Dengan sangat barat hati dan rasa bersalah kepada Nadia dan juga Arini, Pras memutar kemudinya yang seharusnya ke arah sekolah Nadia berbalik ke rumah Meirose.
Sampai nya dirumah Meirose, Pras berlari dengan panik. Tangis bayi terdengar.
"Masih muntah aja?" Tanya pras.
"Masih Mas" Jawab Meirose.
"Siapin tas kita ke dokter".
Meirose bergegas mengambil keperluan Akbar.
•••
Sementara di sekolah, acara pembukaan pentas telah selesai. Acarapun berlanjut. Namun Pras belum saja datang.
Arini yang sudah menunggu lama dan oras tak kunjung datang akhirnya memilih menghubungi suaminya itu.
Pras yang sedang sibuk menenangkan bayi Akbar yang masih menangis tiba tiba menerima telfon dari Arini. Pras menjauh dan menyuruh Mei untuk mengurus Akbar.
" Halo Arini? "
" Kamu dimana sih Mas? " Tanya Arini.
"Emm.. Maaf.. Aku.. "
Pras tidak mungkin mengatakan pada Arini jika ia sedang dirumah Meirose.
" Suara siapa itu? Kamu dimana sih kenapa ada suara anak kecil lagi nangis?" Tanya Arini setelah mendengar tangisan Akbar diujung telepon.
Pras bingung harus menjawab apa. Ia merasa tidak enak pada Arini.
"Mas Akbar muntah muntah lagi nih " Ucap Meirose, yang membuat Pras menoleh khawatir. "Cepet mas! ".
"Aku dirumah Meirose, Akbar sakit jadi aku-"
Belum sempat menjelaskan, Arini langsung menutup telponnya. Pras mendegus, dan langsung kembali mengurus Akbar.
Arini yang sedang duduk di salah satu kursi penonton bersama ibunya itu merasa kecewa.
" Bu dia udah janji, kalo dia ngak bisa janji, dia ngak usah janjiin Arini dan Nadia dong bu". Protes Arini kesal.
" Sudah biarkan saja ". Jawab sang ibu.
Arini sempat ditegur penonton dibelakangnya karena berbicara dan menganggu.
" Istigfar, istigfar". Tenang Ibunya mengelus pundak Arini.
•••
Sambil menunggu Mei berkemas. Pras menepuk nepuk Akbar dan berusaha menenangkannya.Tiba tiba Ponsel Pras kembali berdering. Melihat itu dari Arini, Pras segera menerima telpon itu.
"Muntahnya padet atau cair? " Tanya Arini tiba tiba membuat Pras terkejut dan terdiam bingung.
"Mas?.. Halo Mas? " Panggil Arini karena pas tidak menjawab sedikit pun.
Meirose yang lewat di belakangnya langsung Pras tarik. " Muntahnya padet atau cair? " Tanya Pras setengah berbisik pada Meirose.
" Cair " Jawab Mei.
" Cair, muntahnya cair " Jawab Pras segera pada Arini.
"Suhu badannya tinggi? " Tanya Arini kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga Yang Tak Dirindukan
Romance[SELESAI] Kisah cinta pada pandangan pertama Pras dan Arini begitu indah. Pernikahan yang kemudian terwujud mendatangkan kebahagiaan lain dengan hadirnya Nadia (buah cintanya). Sosok Pras yang baik dan setia selalu menenangkan Arini. Berbagai k...