Malam hari.
Di sebuah klinik dekat apotek ramai anak anak yang sedang bermain dengan diawasi orang tua mereka.
Malam ini juga Meirose sudah janjian dengan Pras untuk mengimunisasi kan bayi Akbar. Meirose mengamati salah satu orang tua yang sedang menidurkan anak kecilnya dengan manis. Meirose tersenyum melihatnya.
Pras membuka pintu apotek dan mencari keberadaan Meirose, tak butuh waktu lama Pras melihat Meirose dan segera ia mendatangi dan duduk disampingnya.
"Maaf telat, ada masalah di proyek tadi". Pras menjelaskan alasan keterlibatannya.
"Ngak papa kok". Jawab Meirose.
"Akbar udah diimunisasi?".
"Belum".
Mereka berdua pun menunggu bersama.
Setelah menunggu lama akhirnya Akbar telah selesai diimunisasi, Pras pun membayar di kasir.
"Semuanya 350 Ribu". Ucap kasir.
Pras mengambil dompetnya. Namun tidak ada uang yang cukup.
"Bisa pake ATM mbak?". Tanya Pras.
"Kebetulan lagi offline, kalo mau pembayaran tunai silahkan bisa ambil diluar, ada ATM disebelah kiri". Jelasnya.
"Oke". Jawab Pras.
"Aku ambil uang dulu ya". Ucap Pras pada Meirose. Meirose pun mengangguk.
Pras menarik pintu dan keluar dari apotek itu menuju ATM.
Di Saat bersamaan mobil merah berhenti di depan apotek. Itu adalah mobil Arini. Tetapi Pras tidak menyadari keberadaan mobil Arini. Dan Arini tidak melihat Pras berlari keluar apotek.
Arini turun dari mobil dan masuk kedalam apotek itu.
"Selamat datang! Ada yang bisa dibantu ibu?". Sapa apoteker disana.
Arini melihat lihat. " Ada obat demam? "
"Oh iya ada, silakan duduk dulu ya, saya ambilkan".
Arini mengangguk. "Makasih".
Arini berjalan dan duduk di kursi yang disebelahnya adalah Meirose. Tapi mereka tidak saling mengenal. Arini hanya tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh Meirose.
Arini memandang Bayi Akbar.
"Lucu banget". Arini mengelus Akbar yang sedang tertidur di kereta bayi itu.
"Ibu obatnya udah siap". Ucap apoteker.
Arini berdiri dan menghampiri.
"Ini obatnya, silahkan langsung bayar di Casa ya, terimakasih". Ucap apoteker.
"Terimakasih". Balas Arini.
Segera ia membayar obat itu. Setelah dibungkus Arini pun keluar apotek dan kembali ke mobilnya.
Saat Arini masuk mobil secara bersamaan pula Pras berlari masuk ke dalam apotek setelah mengambil uang di ATM.
Namun sekali lagi mereka tidak menyadari keberadaan masing-masing. Sebuah kebetulan yang tidak disengaja
•••
Pagi harinya. Arini sedang membersihkan rumah.
Menata bantal-bantal di sofa dekat jendela yang terlihat sudah berdebu. Dari jendela juga terlihat Simbok yang sedang menjemur pakaian dihalaman samping umah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga Yang Tak Dirindukan
Romance[SELESAI] Kisah cinta pada pandangan pertama Pras dan Arini begitu indah. Pernikahan yang kemudian terwujud mendatangkan kebahagiaan lain dengan hadirnya Nadia (buah cintanya). Sosok Pras yang baik dan setia selalu menenangkan Arini. Berbagai k...