Lelah batin saya teman, sok lah komen apa yang terjadi di cerita, komen next kalian gak membantu sama sekali☺
Jujur aja, yang komen next itu malah makin buat badmood hehe.
Yaudah, kalau gamau komen vote aja, daripada cuma komen next.
Tekan vote dan ramaikan komen🖐
~~~~~~
Haira menatap aneh Papa nya, Aman Janitra sama Papa Haira.Pria 40 tahun itu nampak menangis di meja makan kembali, setiap pagi dia akan menangis dan terus menangis, Haira sampai bosan mendengarnya.
"Kali ini apa lagi yang Papa tangisin?" celetuknya malas.
Aman mendongak, dia menyeka air matanya perlahan. "Papa kangen Mama kamu..hiks.." isaknya lirih.
Haira merotasi matanya malas, dia menyendokan nasi goreng itu ke mulutnya. "Siapa suruh cerai, sok banget jatuhin talak, syukurin sana." ketusnya.
Aman malah semakin menangis, dia merindukan pelukan istrinya, sangat merindukannya. "Hiks.." jujur Aman menyesal menjatuhkan talak.
Dan perceraian terjadi, padahal Aman masih sangat amat mencintai Alena, emang dasar mulut bajingannya kurang ajar.
Haira terlalu malas meladeni Papa nya, dia melanjutkan sarapannya sampai selesai.
"Haira berangkat, Papa jangan nangis terus entar tambah stress." celetuknya kemudian pergi keluar dari rumah.
Meninggalkan Aman yang masih saja menangis, jujur sih, Haira benci melihat seseorang menangis, kecuali untuk abangnya dan Si Alam.
Lumayan lucu dilihat kalau Cakra dan Alam menangis.
"Ah, si bayi monyet katanya pengen makan soto ayam, gue beli aja kali ya." gumam Haira, yah sekedar tanda pertemanan mereka.
Alam sudah mendeklarasikan diri sebagai teman Haira, dan Haira juga tak masalah.
Yang penting Alam gak gangguin kesenangan Haira, yaitu tidur dan berkelahi.
Motor sport biru nya melaju keluar dari halaman rumah, manik coklat mudanya yang selalu berkilat tajam itu mulai bereaksi.
Hantu-hantu di jalanan komplek pagi-pagi sudah bermunculan.
"Pagi Haira, jangan bolos yah hari ini." ingat sesosok laki-laki seumuran Cakra, tampilan laki-laki itu sedikit menyeramkan.
Bola matanya copot sebelah, ditambah bagian tangannya hilang sampai siku.
Haira tak merespon, dia mengencangkan laju motornya agar segera sampai.
Baru kali ini Haira bersemangat pergi ke sekolah, mungkin karena sekarang dia punya teman? Mungkin saja.
....
"HAIRAAAA-HAIRAAAAAA."
Baru juga Haira masuk ke dalam kelas, dia sudah disuguhkan dengan teriakan Alam.
Haira meletakan tas nya di meja lalu menatap lekas ke arah Alam. "Apa?" ketusnya kesal.
Alam hanya menunjukan cengirannya, dia menarik tangan Haira keluar dari kelas.
Belum bel masuk, sekolahnya bahkan masih memutarkan sebuah lagu dari area Radio penyiar sekolah.
Sebuah lagu yang berjudul, Two Bird dari Regina Spektor.
"Lo mau bawa gue kemana!?" kesal Haira sembari membenarkan pegangan tangan mereka.
Tadinya Alam yang menggenggam tangan Haira, kini Haira lah yang menggenggamnya. "Tangan lo dingin banget sih! Pakai sweter mulai besok!" kesal Haira.
Gadis itu melepaskan jaket hitamnya, lalu memakaikamnya pada tubuh kurus Alam. "Hehe, makasih Haira."
"Hm."
Alam membawa Haira ke ruang Osis, tanpa menunggu lama dia langsung membuka nya. "Arooooo, Alam bawa temen baruuuu." serunya bahagia.
Cowok seumuran mereka yang tadinya sedang duduk tenang mengerjakan proposal sontak mendongak.
Menatap Alam dan juga Haira.
Wajah dinginnya sedikit terkejut, tapi kemudian dia tersenyum. "Lo gak boleh berisik di ruang osis Lam," tegur Aro.
Aroga Hantara, nama Ketua Osis SMA Jabar, teman Alam.
Alam hanya cengengesan saja, dia menarik tangan Haira mendekati Aro.
"Ini namanya Haira, dan ini namanya Aro. Ayo kenalan." ujar Alam semangat.
Aro berdiri dari duduknya, dia menatap Haira lekat, sementara Haira tak perduli. "Gue Aroga Hantara, Ketua Osis disini. Lo pasti murid baru itu kan?" tanya Aro ramah.
Haira mengangguk saja. "Jangan deket-deket, lo banyak yang gak suka. Bahkan setan aja males deket sama lo." ketus Haira risih.
Dia menarik Alam agar menjauhi Aro, Aro tertegun. Namun kemudian dia tersenyum miring walau tak kentara.
"Lo, indigo? Sama kok gue juga. Gue gatau kenapa para hantu gamau deketin gue," cetusnya tenang.
Haira tak merasakan aura kebohongan dari cara bicara Aro, dia mengangguk pelan. "Gue Haira Janitra, temen baru ini bayi monyet satu." tuturnya tenang.
Aro terkekeh pelan, sementara Alam yang tak terima justru merengek lagi.
"Jangan panggil Alam kayak gituuuuu"
"Berisik, bayi monyet, lo gak bawa dot?"
"Ish, ada di tas kok."
"Ooh."
Aro hanya diam menatap Haira lekat, entah apa yang ada dipikirannya saat ini, yang jelas Aor lega karena Alam kini punya teman selain Aro.
Lagipula Aro jarang ada waktu main bersama Alam, jadi dia senang karena Haira mau berteman dengan Alam.
"Semoga, kita bisa jadi teman ya, Haira."
Haira menatap Aro dalam, kemudian mengangguk singkat.
Tak ada salahnya berteman dengan sesama indigo.
🕶☀️🕶
Bersambung😾
Biasanya komen tembus 100 sih baru aku up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alam Haira [Selesai]
Novela JuvenilKetika gadis dingin dipertemukan dengan cowok polos yang hangat bagai matahari. Kepindahan Haira kali ini, nampaknya membawa perubahan yang indah. Bertemu dengan Alam, cowok polos yang membuat Haira sadar bahwa masih ada cinta di hidupnya. "Haira, t...