"Dira! Rio! bangun woi udah siang ayo kita ke tempat yang kita omongin kemaren." Teriak Caca dari luar yang terus mengetuk pintu kamar Dira dan Rio.
"Eugh.. Rio bangun.. itu Caca."
Rio beranjak dari tidurnya memungut pakaian dirinya lalu mengenakan pakaian nya dan berjalan ke arah pintu.
"Aduh brisik amat si masi pagi juga."
"Mata Lo masi pagi, ini tuh udah jam sebelas Lo bilang pagi!?"
"Lo sama Dira masi tidur yo?.""
"Iya, dia capek kemaren jadi masi tidur sama gw."
"Lahh tumben tu anak bangun siang."
"Iya, biasanya paling anti."
"Kalian ber empat aja, gw mau lanjut tidur ngantuk." Rio menutup pintu kamarnya tanpa mendengarkan omongan Sarah.
"Bangke malah di tutup, belom juga gw ngomong!"
"Udah lah biarain, ayo gw laper ini." Ajak Kenzo.
"Makanan mulu Lo." Chandra menoyor kepala Kenzo.
"Sakit bangsat."
"Iya sar ayo gw juga laper belom sarapan."
Ke empatnya meninggalkan hotel dan mencari makanan di luar hotel. Karena makanan di hotel mahal sekali jadi mereka memutuskan untuk mencari makanan di luar are hotel sebelum ke tempat yang mereka rencanakan.
Tadinya hari terakhir ini mereka akan ke kebun teh, tapi malah Dira dan Rio malah tidak bisa. Yasudah mereka pun kesana hanya ber empat saja.
Yang memberi saran untuk ke kebun teh adalah Rio, yang tidak jadi pun Rio, dasar Rio.
***
Kini jarum jam sudah menunjukan pukul dua belas siang, dan dua manusia ini masi bergelut dengan selimut sambil menutup matanya, beranjak dari tempat tidur hanya sekedar mengisi perut pun mereka enggan.
Tubuh Dira sangat sakit sekali, apa lagi daerah sensitifnya, sakit sekali sampai saat ini. Dira memilih tidur saja siapa tau perlahan sakitnya akan berkurang.
Tapi nyatanya? Tidak sama sekali. Rasanya masi sama saja yaitu sangat sakit. Dira enggan bangun dari tempat tidur karena ia malas dan juga sakit semua. Rasanya tubuhnya akan ambruk bila ia terus berjalan.
Padahal perutnya ini sudah lapar sekali, cacing cacingnya minta untuk di beri makan tetapi Dira sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur.
Ia takut magh nya kambuh, tapi ia juga malas untuk bangun. Lalu bagaimana?.
"Dir.."
"Hm."
"Ayo bangun."
"Ga ah."
"Ayo bangun mandi, aku beliin makanan. Kita belum sarapan dari pagi."
"Kamu aja."
"Kamu juga harus makan, kalo ga nanti kamu sakit."
"Aku males."
"Ayo mandi dulu terus makan."
Tidak ada jawaban dari Dira, istrinya tidur memunggunginya dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya.
"Ayo Dir bangun dulu, kalo kamu ga makan nanti magh kamu kambuh lagi."
"Iyaiya bawel."
Dira bangun dari tidurnya lalu duduk, ia masi menyelimuti tubuhnya yang telanjang.
"Yaudah gini aja aku mandi duluan ya, kamu pake baju dulu." Rio memberikan baju milik Dira.
Dira tidak menjawab, ia hanya mengangguk. Lalu Rio berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ANANDIRA (TAMAT)
De Todo{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA !!} {HARGAI AUTHOR DENGAN VOTE KALIAN !!} NO PLAGIAT! PYUR HASIL KARANGAN + HIDUP NYATA "Jadi itu anak dia? Aku kira kamu gak semurahan itu." Rio berdecih tertunduk dengan mata yang makin memerah menahan nangis. "Maksud...