"Dira kita bakar bakar yu" ajak Caca.
"Ga ah mls"
"Kenapa?"
Dira mengedikan bahunya, Caca paham.
"Kita bujuk aja Rio siapa tau bisa kan keluar"
"Kita belanja buat bakar bakat bertiga"
"Sana" singkat Dira datar
Caca meninggalkan Dira menuju Rio untuk meminta izin untuk membeli keperluan bakar bakar nanti. Selang beberapa menit Caca kembali ke Dira yang tengah duduk di balkon sambil menikmati susu coklat.
"Ayok" ajak Caca.
Dira menaikan alisnya sebelah seolah bertanya 'kemana?'
"Ck, ayo ke super market beli bahan buat bakar bakar"
"Bisa?" Ucap Dira masi singkat dan datar
"Iya bisa asal Rio sama yang lain ikut"
"Ck kek bocah aja" ucap Dira sebal berdiri dan berjalan mengambil cardigan di lemarinya dan turun kebawah bersama Caca.
Kini Dira di mobil bersama Caca dan Sarah, yang lain memakai motor, Dira hanya melihat keluar jendela mobil sedari awal perjalanan. Jalan Jakarta yang tidak terlalu ramai tetapi masi ada pengguna jalan lainnya. Karna ini sudah malam juga, sudah menunjukan pukul sepuluh malam.
Keterlaluan Caca, mempunyai ide di jam segini dan yang lain setuju setuju saja termasuk dirinya.
Mereka sudah sampai di super market dan Dira memisahkan diri mencari keperluan sendiri dan juga bahan bakar bakar nanti, Dira memilih makanan yang menurutnya enak dan beberapa camilan untuk stok dan lainnya. Dira kembali berjalan menuju kulkas minuman mengambil beberapa yogurt dan minuman lainnya untuk teman temannya.
Keranjang Dira sudah penuh dengan ciki ciki karna ia memilih yang besar besar, tau begini kan ia mengambil keranjang dorong saja bukan jinjing, ia kira akan mengambil sedikit ternyata banyak seperti ini jadinya.
HEHEH
"Nih" ucap seseorang menyodorkan keranjang kosong pada Dira, Dira menerimanya dan memindahkan beberapa minuman dan ciki ke keranjang kosong. Dira tau siapa yang memberikan keranjang kosong itu tapi Dira tidak peduli. Ia mengambilnya tanpa bicara atau sekedar mengatakan terimakasih.
KAN GW MASIH SEBEL
"Sini aku tarik"
Dira yang mendengar itu pun meninggalkan keranjangnya dan kembali berjalan mencari makanan yang ingin ia beli selanjutnya. Dira masih diam dan tidak menoleh sedikit pun pada Rio dan fokus mencari makanan yang ia ingin beli.
Setelah berkeliling lama di dalam super market mereka pun selesai dan membayar masing masing belanjaannya. Dan Dira? Jelas di bayarkan semua belanjaan yang tadi Dira pilih, Rio yg membayar. Dira sudah menolak tapi Rio beresi kukuh untuk Rio saja yang membayar.
MAYAN
Dira yang tak ambil pusing meng iyakan saja permintaan Rio.
Sesampainya di rumah mereka semua bersiap siap dan mengambil peralatan untuk bakar bakar, mereka melakukan itu di belakang rumah Dira jadi aman aman saja karna sana sini di tutup oleh dinding yang tinggi, tapi yg tetap sama yaitu dingin. Hawa dingin dan angin yang berhembus seperti menusuk tulang.
Semuanya membagi rata pekerjaan masing masing, lelaki yang melakukan bakar bakar sedangkan perempuan menyiapkan minuman hangat dan lainnya. Dira yang bercanda gurau dengan Caca dan Sarah begitu lepas sehingga Rio yang melihatnya tersenyum.
"Ayo sini udah mateng" teriak Rio.
Sarah dan Caca menghampiri para lelaki yang selesai bakar bakar tidak dengan Dira.
"Wah enak nih" ucap Sarah.
"Gw mau sosis nya yang itu" tunjuk Caca.
Dira tidak ikut bersama makan makanan yang sudah di bakar oleh Rio dan lainnya, Dira masi duduk di kursi sambil menikmati ciki nya, Rio yang melihat Dira hanya diam duduk di sana pun menghampirinya sambil membawa jagung bakar.
"Nih jagung bakar".
"Ga, lo aja" ucap Dira tidak menoleh.
"Bahasanya aku kamu bukan lo gw, kan udah bilang waktu itu aku" ucap Rio yang duduk di sebelah Dira.
"Hm"
"Sini jagungnya" pinta Dira.
GAJADI, KLIATAN ENAK SOALNYA
HEHEHE
"Nanti kalo udah lulus kamu mau kuliah?" Tanya Rio.
"Belum tau"
"Nanti kalo kita udah lulus pasti orang rumah pada minta kita bulan madu" ucap Rio yang sedang memakan jagung.
"Uhuk uhuk" Dira batuk karna perkataan Rio.
"Chan minum siniin" titah Rio. Chandra menoleh dan memberikan air putih pada Rio.
"Nih minum" Rio menyodorkan segelas air putih pada Dira lalu di terima gadis itu dan Rio mengusap punggungnya lembut.
"Gapapa kalo misalnya kamu belum siap, kita bulan madu cuma hiburan aja. Aku ga maksa dan aku ga buru buru" lanjut Rio.
"Hm" Dira hanya berdehem dan mengangguk, melanjutkan makan jagung yang tertunda karena tersedak.
KAGET GUE ANJIR
SUMPAH
MASA IYA IH
GW BLOM SIAP
AAAAAA
Jangan lupa vote dan ikuti terus cerita aku 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ANANDIRA (TAMAT)
Random{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA !!} {HARGAI AUTHOR DENGAN VOTE KALIAN !!} NO PLAGIAT! PYUR HASIL KARANGAN + HIDUP NYATA "Jadi itu anak dia? Aku kira kamu gak semurahan itu." Rio berdecih tertunduk dengan mata yang makin memerah menahan nangis. "Maksud...