Hai kalian, selamat pagi, siang, sore dan malam🖐 Semangat untuk yang ujian hari ini, aku bakalan up lagi nanti siang.
Tekan vote dan ramaikan komen ya☺😾
~~~~~~
"Haira, sini dulu. Kamu kenapa sih?" Alena hanya heran, kenapa putrinya itu was-was di dekatnya.
Malam ini Haira menginap di Rumah Sakit, Papa nya kan disana.
Haira menggeleng "Tadi siang aku dijahilin mbak kunti, dia nyerupai Mama." curhat Haira.
Mereka saat ini ada di rumah sakit, ternyata Papa nya kecelakaan di kantornya. Aman jatuh dari tangga saat mendengar kabar kalau Alena sudah sampai di kantor.
"Kaki aku sakit..hiks..Lenaaaa." Alena mendengus pelan, dia mengelus pipi chubby Aman perlahan.
"Makannya, hati-hati."
Aman mengangguk, dia merentangkan tangannya pertanda minta pelukan Alena, helaan napas kembali Alena berikan.
Dia memeluk mantan suaminya itu dan menenangkannya. "Mau rujuk..hiks..mau rujuk sama Alena mau rujuuuuk..hiks..Alena Aman minta maaf Alenaaa..hiks..mau rujuk sama kamuu..hiks..huhuuu."
Alena tak menjawab. "ALENAA!! MAU RUJUUK!!" jerit Aman semakin histeris.
Sial, pikirannya mulai kacau lagi.
Padahal Alena tau kalau Aman ini mantan pasien RSJ bahkan dia sendiri yang merawatnya. "Iya, kita rujuk. Tapi tunggu kamu sembuh dulu."
Aman mengangguk, dia tertawa senang dengan air mata yang masih mengalir pelan.
"Makasih..hiks..makasih Alena..hiks..Aman salah Aman minta maaf..hiks..Aman cinta sama Alena..banget...rasanya mau mati..hiks.."
Haira geli mendengar ucapan Papa nya, masih aja ada yang namanya cinta. Haira gak percaya sama yang namanya cinta.
"Haira keluar dulu ya, mau ke kantin."
"Iya, hati-hati kamu."
"Iya mama."
Haira keluar dari kamar inap Papa nya dengan tenang, saat ini dia ada di lantai 4, harus menggunakan lift untuk turun.
Bersamaan dengan seorang wanita seusia mama nya berjalan di depan Haira.
"Eh?" ada yang aneh, aura wanita itu sangat terang, membuat makhluk-makhluk disekitarnya tertarik untuk mendekat.
Dengan cepat Haira menyusul, jika dibiarkan sendiri, nanti yang ada wanita itu dalam bahaya.
Haira diam, tapi dia terus mengikuti ibu itu sampai masuk ke dalam lift.
Wanita itu tengah berbincang dengan seseorang.
"Iya Theo, ini juga mau pulang."
"Apa sih? Aku kan lagi di rumah sakit, ya kerja lah."
"Iya-iya, jagain aja Banyu, sama si Zavran."
"Iyaaaaa, Dira juga sayang sama Theo."
Haira tak sengaja mendengar perbincangan itu, dia tak mengusik dan hanya diam saja.
Sampai akhirnya mereka masuk ke dalam lift dan turun bersama.
....
"Lo tau si Alam? Banci banget ya dia, udalah kurus, cengeng, bawa dot lagi."
Haira menghentikan langkahnya, pagi ini baru saja dia sampai di Sekolah, tapi udah ada aja obrolan sampah di telinganya.
Haira mendatangi 2 orang cewek yang tadi bergosip, tanpa segan Haira menarik kerah seragam salah satu diantara mereka.
"Maksud lo apa? Mau ngehina temen gue? Iya? Hebat lo hah!?" entah kenapa Haira sangat benci mendengar ucapan mereka tadi.
Alam tak boleh dihina, Alam yang seperti itu terlihat menggemaskan bagi Haira.
"Apasih lo!? Yang gue omongin bener—"
BUAGH!
"ANJING LO! GAUSAH SOK HEBAT MENTANG-MENTANG KAKAK KELAS! BAJINGAN!" Haira kalap, dia menghajar gadis itu tanpa ampun.
Koridor sekolah langsung ramai dibuatnya, semua mengerubungi Haira yang semakin tak terkendali.
"HAIRA UDAH! HAIRA BERHENTI!" Aro kebetulan lewat, dia langsung menghentikan perkelahian itu.
Aro menarik tubuh Haira dan memeluknya dari belakang. "TAPI DIA KURANG AJAR! BIAR MULUTNYA GUE SUMPEL PAKAI KAUS KAKI GUE!" maki Haira semakin ganas.
Aro memejamkan matanya, dia menarik Haira menjauh menuju taman belakang.
"Lo tenangin diri ya, jangan marah-marah. Masih pagi ini."
"Berisik lo!"
"Santai Haira, tarik napas dulu ya."
"Hahh, anjing nya tuh cewek muka semen, mulutnya kek babi."
"Sabar."
Aro sibuk menenangkan Haira di taman belakang, sampai tak sadar jika Alam sedari tadi mengikuti keduanya.
Dia merasa tak suka, terlebih pada Aro yang sangat perhatian pada Haira.
"Haira itu kan..milik Alam..Alam duluan yang kenal.." lirihnya tak suka.
Alam mendekati keduanya.
"Haira, luka nya diobatin-"
Alam terdiam saat Haira menatapnya dalam, tatapan mata Haira membuat Alam terpaku sejenak.
"Alam..gue gak bakal biarin siapapun ngehina lo." ujar Haira tenang, dia menarik Alam dan memeluk pinggangnya.
Menyembunyikan wajahnya diperut Alam.
Sementara Aro langsung pergi, dia harus mengurus kasus ini dan mencoba agar Haira tak dihukum.
Aro menyempatkan mengelus pipi Haira sebelum pergi.
"Alam yang harusnya minta maaf.."
"Lo gak salah."
"Tapi yang mereka bilang, bener...hiks.."
Haira menggeleng, dia menangkup wajah Alam lembut. "Enggak bener Alam, yang mereka bilang gak bener, lo sempurna dengan kekurangan yang lo punya."
Alam malah semakin menangis, dia terharu mendengarnya.
Dipeluknya Haira erat dan menangis.
Ucapan Haira membuatnya lega seketika.
🕶☀️🕶
Bersambung😾
KAMU SEDANG MEMBACA
Alam Haira [Selesai]
Roman pour AdolescentsKetika gadis dingin dipertemukan dengan cowok polos yang hangat bagai matahari. Kepindahan Haira kali ini, nampaknya membawa perubahan yang indah. Bertemu dengan Alam, cowok polos yang membuat Haira sadar bahwa masih ada cinta di hidupnya. "Haira, t...