12. Berakhir Tragis

223 12 1
                                    

Siang ini Arini datang berkunjung ke tempat yang ia selalu gunakan untuk mendongeng dan mengajarkan banyak hal untuk anak anak kecil.

Arini sedang melamun sendirian di sebuah pondok kayu yang dulu dibuatkan Pras untuknya sebelum mereka menikah.

" Assalamu'alaikum... ".

Lamunan Arini buyar. Kedua sahabat Pras datang menemuinya.

"Waalaikum salam". Jawab Arini lirih. Wajah Arini terlihat sedikit tidak senang dengan kehadiran Amran dan Hartono.

" Maaf Arini menganggu waktunya " Ucap Amran.

" Mau apa kalian dateng ke sini? Mau jelasin ke aku, kenapa foto kalian berdua bisa ada di perkawinan Mas Pras? " Arini menyingung soal foto Amran dan Hartono yang ia liat di rumah Meirose beberapa hari lalu.

Hartono berjalan mendekat dan duduk di samping Arini.

" Rin, kedatangan gue sama Amran kesini atas kemauan kita sendiri, dan gue tau lo lagi ngak suka sama kita berdua, tapi tolong inget satu hal... Pras, dia tidak pernah bermaksud buat nyakitin lo". Jelas Hartono berharap Arini akan mengerti.

Arini menatap Hartono tajam. Ia sudah menduga mereka akan membahas tentang masalah rumah tangga nya.

" Ya menang, Mas Pras hanya ingin menolong perempuan itu, biar hidupnya tidak hancur, biar perempuan itu punya harapan baru, biar nanti kalo—"

" Biar Bayi Akbar ngak hidup seperti dia". Potong Hartono cepat.

"Yang ada di pikiran Pras itu cuma 'Bagaimana cara membuat dunia disekitarnya tidak seperti dunia dia', ya menurutku itu dongeng, tapi, lo dan Pras membuktikan ke gue, bahwa dongeng itu bisa membuat orang menjadi lebih hidup, memberikan harapan, dan membuat orang jadi percaya diri".

"... "

"Gue temen lo, gue ngak mau dongeng kalian berakhir tragis.. " Lanjut Hartono serius.

Arini menatap Amran yang sedang berdiri disebelah Hartono. Amran mengangguk pada Arini, menyetujui ucapan yang dilontarkan Hartono.

" Jadi sebenernya apa tujuan kalian berdua dateng kesini? Mau meminta aku, supaya aku bisa menerima perempuan itu menjadi istri ke dua mas Pras iya?". Tanya Arini. Hartono terdiam mendapat pertanyaan itu.

"Kalo memang dongeng ku dan dongeng mas Pras harus berakhir tragis... Ya itu pilihan mas Pras". Arini mendengus kesal dan langsung mengalihkan pandangan nya.

Amran berpindah dan duduk di sebelah Arini.

"Tapi Arini. Allah menjanjikan pahala yang besar, jika Arini mau menjadi orang yang sabar dan ikhlas. biar nanti pas di akhirat, Arini begitu melewati jembatan siratulmustakim, Arini bisa melangkah dengan cepat, sett.. ". Amran mengisyaratkan dengan tangannya.

Arini hanya tersenyum mendengar ucapan Amran. Tak lama Arini berdiri dan berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Biar Arini bisa masuk surga lebih dulu dari ane dan Hartono! " Ucap lantang Amran membuat langkah Arini terhenti.

Meskipun Arini kesal terhadap kedua sahabat Pras karena mengikut campuri urusan mereka, namun Arini tau tidak ada gunanya dirinya untuk marah sekarang ini.

Arini berbalik menatap kedua sahabat Pras itu kemudian tersenyum.

" Surga yang Mas Amran gambarkan begitu indah, tapi maaf, Bukan Surga itu yang Aku Rindukan." Ucap Arini.

Surga Yang Tak DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang