4. The Strength

45 7 0
                                    

P E R F E C T

P E R F E C T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4.

"The Strength"

Tiada satu hari sejak aku menjalin hubungan lebih dari pertemanan dengan Shunsuke, yang membuat jantungku tidak nyaris lompat dari tempatnya. Hari ini aku dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan grup Naniwa Danshi untuk membahas sistem promosi yang akan mereka lakukan. Tapi, yang kudapatkan adalah Shunsuke yang terlalu bersemangat memandangiku membuatku tidak bisa tenang dalam menjelaskan. 

Bahkan aku sampai harus melotot kearahnya dan mengundang ucapan heran dan curiga dari Daigo-san. Aku berdehem dan menyunggingkan senyum. "Mungkin salah satu dari kalian bisa membuat Michieda-san memasang topeng agar aku tidak terdistraksi olehnya? Arigatou gozaimasu." Aku menyunggingkan senyum manisku kala Nagao-san yang duduk di sebelahnya menangkup wajah Shunsuke dan membuat lelaki itu menjerit kaget karena pandangannya terhalangi tangan sahabatnya.

Aku menarik napas dan kembali melanjutkan penjelasanku. Pertemuan itu berlangsung selama satu setengah jam. Aku melangkah menyusuri koridor untuk keluar dari kantor Johnnys begitu sore menjelang. Aku mendongak dan menemukan Shunsuke yang sudah menunggu di depan lift. Astaga. Kuhentikan langkahku dan memilih untuk berjalan ke tangga darurat dengan cepat. Hari ini aku malu sekali dan tidak ingin bertemu Shunsuke. Lebih kepada tingkahnya padahal kami sedang melakukan backstreet.

"Loh! Loh!" Kupercepat langkahku begitu kudengar suara Shunsuke dan langkahnya yang mendekat. Kubuka pintu darurat dengan cepat dan menuruni tangga tapi memang dasar kaki panjang jadinya lelaki itu berhasil menyusulku di lantai bawah. "Kenapa menghindariku begitu?" tanya Shunsuke dengan bingung. Aku memalingkan wajah kearah lain dan menghembuskan napas. Kusunggingkan seulas senyum. "Gak apa-apa, kok." Aku melewatinya dan kembali menuruni tangga dengan dia yang mengikutiku dibelakang.

"Ya Tuhan... berikan aku kesabaran..." gumamku pelan. "Aku percaya soal ucapan 'Tuhan, beri aku kekuatan'" Aku meliriknya dan menghentikan langkah, kutolehkan kepalaku dan menatapnya dengan senyum manisku. "Jika Tuhan memberiku kekuatan, semua orang mungkin sudah mati," kataku. "termasuk dirimu. Sekarang aku mau pulang, kau kembali ke manajermu!"

Aku meninggalkan Shunsuke yang terpaku di posisinya. Apakah ini pertama kalinya dia pacaran? 

 Apakah ini pertama kalinya dia pacaran? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] • P e r f e c t •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang