Hari ini aku Sekolah dan seperti biasa, setiap hari Kamis dan Jum'at aku pasti akan pergi diam-diam bolos di sore hari tanpa mengikuti bimbel malam untuk bekerja di restoran. Untuk hal yang satu ini hanya Soyoung yang mengetahui ini. Karena jika Yi-deun pun tahu, berakhir sudah masa bangku SMA ku.
Dan sekarang aku akhirnya tiba di rumahku untuk mengganti baju dan bersiap ke restoran. "Aku pulang!" Namun tidak seperti biasanya, aku tidak mendapat respon dari satu orang pun saat mengucapkan itu.
Yah dulu memang aku terbiasa tinggal sendiri tapi sekarang aku juga malah terbiasa mengucapkan kalimat itu untuk memastikan ada orang di rumahku.
"Taehyun-ah? Soobin?"
Satu persatu aku memanggil nama mereka, tetapi aku tidak mendapat respon sama sekali bahkan aku terus mengulangi memanggil nama mereka. Tapi sepertinya itu sekarang adalah hal yang percuma.
"Apa mereka ada di halaman belakang?" Ujarku berusaha berpikiran positif. Karena saat ini juga aku sudah terlambat pergi ke restoran dan percuma juga aku berteriak di rumah kosong ini, akhirnya aku segera ke kamar dan mengganti bajuku.
Hanya butuh waktu tiga menit aku sudah mengganti baju Sekolahku dan bertepatan saat aku keluar dari kamar, ku lihat di ambang pintu sekarang ada Soobin, Yeonjun, Beomgyu, Taehyun,dan Hueningkai yang sepertinya habis dari luar.
Baiklah aku tidak pernah melarang mereka untuk keluar rumah. Tetapi yang ingin ku pertanyakan di sini adalah kantung-kantung putih yang ada di tangan mereka. "Apa itu?"
Dan sesaat aku mengeluarkan pertanyaan itu, tangan mereka berlima kompak langsung menyembunyikannya di belakang badan mereka. "Ah ini? Ini.. ini baju! Tadi kami pergi ke mall untuk membeli baju." Tukas Hueningkai.
Aku mengerutkan dahiku. "Baju? Apakah baju-baju Ayahku kurang cukup untuk kalian a-"
"Ani ani. Baju Ayahmu yang kau berikan cukup kok. Kami hanya ingin membeli sedikit lagi perlengkapan baju kita. Benar kan semua?" Usai perkataan Kai barusan, semua member lalu kompak menganggukkan kepala mereka.
Yah baiklah. Seharusnya aku tidak perlu bertanya tadi. Mungkin bukan hanya baju yang mereka butuhkan. Jadi untuk apa juga aku melarang mereka membeli baju dengan uang mereka. Tunggu. Mereka mendapat uang darimana? Ngepet?
"Ahh jamkkaman."
Aku menahan mereka berlima sekaligus yang sudah ingin pergi berhamburan. "Dari mana kalian mendapat uang? Aku tahu Taehyun dan Yeonjun anak orang kaya tetapi tidak mungkin bukan kalian ke sini bersama uang-uang kalian?"
"Ahh kalau masalah itu kami kerja part- Hmm!"
"Ahh iya iya. Kebetulan saat.. ti-tiba di sini ternyata di kantung celanaku ada uang yang banyak. Baguskan?" Ujar Yeonjun yang sebelumnya Taehyun yang ingin berbicara lalu langsung di bekap bibirnya oleh tangan kekar Yeonjun.
Tidak masuk akal tetapi jika benar begitu aku juga tidak bisa melarang mereka toh. "Kau mau kemana?" Tanya Beomgyu mulai perlahan mendekat padaku.
Aku menatapnya sebentar lalu langsung membuang muka saat mata kami tak sengaja saling kontakkan. "Aku akan pergi kerja sebentar." Jawabku namun otakku secara refleks teringat ucapan Yireum kemarin saat berbicara tentang restoran.
Sebenarnya jika kemarin Yeonjun ingin mengikuti saranku, mungkin aku bisa membawanya ke restoran sekarang. Tetapi mengingat kembali kisah cintanya yang miris membuatku harus berpikir dua kali.
"Yorobun na ganda!" Tanpa melamun lebih lama lagi, akhirnya aku segera keluar dari rumahku dan berhenti di depan pintu untuk memakai sepatu. Namun saat tengah mengikat tali sepatuku, seseorang melewatiku lalu telah siap berdiri di depanku. "Sudah?" (Semuanya aku akan pergi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI-ROMANTIC | †×†
FanfictionDi hari ulang tahunnya, Heejyo tak sengaja menemukan komik buatan Ibunya yang belum di terbitkan sama sekali dan membaca komik itu dalam 1 jam saja. Namun keesokan harinya rumahnya yang sepi itu tiba-tiba langsung di huni oleh 5 pria tampan yang tid...