Wattpad memang nyaman, tapi pembaca nya terkadang gamau menghargai.
Aku tetap stay di wp, cuma ada beberapa cerita yg bakal pindah ke noveltoon.
Tekan vote dan ramaikan komen dong, cepetan ya.
~~~~~
"Haira, udah jangan nangis lagi sayang." Haira mengeraskan tangisannya saat Jamal muncul di depannya.
Haira pergi ke sebuah taman yang ada danau buatannya, Jamal sebagai abang tertua memberanikan diri mengejar Haira dan berusaha menenangkannya.
Haira masih menangis, dia gak benci pada teman ghaibnya, yang gak lain gak bukan adalah saudaranya.
Haira marah pada Papa mereka, walau tetap faktor utama dari kejadian itu adalah kejiwaan Papa mereka yang rusak.
"Maafin Haira..hiks..Haira bahkan gak ngenalin abang sama yang lainnya.." isaknya pilu.
Jamal tersenyum sendu, dia ingin sekali hidup, dia ingin menjaga Mama dan adik-adiknya, tapi takdir buruk malah merenggut nyawanya.
"Udah ya dek, jangan ditangisi. Kami kan masih sama kamu, kami masih tetep nemenin kamu."
"Haira...maafin Haikal yang udah ninggalin kamu.."
Haira mengeraskan tangisannya, mereka semua sudah tau kebenarannya, tapi mereka menutupinya.
Bahkan soal Tio yang mengaku sebagai teman masa kecil Haira, padahal nyata nya Tio adalah adiknya.
Haira merasa bodoh, merasa sangat tolol sampai tidak bisa merasakan ikatan persaudaraan antara dia dan Haikal.
Pantas saja Haikal sering memanggilnya dengan sebutan adik, nyata nya dia memang adiknya Haikal.
"Jangan nangis." bujuk Rehan lirih.
"Iya kak, jangan nangis. Kami tetap disebelah kakak kok, kami bakal jagain kakak terus." bujuk Tio sembari menahan tangis.
Haira teringat perkataan Rehan saat Haira menolong Tante Dira beberapa hari yang lalu.
"Haira jangan nyusul kami dulu."
Nyata nya ini maksud dari ucapan Rehan, abang keduanya yang harus tewas dengan kepala yang terpenggal.
Perlahan, ke 5 nya memeluk Haira dan menenangkannya, Haira bisa merasakan kehangatan dari mereka ber 5.
Saudara nya, saudara yang sempat hilang dari ingatan Haira selama ini.
"Haira.." Haira menoleh ke belakang, ternyata Tante Dira.
"Ada apa tante?" Haira segera menyeka air mata nya, dan berjalan mendekati Dira yang entah sejak kapan datang.
Dira tersenyum teduh, dia menyentuh bahu Haira pelan. "Mau ikut tante? Alam ingin ketemu sama kamu, kamu harus tau sesuatu."
Haira merasa tak nyaman, apa lagi ini sekarang. Tadi siang Alam tak mengatakan apapun, hanya saja Alam tampak lebih pucat dari biasanya.
Dia juga terlihat kelelahan tanpa sebab.
"Baik tante, Haira juga kebetulan pengen ketemu Alam."
Dira tersenyum tipis, gak salah Alam jatuh hati pada Haira, gadis ini memang sangat baik walau ekspresi wajahnya tak selalu ramah.
"Kamu kenal Alam udah 2 bulan ya?"
"Iya tante."
"Ketemu Alam dimana?"
"Di sekolah tante, saat dia nangis dibalik pohon taman belakang."
Dira tertawa pelan, walau tawanya itu terdengar menyakitkan.
"Pas itu, Alam bilang dia diejek karena dot."
"Dia memang suka bawa dot kemana pun..anak tante yang paling manis, tapi karena hal itu lah Alam diejek dan dibully..tante sedikit sakit hati saat tau kenyataan itu."
Haira kaget, jadi Alam sering dibully? Kasihan sekali manis-nya itu dibully.
"Kasihan banget, tenang aja tante. Selama ada Haira, Alam bakalan baik-baik saja."
Dira mengangguk diselingi tawa pelannya, memang gadis yang menyenangkan dan terlihat bucin.
Sama seperti Dira waktu muda dulu, bucin banget Theo hehe.
🕶☀️🕶
Bersambung😾
60 komen baru up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alam Haira [Selesai]
Fiksi RemajaKetika gadis dingin dipertemukan dengan cowok polos yang hangat bagai matahari. Kepindahan Haira kali ini, nampaknya membawa perubahan yang indah. Bertemu dengan Alam, cowok polos yang membuat Haira sadar bahwa masih ada cinta di hidupnya. "Haira, t...