Dira tertabrak mobil itu dan terpental beberapa meter dari kejadian.
Suara tabrakan yang begitu keras terdengar di pendengaran Rio, saat Rio melihat Dira sudah tergeletak di atas aspal dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah dan tidak sadarkan diri.
"DIRAA!!!" Teriak Rio berlari menghampiri dira yang tergeletak di tengah jalan
"DIRA BANGUN DIRA!"
Rio mengangkat kepala Dira, Rio menepuk nepuk pipi Dira yang sudah tak sadarkan diri, lalu Rio mengeluarkan handphone dan memanggil ambulans untuk membawa Dira ke rumah sakit.
Beberapa menit kemudian ambulan datang dan Dira di bawa oleh tenaga medis ke rumah sakit terdekat. Rio masuk ke dalam mobil ambulans dengan panik dan menangis. Ya Rio menangis takut kehilangan Dira.
Ambulans sampai di rumah sakit lalu Dira di keluarkan dari ambulans dan langsung di bawa ke IGD, Rio sudah menghubungi keluarganya yang berada di rumah dan mereka sebentar lagi akan ke rumah sakit.
Rio menangis di depan pintu IGD yang tertutup "Kamu baik baik aja dir, kamu kuat, jangan tinggalin aku, aku gamau kehilangan kamu" gumam Rio melihat Dira yang sedang di tangani dokter dan suster.
Dirinya takut di tinggal kedua kalinya oleh orang yang ia sayangi, ia takut Dira kenapa kenapa, ia tidak mau Dira sampai meninggalkannya.
Baru kemarin ia bahagia bisa menikah dengan gadis yang ia sukai, tapi sekarang? Dira kecelakaan dan Rio takut kehilangan Dira melihat kondisi Dira tadi membuat hatinya merasa takut sekali saat ini.
Kaos berwarna biru cerah kini berawarna merah darah milik istrinya, tak ada rasa jijik sama sekali. Bahkan tak ada niat untuk mengganti bajunya.
Orang tua Rio, orang tua Dira dan Abang Dira sudah sampai di rumah sakit dan bunda Rio menghampiri Rio yang duduk di depan pintu IGD yang sedang menangis sedu
"Ini kenapa bisa gini Dira?"
Rio menceritakan semuanya, bunda Dira menangis saat mendengar cerita Rio, semua orang di situ takut dan menunggu kabar baik dari dokter yang ada di dalam.
"Kamu pulang ganti baju dulu sana, liat baju kamu darah doang."
Rio menggeleng "Ngga, Rio nunggu Dira sadar dulu."
Ayah nya hanya mengangguk pasrah. Satu jam kemudian dokter keluar dari ruangan yang Dira masuk.
"Permisi apa ini keluarga pasien?" Tana dokter yang baru saja keluar dari ruang IG
"Saya bundanya"
"Kami semua keluarganya"
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"
"Anak ibu tidak apa apa, tapi kepala bagian belakangnya robek dan tadi kami sudah menjahitnya, dan juga tulang tangan sebelah kirinya retak. Dan juga bila pasien sudah sadar jangan di ajak bicara banyak dulu ya. Untuk keadaan yang lain tadi saya cek baik baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan" jelas dokter tersebut. Semua bernafas lega.
"Dan saya saran kan seminggu tiga atau empat kali cek up untuk kepalanya, saya khawatir bila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan" tambahnya
"Baik dok terimakasi"
"Kalo begitu saya boleh masuk dok?" Tanya bunda Dira.
"Boleh tapi tidak boleh lebih dari dua org, pasien sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang inap jadi kalian bisa melihatnya nanti disana saja".
"Baik terimakasi dokter".
"Baik saya permisi".
Dokter itu pergi dan Rio bernafas lega bahwa Dira tidak apa apa, tapi tetap saja Rio masi khawatir dan ingin melihat Dira, saat Rio ingin ke dalam bunda nya melarangnya karena.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ANANDIRA (TAMAT)
Casuale{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA !!} {HARGAI AUTHOR DENGAN VOTE KALIAN !!} NO PLAGIAT! PYUR HASIL KARANGAN + HIDUP NYATA "Jadi itu anak dia? Aku kira kamu gak semurahan itu." Rio berdecih tertunduk dengan mata yang makin memerah menahan nangis. "Maksud...