekali Adachi menghembuskan nafasnya yang berkabut dan kemudian tangannya akan lebih kencang menggosok kaleng kopi. Lama mengamati keadaan didalam stasiun,Adachi merogoh saku jaket mengambil ponselnya, memeriksa kotak masuk pesan dan selain pesan terakhir dari Kurosawa 30 menit yang lalu tidak ada lagi pesan baru dari kekasihnya.

RumourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang