"Awh"
"Kenapa dir?"
"Liat kaki gw"
Sarah mengalihkan pandangan nya ke bawah, terlihat kaki Dira ter injak oleh Sarah.
"Eheh maaf maaf." Ucapnya menyengir seperti kuda.
"Kesana yuk, disana bagus banget buat ngambil foto." ajak Sarah.
"Lo aja gw mau maen aer"
"Ayok ihh" Sarah menyeret Dira
Kini hanya Chandra, Kenzo, dan Caca yang bermain air di bawah air terjun.
"Rio sini"
"Apa ca?."
"Gw mau nanya sama lo"
"Lo sayang sama Dira?"
"Sayang lahh"
"Lo cinta sama Dira?"
"Cinta"
"Oh yaudah"
Rio menyernyitkan dahinya dengan pernyataan Caca, maksudnya apa sih? Gajelas banget tiba tiba nanya terus bilang oh yaudah.
"Kenapa tiba tiba nanya gitu ca?"
"Kalo Lo bener bener cinta sama Dira jangan kecewain dia dan jangan buat dia sedih"
"Kalo Lo berbuat itu semua ke Dira, Lo bakalan tau akibatnya" Lanjutnya
"Gw akan berusaha untuk jadi yang terbaik dan untuk yang selalu ada buat Dira Ca, gw ga akan kecewain apa lagi buat dia sedih dan nangis"
"Hati dia udah rapuh, dia udah capek untuk buka hati lagi sebenarnya, tapi dia berusaha untuk mencintai lagi"
"Dan kalo misalnya usaha nya Lo kecewain, dia males untuk ngasi kesempatan kedua kalinya. Meskipun manusia pantas untuk di kasi kesempatan yang kedua dia gabakalan ngasi kesempatan kedua kalinya kalo dia udah bener bener kecewa" Tambah Caca lalu meninggalkan Rio.
Rio terdiam.
Rio merenungi perkataan Caca, itu artinya ia tidak boleh mengecewakan Dira dan membuat Dira sedih. Ia tau bagaimana masa lalu yang Dira alami.
Mungkin dari situ Dira menjadi seperti itu, itu artinya dirinya tidak boleh menyakiti hati Dira yang sudah rapuh itu. Menyakiti yang benar benar sakit, di kecewakan yang benar benar tidak bisa di maafkan.
***
Mereka sangat menikmati liburan nya, terutama saat mereka ke tempat air terjun yang sangat asri, tempat air terjun itu tidak ramai, hanya mereka ber enam saja.
Karena tempat itu jarang di ketahui banyak orang jadi suasana dan tempatnya asri dan bersih tidak ada sampah. Air yang jernih dan juga sunyi hanya ada suara air terjun dan suara mereka disana.
Kini Dira dan Rio sedang berada di kamar hotel mereka. Dira dan lain nya memutuskan untuk pulang saat sudah sore.
Pasutri itu sedang berpelukan di atas tempat tidur dengan dada Rio sebagai bantal Dira dan Rio memeluk pinggang Dira posesif. Sesekali Rio menciumi pucuk Dira dengan lembut.
"Dir.."
"Hm?"
"Kamu mau tau kenapa alasan aku mau kita sekamar?"
"Karena kamu mau di peluk pas tidur"
Rio terkekeh saat mendengar jawaban Dira.
"Bukan itu"
"Terus?"
"Bunda bilang ke aku kita kesini sekalian bulan madu"
"Hah?" Ucapnya kaget, Dira langsung terduduk.
"Bunda ngomong gitu ke kamu? Terus kamu ga bilang ke aku!?"
"Kalo aku bilang kamu nanti gamau"
"Kata siapa gamau?"
"Kata aku lah"
"Oh yaudah." Dira kembali menidurkan dirinya di sebelah Rio.
"Aku nunggu kamu siap, aku bakalan nunggu kamu ko sampe siap" Ucap nya pelan, seperti ia tidak mau mengatakan itu tapi apa boleh buat?.
"Yaudah aku mau"
"Mau apa?"
"Ga usah so polos deh Yo"
"Kamu serius dir?"
"Serah, kalo kamu gamau aku mau tidur bye" Dira membalikan tubuhnya membelakangi Rio dan menarik selimut untuk menutupi dirinya.
Tidak ada jawaban dan pergerakan dari Rio, cukup lama. Syukur lah munkin ia sudah ikut tidur juga.
Dira menutup matanya perlahan lalu ia mulai memasuki ke alam mimpi.
Tapi tiba tiba lehernya seperti di tempeli sesuatu yang lembab, dan juga agak sedikit sakit. Tunggu apa ini lintah!?.
Dira membuka matanya, ia menyibakan selimut dan melihat tangan kekar Rio sudah memeluk Dira dari belakang sambil menciumi leher Dira.
Astaga! Jadi itu bukan lintah!?.
"Aduh Rio sakit, kenapa di gigit sih!? Nanti nge bekas gimana" Dira kesal pada Rio yang membuat tanda terus menerus di area leher nya.
Ia bisa malu kalo ketauan terlihat ada bekas itu oleh sahabatnya.
"Hehe maaf"
"Kamu srius yang tadi kamu ucapin?"
"Hm"
"Kamu udah siap?"
"Mau aku ga siap mau siap tetep aja kan ujung ujung nya sakit"
"Pelan pelan ko." bisik Rio.
Rio membalikan badan Dira menghadap dirinya lalu ia mulai mencium bibir Dira lembut, sangat lembut.
Awalnya Dira kaget ia hanya diam tidak membalas ciuman Rio.
"Bales ciuman aku Dir"
Dira membalas ciuman Rio, membuka mulutnya memberi akses untuk Rio, Dira memejamkan matanya.
Jadi ini yang namanya ciuman? Baru pertama kali Dira seperti ini dan rasanya begitu nikmat, memang first kiss Dira sudah di ambil saat itu tapi ia hanya diam karena terkejut tidak seperti ini.
Tangan Rio mulai membuka baju Dira, ciuman mereka terlepas saat Rio menaikan baju Dira untuk di lepas, lalu membuangnya ke sembarang tempat.
Tiidak ada penolakan atau Dira marah padanya saat membuka bajunya, itu tanda nya Dira benar benar serius dengan perkataannya tadi.
Rio senang dan melanjutkan aktivitasnya.
Ciuman Rio turun ke leher Dira yang kini sudah penuh dengan karya nya. Ciuman nya terus turun ke bawah hingga sampai lah di dua benda yang kenyal berwarna putih.
Terjadilah... yaa gitu lah kalian tau~
Hai hai maaf gaje ato kurang puas
Jangan lupa vote dan terus ikutin cerita aku 🌻.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ANANDIRA (TAMAT)
De Todo{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA !!} {HARGAI AUTHOR DENGAN VOTE KALIAN !!} NO PLAGIAT! PYUR HASIL KARANGAN + HIDUP NYATA "Jadi itu anak dia? Aku kira kamu gak semurahan itu." Rio berdecih tertunduk dengan mata yang makin memerah menahan nangis. "Maksud...