19

97 43 15
                                    

"Hah?" Rio melongo dengan ucapan Dira barusan.

Apa munkin Dira benar seperti itu? Batin Rio

"Dira.."  panggil Rio sambil menepuk pelan pipi Dira yang chuby

"Eughh ri-o"

"Dira.." panggil Rio lembut

"Ri-o pusi-ng" ucap Dira sedikit terbata bata

"Yaudah tidur lagi aja aku nungguin kamu ko disini"

"Hm"

Dira menutup kembali matanya perlahan dan kembali terlelap tidur, Rio melihatnya tersenyum hangat. Muka Dira terlihat pucat dan lemas membuat Rio tidak tega, andai posisi nya bisa di gantikan dengan Dira ia sanggup.

CIELAHHH BUCHINNN~

Rio menidurkan kepalanya di sisi brangkar Dira dan perlahan menutup matanya, saat Rio beberapa menit terlelap Dira terbangun dari tidurnya dan tidak sengaja sedikit menyenggol kepala Rio yang sedang tertidur, karna Dira tidak mengetahui bila ada Rio di sisinya, apa lagi di sisinya itu ada kepala Rio.

"Rio.." lirih Dira

"Kenapa dia tidur disini, padahal kan di sofa juga bisa" ucap Dira pelan.

Tangannya perlahan mengusap rambut Rio lembut dan tersenyum tipis melihat wajah lelah Rio yang sedang tertidur di sisi nya. Semoga saja Rio adalah pria yang baik dan tepat bagi Dira saat ini dan masa depan nya nnti, ia tidak ingin bila nanti ia sudah jatuh hati pada Rio dan berpisah Dira tidak ingin menaruh hati pada orang yang berbeda lagi.

Sungguh melelahkan harus menaruh hati kembali pada orang baru, mengulangi semua kebiasaan orang tersebut.

Semoga semua yang ada di pikiran Dira saat ini tidak pernah terjadi dan tidak akan terjadi sampai kapan pun dalam hidupnya.

Kalo di pikir pikir Rio sama seperti lelaki lain. Dia putih, alis tebal, bibir tipis, hidung mancung, dan wangi yang cool membuat Dira nyaman dengan wanginya.

EHHH BEDA DENG, DIA LEBIH GANTENG

EHH!?

Tampan sekali suaminya ini. Sungguh ia baru menyadari bila Rio ini tampan, ia tidak pernah menatap wajah Rio selama ini dan sedekat ini.

Rio yang merasa terusik tidurnya membuka matanya perlahan dan melihat Dira yang sedang memandanginya dengan tersenyum tipis sambil mengusap rambut nya.

Rio tersenyum dan mengangkat kepalanya, Dira yang melihat Rio sadar langsung menetralkan wajahnya menjadi datar kembali.

"Udah bangun dir?" Tanya Rio.

"Hm"

"Masi sakit kepalanya?" Tanya nya lagi.

"Dikit"

"Mau minum? Makan? Ato kamu mau apa?" Tanya Rio bertubi tubi

"Aku-- em apa ya"

"Mau es krim" lanjut Dira

"Aduh ini udah malem dira, es krim dingin trs juga emangnya jam segini masi ada toko es krim yang buka hm?" Ucap Rio lembut

"Iya juga si" balas Dira, Dira berfikis lagi. Ia ingin memakan sesuatu tapi ntah apa yang ia ingin makan saat ini. Perutnya juga lapar karna dari siang ia belum makan

"Pesen makanan onlen aja yo"

"Yaudah kamu mau makan apa?"

"Aku mau udang asam manis aja"

"Yaudah aku pesenin ya bentar" Rio merogoh saku nya mengambil handphone dan memesan makanan yang istrinya inginkan.

"Eh iyo"

"Iya, kenapa?"

"Kamu juga sekalian pesen, kamu pasti belum makan juga kan"

Rio tersenyum "Oke"

Beberapa saat kemudian pesanan makanan mereka sudah sampai dan kini mereka sedang makan bersama, Dira sulit untuk duduk karena kepalanya sakit sekali, akhirnya Dira hanya bersandar setengah duduk dan di suapi oleh Rio.

"Aku mulu yang makan, kamu juga dong" kesal Dira.

"Iya ini makan ni" ucap Rio memasukan makanan ke dalam mulutnya sendiri.

"Kapan aku pulang? Males ih disini Mulu bosen juga" ucap Dira memanyunkan bibirnya.

"Gatau, nanti aku tanya aja dokter".

"Abisin nih" ucap Rio menyodorkan sendok berisi nasi dan udang pada Dira dan Dira membuka mulutnya.

"Makasi iyo udah suapin Dira" ucap Dira pelan, sangat pelan dan hampir tidak terdengar oleh Rio tapi Masi terdengar samar samar dan Rio terkekeh sebentar atas ucapan istrinya tadi.

"Sama sama Dira"

"Yaudah kamu tidur lagi gih" lanjut Rio.

"Iyo tidur disini" ucap Dira menepuk brangkar yg ia tempati.

"Sempit"

"Gaa, aku kan badan nya kecil terus brangkar nya juga besar pasti muat buat berdua"

"Gapapa aku di-" belum sempat Rio melanjutkan perkataannya Dira sudah memotongnya.

"Ngeyel di bilangin di sini aja"

"Yauda aku buang sampah dulu"  ucap Rio keluar ruangan Dira dan membuang sampah lalu kembali lagi bersiap untuk tidur bersama di atas brangkar Dira.

"Iyo"

"Kenapa dir?"

"Dingin ya"

"Bilang aja kalo mau di peluk, ga usah ngode ngode gitu juga kali"

"Apaan si orang cuma bilang dingin doang"

"Udah sini iyo peluk yang kenceng biar ga lepas sampe pagi".

"Jan kenceng kenceng ih, kan masi sakit" ucap Dira mengerucutkan bibirnya sedikit.

"Ahahah iya iya, manja juga ya kamu" Rio memeluk Dira perlahan dan mereka berdua tidur dengan posisi berpelukan erat.

Sungguh momen langka seorang Dira yang datar dan dingin tiba tiba menjadi manja seperti itu dengan Rio, biasanya Dira sinis dan dingin pada Rio.

LAGI SAKIT, MAKANYA MANJA

Semoga saja takdir baik nya saat ini bisa bertahan lama, dan semoga kebahagiaan dan cinta nya bisa kembali seperti dulu, saat ini Dira tidak merasakan bahwa dirinya jatuh cinta pada siapapun termasuk Rio, karna masih terasa sakit untuk membuka hati pada orang baru, dan kali ini Dira tidak akan semudah itu untuk membuka hatinya pada Rio atau siapapun nanti.

Ia sudah cukup lelah dengan takdir buruk yang selama ini menghantuinya terus menerus, takdir buruk yang Dira alami itu cukup untuk membuat Dira trauma dan puas, sangat sangat puas sekali, dan Dira selalu berharap semua yang ia alami di masa lalu itu tidak akan pernah terjadi lagi di kehidupan berikutnya dengan Rio.

Ia ingin bahagia, dan ia ingin kembali mencintai seorang pria yang pantas ia cintai. Ia tak mau asal menaruh hati pada seorang pria lagi.

Sudah cukup ia menerima penderitaan selama ini, ia ingin bahagia bersama orang yang ia cintai dan bahagia selamanya.

Tidak ada masalah yang rumit dan masalah besar yang ia akan alami nanti, ia tak mau sungguh...

Jangan lupa vote dan ikuti terus cerita aku 🌻

STORY ANANDIRA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang