Sore hari di hari Jum'at ini aku memutuskan untuk melanjutkan menggambar komikku dikarenakan suasana hatiku yang sedang bagus.
Hari ini aku baru saja pulang sekolah dan Soyoung sungguh menepati janjinya untuk mentraktirku makan dengannya. Aku lega karena keadaanku dan Soyoung sekarang sudah membaik.
Aku menggambar alur komik ini dari terakhir kelanjutan komik ini sampai kejadian kemarin saat para pria itu secara sembunyi-sembunyi mengikutiku.
Namun di tengah-tengah aku sedang menggambar, buku komik di hadapanku tiba-tiba memunculkan sinar biru yang lumayan terang di sana. Cahaya itu tidak sampai lima menit dan langsung redup perlahan walau mataku juga sempat di buat sakit sedikit karena cahayanya. Oh astaga pertanda apa ini?
Dan entah ini kebetulan atau takdir, tiba-tiba Hueningkai menerobos masuk ke kamarku sembari berteriak seperti orang stres. " HEEJYO-AH!!!!"
Belum sempat aku bertanya, pria itu langsung mengambil kedua tanganku lalu mengajakku berputar-putar tidak jelas. "Aiss yak ada apa? Lepaskan tanganku!"
"Heejyo-ah akhirnya aku bisa sedikit merasa bahagia."
"Sedikit? Sedikit katamu? Kenapa sampai perlu memutarku begini kalau begitu? Lepaskan atau aku tidak akan mengijinkanmu memanggilku dengan panggilan santai lagi."
Kai akhirnya melepaskan kedua lenganku walau senyum bahagianya masih belum pudar. Ah sekedar info umurku dan Kai beda setahun. Atau lebih rincinya seperti ini, Yeonjun dan Soobin kelahiran 2000, aku dan Beomgyu 2001, sementara Taehyun dan Kai 2002. Tapi aku memutuskan untuk Taehyun dan Kai memanggilku secara nonformal karena aku tidak terbiasa di panggil dengan panggilan 'Noona' atau 'Eonnie' oleh orang lain.
"Sudah selesai teriaknya? Kalau begitu sekarang katakan ada apa."
Kai yang mendengar omonganku langsung duduk di kasur dan menepuk tempat di sebelahnya sambil melihatku. "Yak, Anja." (Duduklah)
Aku yang mau tidak mau juga akhirnya tetap mengikuti Kai dan mulai duduk di sampingnya. Mataku terus menerawang pria itu yang sedang tersenyum sangat manis saat ini. Oh yang benar saja dia seperti sedang jatuh cinta.
"Aku sedang jatuh cinta."
BRUK!
Itu bukan suara benda jatuh ataupun yang lainnya. Melainkan aku yang jatuh dari kasur saat mendengar itu. Demi apapun aku tidak pernah merasakan syok seperti ini. Hueningkai jatuh cinta?
Bukan hanya itu, sepertinya aku mulai mengerti mengapa buku komik tadi tiba-tiba bercahaya. Walau ini belum pasti tapi aku akan tetap mempertahankan teoriku sampai menunggu member yang lain akan jatuh cinta juga.
Seperti Hueningkai.
"Heejyo-ah kau tidak apa-apa?"
"KAU? SUNGGUH?!! DENGAN SIA-"
Mulutku langsung di tutup oleh tangan besarnya karena mendengar suaraku yang begitu keras seperti primadona. "Yak! Berbicaralah yang pelan. Aku tidak ingin yang lain tahu."
Aku memberi isyarat lewat kedua tanganku membentuk 'OK' yang berarti aku mengerti. Kai melepas tangannya dari area bawah wajahku dan kembali melanjutkan. "Aku tidak ingin yang lain tahu sebelum kau yang tahu." ucapnya yang terdengar lebih dewasa.
Hei apa ini? Ingin rasanya aku mengencani makhluk satu ini. Aku memasang senyum jahilku setelah itu. "Aigo.. siapa itu?"
Ekspresi Hueningkai dari yang tersenyum lebar tiba-tiba menjadi agak canggung mendengar pertanyaanku. Apa yang salah dengan pertanyaanku sampai dia menggaruk tengkuknya sekarang? "Seolma... Kau penyuka sesama jenis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI-ROMANTIC | †×†
FanfictionDi hari ulang tahunnya, Heejyo tak sengaja menemukan komik buatan Ibunya yang belum di terbitkan sama sekali dan membaca komik itu dalam 1 jam saja. Namun keesokan harinya rumahnya yang sepi itu tiba-tiba langsung di huni oleh 5 pria tampan yang tid...