Chapter 24 : Holiday

35 14 12
                                    

30 Desember 2021. Aku memperhatikan diriku saat ini di pantulan jendela depan rumahku. Yah aku suka pakaian musim dinginku hari ini yang dominan cokelat untuk pergi berlibur bersama mereka berlima siang ini.

"Yak! Kenapa kalian lama sekali? Apa yang kalian lakukan? Berdandan?" teriakku frustasi karena sudah hampir dua puluh lima menit aku menunggu mereka di luar rumah.

"Hei maklumi kami karena kami pria."

Aku memukul jidatku tanpa ampun mendengar ucapan yang entah siapa yang mengatakan itu. Ya Tuhan dunia benar-benar terbalik sekarang.

Hari ini kami memutuskan untuk berlibur namun uniknya entah kami akan ke mana. Asal kalian tahu saja aku jarang menemui wisata yang mengandung wahana yang identik dengan musim panas terbuka di musim seperti ini.

Yang paling terkenal saat musim salju hanyalah seluncuran salju yang besar, bermain di atas es, dan menaiki wahana kecil untuk melihat pemandangan musim salju dari atas.

Musim salju bukanlah musim favorit ku. Tapi sepertinya liburan hari ini akan terasa menyenangkan karena aku bersama dengan mereka berlima yang belum keluar dari rumah.

"Astaga kalian ini mau pergi berlibur kemana sampai berpakaian saja selama i-"

"Astaga bawel sekali gadis ini." Aku terkejut di tempatku karena saat sibuk berteriak di ujung pintu, Beomgyu langsung keluar begitu saja.

"Sekarang kejarlah Beomgyu. Dia yang lebih mencintaimu dari pada aku. Jangan sia-sia kan cintanya."

Tidak tidak. Kenapa ucapan Soobin tiba-tiba melintas di kepala ku begitu saja? Kenapa aku tiba-tiba memikirkan itu? Hei tidak! Aku tidak tahu apa wajahku sekarang terlihat merah atau tidak.

"Ke-kenapa lama sekali keluarnya?" Aku menggaruk tengkuk leherku yang tak gatal sembari menatap ujung sepatuku, tidak berani langsung menatap matanya saat ini. "Ah. Aku ada urusan."

"Urusan apa?"

"Berlibur dengan mu."

"Apa maksud-"

Bugh!

Bagaikan di hantam benda yang besar, Taehyun tiba-tiba lewat di tengah-tengah aku dan Beomgyu berdiri yang membuat badanku sedikit terhempas dan mengenai meja di sampingku.

"Hei! Sudah tahu badanmu itu besar kenapa kau menerobos begitu saja?" sambar ku duluan sebelum ranum Taehyun mulai mengeluarkan suara untuk meminta maaf.

Pria yang lebih muda setahun dariku itu hanya tersenyum tanpa merasa punya dosa. "Astaga apa kau baik baik saja bibi? Aku tidak melihatmu."

"Dasar kau Taeh-"

"Yak! Yak! Yak! Hentikan hentikan." seru Yeonjun sambil menahan badanku yang hendak memukul kepala Taehyun tanpa ampun. Yang benar saja dia memanggilku bibi. Aku tidak setua itu.

Hanya berselang beberapa detik, Hueningkai dan Soobin akhirnya juga keluar dari rumah dan aku segera menutup pintu rumah sebelum kita pergi. "Ingat Beomgyu." Setelah mengunci pintu, Soobin tiba-tiba menyambut ku saat aku berbalik.

Beomgyu. Pria itu. Lagi-lagi aku memikirkannya. "Hei kendalikan wajah merah mu itu." Aku terdiam sesaat dan langsung meraba-raba wajahku. Sungguh? Wajahku merah? Apa karena Beomgyu?

"Sepertinya kau mempercayai ucapanku." lanjut Soobin membuatku langsung sadar rupanya aku telah di tipu oleh si tiang ini. Aku hendak ingin memarahinya namun tidak bisa karena Soobin tiba-tiba mendorong ku dan itu membuat badanku menabrak punggung Beomgyu yang ingin berjalan.

Aku berbalik menatapnya bersamaan dengan Beomgyu yang juga meniru caraku sehingga mata kami bertemu. Tidak apa-apaan ini, jantungku berdetak sangat kencang sampai rasanya agak sakit.

ANTI-ROMANTIC | †×†Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang