7. Mei : Sampai Kapan Terus Begini?

644 23 0
                                    


RUMAH DONGENG

"Cek nama sama alamat ya, udah. Jangan ada yang kelewatan ya". Ucap sita seraya berdiri dari kursinya dan menunjukan buku daftar nama kepada salah satu anak asuhnya.

Sita kemudian menuju ke teras depan. Sudah ada Arini dan 2 klien yang sedang menjelaskan maksud dan tujuan mereka datang.

Sita pun duduk dan ikut mendengarkan bersama Arini.

"Jadi menjelang Ramadan nanti saya ingin buku nya mbak ini bisa dibacakan.....". Ucap salah satu kliennya. Sita pun mengangguk dan bersiap mencatat nya dalam note book yang ia bawa.

Arini yang terlihat tidak fokus itu melipat kedua tangannya di dada serta menundukkan pandangannya. Matanya berkaca kaca dan menatap kosong. Pikiran Arini sedang kacau untuk sekarang.

Melihat itu kliennya menghentikan ucapannya.

Sita yang merasa tidak enak pada kliennya itu pun segera memegang tangan Arini dan berusaha menyadarkan Arini dari lamunanya.

"Rin!"

"Hm?".

Seketika lamunannya buyar dan melihat kedua kliennya sedang menatap dirinya.

"Ya, saya setuju..". Ucap Arini spontan. Dengan diikuti senyum yang terlihat dipaksakan Arini mengulangi ucapannya. "Saya setuju".

Jelas pikiran Arini sedang tidak baik baik saja.

♪♪♪

WARUNG MAKAN

Sita yang telah selesai melakukan meeting bersama Arini akhirnya bertemu dengan Hartono di warung makan gudeg kesukaannya.

"Mas? Kenapa? suntuk gitu mukanya?" Tanya sita membuat Hartono kaget.

"Proyek kulon Progo, surat izin. Jadi... Molor semua". Jelasnnya singkat kemudian kembali memakan makanannya.

"Over bajet dong?"

"Iya"

"Tau ngak sih? Bapaknya Arini tu poligami ternyata, yang gitu gitu tu yang bikin aku takut nikah". Ungkap Sita.

Uhuk.. Uhuk..

Hartono tersedak setelah mendengar ucapan Sita, Hartono langsung meminum minumannya. Ia teringat jika Suami Arini sendiri, Pras, juga berpoligami.

"Nanti Kamu nggak akan gitu kan mas?". Tanya sita.

"Ya ngak lah, emangnya aku tipe cowok yang punya bakat poligami kaya si Amran? Ya nggak mungkinlah...". Jawab Hartono sedikit tertawa.

"Ya mana aku tau, namanya juga cowok, apa jaminannya?". Ucap Sita.

♪♪♪

RUMAH MEIROSE

Pras sedang duduk di depan meja makan memandang makanan yang sudah disiapkan Mei untuknya. Tak lama Meirose datang membawa sepiring penuh ayam goreng.

"Nih cobain. Ini pertama kalinya aku masak buat orang lain". Kata Mei.

Ia mengambilkan sepotong ayam itu dan menyuapkannya pada Pras dengan tangan nya sendiri.

Pras sedikit canggung, ia merasa tidak nyaman jika harus disuapi Mei. Namun atas bujukan Mei Pras akhirnya menurut.

"kamu beneran masak sendiri?" Tanya Pras setelah merasakan ayam itu.

Surga Yang Tak DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang