Chapter 02 : Who Are You?

159 48 187
                                    

"Bisakah... kau menuruti permintaan Ibu untuk membuat lima pria itu agar bisa bebas dari kekhawatiran mereka akan cinta?"

"Bisakah..."

"Bisakah.."

"Bisakah."

"AKU TIDAK BISA!" Aku terbangun dari nyenyaknya tidurku sembari berteriak selepas melihat sesuatu dalam mimpiku. Apa tadi itu Ibu? Dan siapa lima pria yang Ibu katakan?

Aku yang masih dalam keadaan terkejut akhirnya segera menatap jam dinding di kamarku yang masih menunjukkan jam enam kurang. Tunggu. Tumben sekali aku bangun sangat cepat. Ternyata walau Ibu sudah tidak ada lagi, wanita itu pasti selalu membangunkanku lewat sesuatu. Seperti mimpi sialan tadi.

Aku akhirnya segera bangun dan membuka pintu kamarku bersiap menyambut pemandangan beranta- Tunggu. Apa ini? Kenapa semuanya menjadi bersih? Bukankah karena gempa kemarin rumahku menjadi berantakan?

Sungguh. Saat ini ruang santai di rumahku terlihat benar-benar sudah bersih seperti baru saja ada Ibu peri yang datang dan memperbaiki semua ini. Baiklah ini benar-benar cukup aneh sampai gendang telingaku tak sengaja mendengar suara seseorang di ruang tamu yang terdengar jelas sampai sini. "HOAMM..."

Apa itu? Oh tidak. Jangan bilang ada penyusup di rumahku. Aghh gawat gawat gawat!

Dengan cepat dan sigap aku segera mengambil tongkat bisbol yang ada di kamarku sebagai senjata untuk menghadapi sesuatu yang ada di hadapanku nanti.

Kakiku perlahan mulai memasuki area ruang tamu. Namun saat akhirnya aku tiba di sana, aku sama sekali tidak menemukan apa pun yang mencurigakan di sini. "Heol...Tidak ada siapa-sia-" (Ya ampun)

"AAAAA!!!"

Tongkat yang ku pegang tiba-tiba terlepas dari tanganku karena suara teriakan seseorang di sana yang membuatku terkejut. Dengan badan masih setengah takut aku mencari asal suara teriakan itu yang masih berlanjut yang nyatanya ku temukan seorang pria berteriak di belakang meja ruang tamu di sana. Spontan karena terkejut, aku kini malah ikut berteriak sembari melempari pria itu dengan sembarang barang yang ada di dekatku. "AAAAAAAA SIAPA KAU?!!!! PERGI DARI RUMAHKU!!! PERGI!!!!"

"AAAAAA AGH APPA! YAK! AAAA GEUMAN!!!" Serunya kesakitan karena aku yang tak berhenti melemparinya dengan barang. Tanganku saat ini masih sibuk melemparinya di sana sampai tiba-tiba satu persatu pria yang ada di belakangnya mulai bangun yang membuat tanganku tiba-tiba berhenti beraksi. "Ada apa ini?" Tanya salah satu dari mereka yang memiliki wajah seperti orang barat. (Sakit, Hei Hentikan)

Mataku membulat saat berhasil menghitung bahwa ada lima penyusup rupanya yang datang ke rumahku. Dengan begitu, aku akhirnya terjatuh dan berlutut di hadapan mereka semua saat ini yang sedang menatapku. "To-tolong jangan apakan aku. Ka-kalian bisa mengambil semua barangku yang ada di sini tapi tolong jangan bunuh aku." Ujarku dengan tangan yang di satukan.

"Untuk apa kami mengambil barang dari rumah yang seperti kandang babi ini?" Balas pria yang barusan berteriak malah mengundang kemurkaanku. "Mwo? Kandang babi? Yak! Bereng-"

"Ah jadi benar ini rumahmu." Potong pria di sana yang terlihat paling tinggi di antara mereka. Perlahan namun pasti, aku mulai berdiri dan menatap pria yang baru saja berbicara itu dengan aneh. "Apa maksudmu?"

"Begini. Sebenarnya kemarin malam kami tidak tahu kenapa kami berlima bisa tiba-tiba berada di sini. Dan saat tiba di sini kami melihat keadaan rumahmu sangat berantakan. Dan akhirnya kami berlima memilih membersihkannya terlebih dahulu lalu mencari tempat untuk tidur. Awalnya kami pikir kamar yang ada di dekat ruang santai itu kosong. Tapi ternyata ada kau. Jadi akhirnya kami memilih tidur di ruang tamu."

ANTI-ROMANTIC | †×†Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang