Dunia Itu Fatamorgana

102 13 0
                                    

Dunia Itu Fatamorgana

"Dunia itu fatamorgana, Sedangkan Akhirat adalah air sebenarnya"

@m_nurhaqim.

Dia mengejar dunia sampai dia melupakan pencipta dunia. Shalat dia lewatkan, puasa dia tinggalkan, membaca kalamnyapun sangatlah jarang. Kehidupannya sebatas untuk mencari kebahagiaan dan kesenangan dirinya didunia tanpa memikirkan kebahagiaan siapa yang menciptakan dirinya.

Segala cara mereka lakukan demi kebahagiaannya. Dari mencuri, zina, korupsi, meminum minuman keras, pacaraan diluar nikah, atau juga ada yang mengejar sesuatu dengan cara saling menyikut dan menjatuhkan dengan menghalalkan segala cara tanpa memikirkan perintah tuhan demi meraih kekayaan, kebahagiaan dan kekayaan.

Al-Hasil hidup menjadi berantakan, tidak ada ketenangan dan juga kebahagiaan. Ada sih kebahagiaan tapi ntah dalam hatinya terasa sedih tanpa ada alasan, terasa kurang tanpa sebab, dan terasa hampa begitu saja. Yah itulah perasaan seseorang yang terus menerus mengejar dunia yang pada hakikatnya dunia itu fatamorgana.

Wahai sahabatku tercinta, hamba siapakah dirrimu ? Apakah dirimu adalah hamba Allah ataukah hamba dari hawa nafsumu yang selalu kau penuhi dan kau kejar akan duniamu ? ataukah kau menjadi hamba dari dunia yang selalu kau kejar pagi, siang dan malam ? atau mungkin kau hamba dari keinginanmu yang tak pernah kunjung padam akan keinganan duniamu sehingga kau selalu mengejar duniamu ?.

Wahai saudaraku, Banyak orang yang terperdaya akan kecantikan dan keindahan dunia, sehingga sampai-sampai seseorang tersebut lupa akan akhiratnya. Padahal dunia itu sangatlah kecil dibandingkan akhirat. Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dari pada kehidupan dunia. Allah Swt berfirman dalam surah At-Taubah ayat 38:

"Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit." (At-taubah: 38).

Ada Seuntai nasihat dari seorang ulama. dia mengatakan bahwasannya orang yang mengejar dunia itu pasti tidak dapat , walaupun dapat pastik tidak banyak, walaupun banyak pasti tidak puas, walaupun puas pasti tidak akan lama."

Rasulullah Saw Bersabda "Sesungguhnya perumpamaan dunia dan diriku adalah seperti seseorang yang beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon pada siang yang amat panas, kemudian ia pergi dan meninggalkannya." (HR. Ahmad).

Dikisahkan ada seorang ulama shalih dalam menggambarkan dunia bahwasannya dia mengatakan "dunia itu bagaikan sandal." Orang –orang ramaipun keheranan akan hal itu, tetapi ulama ini tetap bersih keras mengatakan bahwasannya dunia itu layaknya sandal. Beliau berkata "iya, dunia itu bagaikan sandal, bagaipun kita tidak begitu membutuhkan sandal, kita tentu tidak bisa berjalan tanpa alas kaki. Begitu juga dengan dunia, kita tidak begitu membutuhkannya (tapi kita tidak harus memanfaatkannya). Namun pernahkah Anda mendengar rasa cinta yang terjalin antara seseorang dengan sandalnya?."

Wahai sahabatku, janganlah kau taruh dunia dihatimu sehingga kau mencintainya melebihi cintamu pada tuhanmu. tetapi cukuplah taruh duniamu ditanganmu agar kau selalu ingat akan akhiratmu.

Selain itu, tatkala dirimu mengejar dunia maka dunia akan pergi dari dirimu tetapi tatkala dirimu mengejar Akhirat, Allah akan hadirkan dunia kepadamu bahkan dunia itu datang dalam keadaan hina kepadamu. Rasulullah Saw Bersabda:

"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina." (Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/ 183); Ibnu Mâjah (no. 4105); Imam Ibnu Hibbân (no. 72–Mawâriduzh Zham'ân); al-Baihaqi (VII/288) dari Sahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu).

Karena Allah Ingin Selalu Kau TersenyumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang