13. Akhir Dongeng Madani

225 13 0
                                    

RUMAH SAKIT

Pras masih terbujur di ranjang rumah sakit, tubuhnya penuh luka, kepala Pras sampai diperban, kabel kabel medis menjalar di tubuhnya. Sejak tadi Pras belum juga sadarkan diri.

Pihak rumah sakit menghubungi nomor teratas yang baru saja dihubungi oleh Pras. Kebetulan sebelum tragedi tersebut Pras sempat menghubungi Meirose dan menyatakan bahwa ia akan kerumahnya.

Meirose yang pertama kali dihubungi pihak rumah sakit pun datang.

Mei duduk di kursi sebelah ranjang Pras. Ia memandangi Pras yang tak sadarkan diri itu dengan sedih.

" Arini... " .

Pras memangil nama Arini. Hati Meirose terasa sedikit sesak. Pras memangil Arini meski Ia disampingnya. Tapi Mei sadar dan memaklumi hal itu.

"Arini... ". Panggil Pras kembali.

Tiba-tiba seorang berlari masuk keruangan, langkahnya terhenti selangkah dari pintu saat melihat Pras.

" Astagfirullahalazim ". Perempuan berhijab merah itu menutup mata dengan kedua tangannya, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

" Ya Allah.. Inalilahi". Arini berlari menghampiri Pras dan meraih tangannya.


"Mas, kenapa bisa seperti ini si Mas? ". Bisik Arini lirih sembari terisak melihat sekujur tubuh Pras penuh luka dan perban, wajah suaminya itu napak lebam karena pukulan.

Meirose melirik Arini yang sedang menangisi Pras dengan canggung, Ia merasa kehadirannya tidak tepat. Ia merasa asing di sana.

Akhirnya Meirose berdiri dan memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu. Selangkah sebelum keluar dari ruangan itu Meirose berhenti. Ia menoleh, melihat Pras sekali lagi.

" Arini... " Panggil Pras di bawah sadarnya.

"Ini aku Mas, ini aku... " Tangis Arini. Memeluk Pras. "Aku disini kamu yang kuat, kamu harus kuat Mas ". Bisik Arini.

Meirose pun keluar dari ruangan itu dengan sedih. Kedua tangannya terlipat dan sesekali mengusap air matanya yang menetes.

Meirose sadar, bahwa kehadirannya di tengah keluarga Pras adalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak ia lakukan.

" Dimanapun kita ngejalanin, yang penting niatnya untuk mendapatkan berkah. Orang yang diberkahi, hatinya akan tenang.. Karena terang"

Ucap Pras seraya menyalakan senter ponselnya didepan Meirose yang terduduk di ranjang rumah sakit beberapa saat setelah Pras menikahinya.

Tiba tiba saja Meirose teringat ucapan Pras saat itu.

•••

RUMAH MEI.

Malam ini Meirose sedang menidurkan Akbar. Saat tiba tiba ia teringat tentang Pras. Meirose melirik ke arah pintu. Ada hijab merah muda yang tergantung disebelahnya, hijab yang Pras berikan untuknya.
*( Baca Part 6)

    " Kamu suruh aku pakai ini? " Tanya Meirose. Pras pun mengangguk dan memakaikan hijab merah muda itu di kepala Meirose.

Surga Yang Tak DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang