P E R F E C T
13.
"Peringatan"
Aku baru selesai rapat dengan para jajaran staf Johnnys bersama petinggi-petingginya. Untuk beberapa saat aku sempat berpikir untuk langsung pulang karena Shun memberi kabar bahwa dia hari ini pulang lebih cepat dari jadwalnya dan meminta untuk bertemu. Baru saja keluar, aku sudah bertemu dengan sekretaris Julie-shachou. Refleks langsung merunduk dan sang sekretaris membalas hal yang sama. "Otsukaresama deshita!" Ucapku.
"Maaf ya mengejutkanmu seperti ini." Aku menggeleng. Sebenarnya aku terkejut tapi tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya. Kusunggingkan senyum kearah sang sekretaris. "Ada apa, ya?" tanyaku bingung. Tidak biasanya sekretaris Julie-shachou yang merupakan kaki tangannya ini menemui staf biasa Johnnys. "Julie-shachou minta bertemu. Apakah Keiko-san punya waktu sehabis ini?" Aku terdiam sebentar. Ada perasaan tidak enak menyelusup. Kepalaku mengangguk. "Tentu. Saya tidak ada agenda lain sehabis ini." Jawabku.
"Syukurlah. Kalau begitu, mari ikut saya."
***
Ruangan presdir Jstorm bernama Kitagawa Julie kali ini tidak terasa bersahabat. Ada aura lain yang membuatku takut. Aku memainkan ujung tanda pengenalku sembari menunggu kedatangan Julie-shachou sembari berdoa semoga tidak ada hal buruk yang sudah kusebabkan.
"Maaf sudah menunggu lama ya." Aku langsung berdiri saat mendengar suara itu bahkan merunduk dan menyapa Julie-shachou. Sosok wanita itu langsung berdiri di depanku dan menatapku sebentar. "Kamu dan Michieda Shunsuke berpacaran, bukan?"
"Eh?" Aku mencoba memproses ucapan Julie-shachou barusan. Butuh waktu sampai hitungan kelima untuk menyadari bahwa hubunganku dan Shun ketahuan oleh orang paling berpengaruh dan terkenal suka membuat hubungan romantis talent Johnnys kandas. Aku menggigit bibirku. Ragu untuk merespon bagaimana. Julie-shachou menghela napasnya dan menoleh ke sekretarisnya, meminta sesuatu. Beliau menunjukkan beberapa lembar foto dimana aku dan Shun terpotret di dalamnya. "Saya mendapatkannya dari salah satu media paparazzi," Aku menerima uluran tangan Julie-shachou dan memandangi foto itu selama beberapa saat. "mereka mengancam akan membocorkan ini ke publik dan tentunya kamu tahu apa yang selanjutnya terjadi." Lanjut sang presdir.
Napasku tercekat. Sampai sini saja kah? "Ya. Ini benar saya dan Michieda-san." Julie-shachou menepuk pundakku dan mengambil foto di tanganku. "Pihak Johnnys sudah mengurus reporter itu dan membayarnya dengan sejumlah uang. Tapi, saya memberi dua pilihan padamu," Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Apa lagi? "Putus dengan Michieda atau tetap menjalani hubungan asalkan kalian lebih berhati-hati dan dilarang melakukan Public Display Affection di tempat umum dan kantor Johnnys." Eh... Apakah telingaku salah mendengar?
Aku mengerjap selama beberapa saat. "Julie-shachou serius, Keiko-san." Kudengar kekehan dari sekretaris Julie-shachou yang berucap tadi. "Sumimasen, Julie-shachou. Apakah ini tidak salah?" tanyaku memastikan. Tidak biasanya beliau memberikan pilihan yang salah satunya berisi yang secara tidak langsung menyetujui hubungan talentnya dengan staf Johnnys. Julie-shachou menggeleng. Beliau berjalan menuju mejanya. "Tidak. Kali ini aku memberi keringanan, kamu boleh tetap menjalin hubungan dengan Michieda, tapi karena hal ini nyaris bocor ke publik dan mempengaruhi Naniwa Danshi, kamu akan diskorsing selama sebulan dan dilarang datang kemari dalam rentang waktu tersebut."
Astaga... Ada harga yang harus kubayar ternyata... "Baik. Saya akan memilih pilihan pertama. Mohon maaf atas keributan yang saya timbulkan, shachou." Aku merunduk dalam-dalam, menahan sesak yang muncul tiba-tiba. "Sepertinya pilihan pertama akan kutarik saja, ya. Aku lebih suka kau memilih pilihan kedua," Balas Julie-shachou yang membuatku terkejut dan melongo. Ada apa dengan wanita ini?? "lagipula, bukan hanya salahmu, kok. Michieda juga berperan dalam hal ini. Toh, ini muncul karena komitmen kalian berdua." Ucap Julie-shachou dengan santai. Aku menggigit bibirku. "Arigatou gozaimasu. Saya permisi, shachou." Aku berjalan keluar ruangan dan menghembuskan napas. Kusandarkan punggungku pada sisi pintu ruangan tersebut. Entah keberuntungan macam apa yang tengah menimpaku saat ini. Aku sendiri tidak paham. Lucu sekali kisah romantismu, Michieda... Ah, kisah cintaku juga deh...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] • P e r f e c t •
FanficKisah cinta di dunia hiburan memang tidak selalu berjalan mulus. Dia mungkin bukan lelaki yang bisa kukenalkan pada ibu dan ayahku. Bukan lelaki yang bisa leluasa membuat janji temu dengan kesayangannya tanpa takut dilihat orang-orang. Michieda Shu...