Apakah ada yang ingin bertukar posisi denganku saat ini? saat di mana aku hanya bisa menatap dua pria di depanku tanpa berucap satu kata pun. Demi Tuhan apa yang harus aku lakukan? Nampaknya ucapan Yeonjun memang benar adanya jika Soobin dan Beomgyu menyukaiku. Oh ayolah kenapa harus aku?
Dan ya jika aku berhasil memilih salah satu dari mereka, aku juga pasti akan merasa bersalah pada pihak yang tak ku pilih nanti. Jadi kenapa sekarang aku malah diam dan tidak berlari saja meninggalkan mereka? Atau kenapa kita tidak pulang bertiga saja?
Kenapa bibirku sulit untuk terbuka seolah dua pria di depanku ini baru saja menyatakan cintanya padaku? Hah sialan.
"Kenapa kau tidak menjawab? Jadi kau ingin pulang dengan siapa?" tanya Beomgyu yang semakin membuat bibirku sulit untuk berbicara.
"A-aku... Aku.."
Ceklek!
Suara itu terdengar jelas di telinga kami bertiga saat ini namun hanya aku yang tahu asal suara itu dari mana. "Oh tidak! Tunggu pak!" seruku sembari berlari ke arah gerbang karena melihat gerbang dengan warna hitam itu sudah di tutup oleh satpam.
Hei asal kalian tahu saja, jarak antara gedung sekolah dengan gerbang sangat jauh. Aku bahkan belum sampai ke gerbang saat ku lihat pak satpam yang sudah pergi menaiki sepedanya.
Aku, Beomgyu, dan Soobin terus berlari sampai tiba di gerbang walau sosok satpam itu sudah menghilang di depan sana. "Tunggu ... Pak ... Ha ... Buka ... buka gerbangnya.." ucapku dengan nafas yang tak teratur setelah lari seperti tadi.
"Aiss jinjja. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Gerbangnya sudah di kunci."
Aku menatap Soobin yang nampak frustasi sekarang. "Tidak. Tidak apa-apa jangan khawatir. Aku membawa hpku. Aku akan menelpon Sooyoung atau Yi-deun." Dan setelah mendengar ucapanku itu, kudengar helaan napas lega dari Soobin dan Beomgyu. Dan ya jangan lupakan aku.
Namun napas legaku yang baru saja ku hembuskan seolah kembali masuk ke mulutku lagi saat melihat baterai hpku yang tersisa satu persen. Bahkan aku belum sempat membuka sandi hpku, benda itu sudah mati daya.
Aku menatap Soobin dan Beomgyu dengan tatapan kembali panik begitu pun mereka yang juga tadi sedang melihat hpku.
"AHJUSSI!!! TOLONG BUKA GERBANGNYA AKU INGIN PULANG DENGAN HEEJYO!!" (Paman)
"YEONJUN-AH, TAEHYUN-AH, HUENING-AH JEBAL!!!" (Tolong)
"IBU AKU INGIN PULANG!!!"
⏭
Sudah dua jam lebih kami berada di depan gerbang saat ini. Jam kini menunjukkan pukul enam sore. Langit di atas sana juga terlihat mendung pertanda hujan mungkin akan turun nanti.
"Soobin-ah ayo. Sekali lagi!" seruku sembari menepuk pundak Soobin yang saat ini duduk di tanah. "Aisss sudahlah Heejyo, ini percuma. Kita tidak akan bisa memanjat gerbang tinggi ini."
"Ayolah ku mohon sekali lagi ya?" bujukku terus tak berhenti walau aku tahu Soobin sudah lelah menggendong tubuhku untuk dapat mencapai ujung atas gerbang ini. "Toh. Percuma sekali kau tinggi tapi baru lima kali menggendong ku saja sudah lelah."
"Baiklah baiklah. Ini yang terakhir ya?" Aku mengangguk segera dan Soobin tanpa berbasa-basi langsung kembali mengambil pinggangku dan mengangkat ku ke atas. "Sedikit lagi. Jinjitlah!"
"Yak Beomgyu tidak ada kerjaan sekali kau. Bantu aku cepat!" teriak Soobin pada Beomgyu yang hanya duduk di bawah pohon melihat kami. "Apa yang harus aku lakukan memang? Menggendongmu? Kau gila?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTI-ROMANTIC | †×†
FanfictionDi hari ulang tahunnya, Heejyo tak sengaja menemukan komik buatan Ibunya yang belum di terbitkan sama sekali dan membaca komik itu dalam 1 jam saja. Namun keesokan harinya rumahnya yang sepi itu tiba-tiba langsung di huni oleh 5 pria tampan yang tid...