Setelah hari-hari panjang berlalu, akhirnya Jisung dan Jeongin punya waktu berduaan untuk saling mendekatkan diri.Saat ini keduanya duduk bersama di ayunan halaman belakang, yang lain tengah sibuk berenang bersama anak-anak.
Kecuali Minho yang hanya mengawasi dari tepi karena ia harus menjaga Jeho.
" Jadi kau dulu mata-matanya tuan Bang?" tanya Jisung.
Jeongin mengangguk dengan canggung, "Iya.. Tapi akhirnya aku jadi mata-mata ganda untuk tuan Bang sekaligus untuk Chris."
Mendengar itu, Jisung hanya diam membuat Jeongin jadi semakin merasa tak enak.
" Aku mengerti bagaimana posisi mu saat itu, kau di ancam kan? Jadi kau terpaksa melakukan pekerjaan menjadi mata-mata."
" Di dunia ini yang aku miliki saat itu hanya kak Minho, dia satu-satunya orang yang memperlakukan aku seperti manusia."
Keduanya pun saling bertatapan dan tersenyum.
" Sepertinya kau punya kisah hidup yang suram juga ya?"
" Orangtua ku meninggalkan hutang yang banyak padaku, mereka mati bunuh diri dan ya.. Mereka berhutang pada Chris makanya aku awalnya dibawa ke penampungan, waktu itu organ ku akan di ambil unt─"
" Aku tau itu, orang-orang yang berhutang pada Chris kalau tak mampu membayar hutang maka organ akan di ambil dan kalau organ satu orang itu tak cukup maka organ keluarga nya juga akan di ambil."
Jeongin mengangguk, bagaimana hukum kelompok Chris bekerja itu mengerikan.
" Nah, waktu aku berada di penampungan saat itu Minho datang. Dia membawa ku dan beberapa anak yang terpilih untuk menjadi pekerja di club sebagai gantinya."
" Sebentar, ada yang ingin aku tanyakan. Kau bekerja di club kan? Jadi apa kau kenal anak muda yang Chris bawa ke rumah?"
" Ah, dia ternyata Intel negara yang ingin menyelidiki bisnis Chris makanya saat itu Minho sengaja memilih beberapa anak muda untuk bekerja di club, itu hanya sebuah kedok jadi─"
" Setelah anak muda itu mati yang lainnya kembali ke penampungan?" tebak Jisung.
Jeongin mengangguk, "Benar."
" Wah.. Jadi hanya kau yang tidak kembali?"
" Ya dan karena itu, tuan Bang yang mencium bau-bau kalau aku Um.. Apa bisa aku menyebut diriku special?"
" Ya~ kau bisa, kau special untuk Minho kan~" jawab Jisung dengan nada menggoda membuat telinga Jeongin bersemu merah dan menunduk malu-malu tapi hanya sejenak karena detik berikutnya ia mengangkat wajahnya untuk kembali bercerita.
" Maka dari itu aku mau tak mau bekerja untuk tuan Bang, aku menerima informasi dan memberikan informasi lalu akhirnya bekerja untuk Chris juga sampai akhirnya tuan Bang dibunuh dan aku pun terbebebas."
" Siapa yang membunuh tuan Bang? Apakah Chris?"
Jeongin menggelengkan kepalanya, "Minho yang melakukannya."
Jisung mengerjapkan matanya agak merasa heran, "Sebagai anak, ku kira Chris yang paling kesal dengan tuan Bang?"
" Um.. Minho juga anak dari tuan Bang."
Seketika tatapan Jisung yang fokus pada Jeongin kini beralih menatap Minho dan Chris bergantian.
" Kalau Felix adiknya Chris aku mengerti kenapa mereka wajah mereka tidak tulen Korea karena mungkin percampuran wajah ayah dan ibu mereka juga nama keduanya yang sama-sama memakai nama asing tapi Minho???"
" Kau tidak sadar Minho dan Felix cukup punya aura yang mirip? Ya walaupun Minho memang tampak sama sekali tak dekat pada Felix, ia memang lebih dekat dengan Chris."
" Uh, coba kau ceritakan semuanya padaku! Aku sangat penasaran!"
" Jadi begini, Minho adalah anak hasil kecelakaan antara tuan Bang dengan ibunya Minho yang seorang maid, Minho punya nama asing kok, Rino tapi ia memilih untuk memakai nama Minho nama yang diberikan oleh ibunya."
" Dan masa kecil kak Minho sangat tidak menyenangkan karena dia anak yang tak diinginkan.. Minho bilang saat ia ada, ibu nya masihlah seorang remaja yang berusia 15 tahun."
" Sinting...." gumam Jisung.
" Usia Chris dan Minho berbeda 12 tahun, Minho dan Felix hanya berbeda 2 tahun. Nah, tuan Bang dan ibunya Minho mengulangi kesalahan mereka namun Felix lebih di anggap sebagai anak oleh tuan Bang."
" Minho tak masalah kalau orangtuanya pilih kasih padanya, malah tak perduli karena Minho tumbuh besar bersama Chris, sedari Minho kecil yang merawat Minho adalah Chris yang sudah memasuki usia remaja, nah di masa-masa remaja nya Chris sudah banyak hal yang ia lakukan dan Minho selalu ikut kemanapun Chris pergi walau kata Minho Chris lebih banyak melarangnya kalau Chris pergi ke tempat yang tidak seharusnya seorang bocah datangi."
" Lalu.. Tepat saat Chris berusia 19 tahun, ia mengadopsi Hyunjin yang waktu itu berusia 5 tahun dari tempat pelelangan ilegal."
Kali ini pandangan Jisung teralih menatap Hyunjin dan Chris.
" Jadi Hyunjin?? Dia selama ini anak sulung ku dengan Chris???" tanya Jisung membuat Jeongin menahan tawanya.
" Tidak tidak, Chris tidak mengakui Hyunjin sebagai anaknya. Hyunjin di anggap sebagai anak didikannya saja jadi kau tak perlu merasa kalau kau adalah ibu tirinya, cukup Netaneel saja."
" Syukurlah, akan terasa canggung kalau aku punya anak tiri sebesar Hyunjin. Malah Hyunjin lebih tua setengah tahun dari ku kan?"
" Ya begitulah."
" Huh.. Rupanya masih banyak yang tak aku ketahui soal Chris, aku sebenarnya penasaran bagaimana masa lalu nya sebelum dia menikah dengan ku dan Minho bilang kalau aku penasaran maka aku harus bertanya padanya langsung."
" Itu benar, kalau kau penasaran maka lebih baik kau tanyakan langsung padanya."
" Ya.. Akan ku lakukan nanti. Oh ya, apa kau tau kabar Jae?"
" Hm karena Seungmin adalah teman ku jadi ya, aku tau kabar mereka berdua. Tadi pagi Seungmin bilang kalau urusan mereka di Gunma sudah selesai maka mereka akan datang."
Jisung mengangguk antusias, "Wah ini akan menyenangkan! Aku merindukan Jae."
" Kau dan Jae dekat ya?"
Jisung mengangguk lagi, "Tentu saja karena dulu kalau bukan karena dia, mungkin aku dan Jeyn tak ada disini. Saat aku di kirim ke Rusia oleh tuan Bang, ugh.. Banyak sekali orang-orang yang mengincar ku tapi berkat Jae yang melindungi ku, aku masih hidup sampai sekarang dan Jeyn bisa tumbuh sampai sebesar ini."
Jeongin tersenyum, "Masa lalu kita semua sangat mengerikan."
" Setuju, semoga saja anak-anak kita kelak tidak akan mengalami hal yang menyedihkan seperti apa yang kita alami."
" Tentu saja, ini saatnya kita membangun kebahagiaan. Kembali nya kak Jisung ke keluarga ini membuat suasana terasa lengkap dan hangat. Jujur saja saat kau tak ada, kami tak pernah berkumpul seperti ini terutama Chris."
" Lelaki tua itu menyedihkan sekali, dia hanya sibuk bekerja dan sesekali datang kerumah ini untuk bertemu ponakannya atau pergi ke kediaman Hyunjin untuk menemui bungsu kesayangannya dan Youngjin."
" Hm.. Bagaimana kalau aku pergi lagi ya?" tanya Jisung dengan senyum teduhnya.
Mendengar itu serta melihat ekspresi Jisung yang tampak sendu tentu saja membuat Jeongin jadi sedih, "Kak.. Kau bahkan belum menikmati hasil perjuangan mu selama ini, masa kau sudah berpikir 'seandainya aku pergi lagi?' kau harus tetap disini, bersama keluarga mu dan kami."
Jisung terkekeh, "Aku bercanda, hey yang benar saja aku ini sudah susah payah berusaha jadi lebih baik demi saat-saat ini."
Jeongin ikut tersenyum, senyum lega sekaligus senang.
Keduanya pun kompak berdiri dan sama-sama melangkahkan kaki menghampiri mereka yang masih betah bermain di kolam.
to be continued
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] ferris wheel ; chansung'✔️
Fiksi Penggemar' Umur tidak menentukan siap atau tidak, matang atau tidaknya seseorang dalam berumah tangga. Mereka berpisah dengan kesepakatan untuk menjadi lebih baik dan agar saat mereka kembali bersama, keduanya telah siap membina rumah tangga yang sehat. ...