P E R F E C T
7.
"Bad Thing"
Aku langsung berjalan cepat ke bangku terdekat. Menyandarkan kepalaku di sandaran kursi tersebut dan menghela napas. Kurasakan langkah kaki mendekat dan suara tawa yang geli. Dia masih saja tertawa. "Berisik, Shun." Kataku lirih.
Setelah semalam dia bilang mau mengajakku jalan-jalan, akhirnya kami memilih untuk ke amusement park karena dia sudah lama tidak kemari. Memangnya dia anak kecil apa? Shun terkekeh. "Aku gak tau kalo kamu ternyata lemah sama hal begitu." Katanya, duduk disebelahku sembari menyodorkan sebotol air mineral. Aku berdecak dan menerima uluran tangannya dengan kasar. Kuberdehem sebelum membuka botol minum tersebut. "Kamu gak tau aja gimana seremnya kalo sampe pengamannya lepas..." gumamku, masih merasakan ketakutan akan kemungkinan tersebut.
"Mana mungkin, Kei. Lagipula belum ada kasus seperti itu disini." Balas Shun, kulirik dia yang kali ini tersenyum kearahku. Aku memalingkan wajahku kearah lain. Kulebarkan mata kala kurasakan tangannya merangkulku. Refleks, kepalaku menoleh kearahnya dan terkejut mendapat wajahnya yang sangat dekat denganku. Aku mengerjap. "Abis ini mau naik apa lagi?"
"Aku jadi ingin melakukan hal buruk padamu, Shun." Gerutuku sebal. Lelaki berusia 21 tahun itu malah menyeringai. "Seperti apa?" Keluarlah pikiran lelaki. Aku ikut menyeringai. Kuangkat tanganku, seperti akan mengusap wajahnya tapi berakhir dengan kubunyikan lehernya sembari berbisik. "Break your neck!"
"KEIKO! LEHER GUE!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] • P e r f e c t •
FanfictionKisah cinta di dunia hiburan memang tidak selalu berjalan mulus. Dia mungkin bukan lelaki yang bisa kukenalkan pada ibu dan ayahku. Bukan lelaki yang bisa leluasa membuat janji temu dengan kesayangannya tanpa takut dilihat orang-orang. Michieda Shu...