☀️AlRa-08☀️

21.2K 3.4K 206
                                    

Hai kalian, setelah merenung kan komenan tentang tak ada nya cowok gentle di cerita ku, sekarang baru bisa up lagi hehe.

Tekan vote dan ayo ramaikan komeeeen(*´∇`*)

~~~~~~

Hal semalam tak membuat Haira libur sekolah, kini baginya sekolah tak boleh dilewatkan, karena ada Alam yang harus dia jaga.

Tentu saja, kini Haira sudah meyakinkan diri untuk menjaga Alam.

Bagi Haira, Alam itu terlalu rapuh dan mudah hancur jika tak bisa dijaga.

Haira sudah terpaku pada punggung ringkihnya yang selalu membuat Haira sedih, bagi Haira, Alam seperti menyembunyikan banyak hal.

Dimulai dari tak adanya hantu disekitarnya, betapa hangat aura Alam jika berada di dekat Haira.

Betapa senangnya Haira melihat senyum Alam setiap harinya.

"Ma, Haira pergi ya." pamitnya pada Alena yang sibuk menyuapi Aman sarapan.

Alena mengangguk saja, Aman lagi mode sensitive, gak bisa diabaikan sedikit saja kalau enggak bakalan menggila seketika.

Rasanya Haira sangat semangat, bertemu Alam dan juga Aro, 2 teman yang mulai Haira terima keberadaannya.

"Haira, kamu belum sarapan." celetuk Cakra tiba-tiba muncul bersama Jamal, Haikal, Tio dan Rehan.

Haira mengangguk saja. "Haira harus sarapan, nanti sakit." sahut Rehan khawatir.

"Santai aja kalian." cetus Haira.

"Adek gak boleh sakit." tegur Haikal lembut.

"Iya tau, gue gak bakal sakit. Stop panggil gue adek, kita seumuran ya Haikal." Haikal merengut sebal mendengar ujaran Haira.

"Nanti sampai di sekolah, lo harus sarapan Haira." sambung Tio tiba-tiba.

"Iya, berisik deh kalian." keluh nya, masih pagi sudah dicerewetin sama mereka.

Mereka hanya tertawa saja, entah lah rasanya mereka sangat suka menasehati Haira, mungkin agar Haira nasibnya tak seperti mereka.

"Oh ya? Kalian udah ingat alasan kalian meninggal?"

Pertanyaan sensitive, mereka kecuali Cakra dan Tio langsung murung.

"Maaf, gue gak maksud." cicit Haira.

Jamal tersenyum lembut, dia mengelus rambut Haira pelan "Gak papa, wajar aja kamu nanyak." ujarnya.

"Aku gak ingat apa-apa, malas juga ngingat." ceplos Haikal.

"Aku juga gak ingat apa-apa." celetuk Rehan.

Haira sudah tebak jawaban itu, tak mungkin mereka bisa ingat alasan mereka meninggal karena apa.

...

"Haira selamat pagiii." Alam menyapa dengan riangnya, pagi ini dia mengenakan sweater biru muda yang terlihat oversize ditubuhnya.

Haira tersenyum tipis, teman sekelas mereka sampai terpukau melihat senyum yang Haira berikan.

Hanya Aro dan Alam saja yang bisa membuat Haira tersenyum.

"Lo nge dot gimana sih? Masih ada sisa nya nih." kesal Haira sembari menyeka bekas susu disudut bibir Alam.

Sebelah mata Alam terpejam saat Haira menyentuh pipi chubby nya yang kemerahan. "Eung, tangan Haira lembut." gumamnya halus.

Haira berdehem saja, setelah selesai dia meletakan tasnya di kursi. "Lo udah sarapan?" tanya Haira.

Alam mengangguk lugu, Haira menarik tangan Alam dengan amat lembut. "Temenin gue sarapan, gue laper." ajaknya tanpa menunggu jawaban.

Alam menunduk menatap tangan mungilnya yang putih dan lentik itu berada digenggaman tangan Haira yang hangat.

Sweater Alam itu sampai menutupi punggung tangannya, dengan pipi yang terasa hangat Alam menutup matanya dengan telapak tangan.

"Malu.." cicitnya pelan.

Haira denger kok, dan dia biarkan saja karena memang niatnya mau buat Alam merona seperti itu.

Lucu sekali melihatnya, bulu mata lentiknya bergetar pelan menahan gugup yang mendera hatinya.

"Aro dimana?" sial, raut wajah Alam langsung kecut.

Kenapa harus bahas Aro saat berdua dengan Alam. "Gatau." lengus Alam seraya menunduk.

Alam ini, emosinya selalu terlihat jelas di wajahnya. Jadi demi menutupi rasa cemburu dan kesalnya, dia menunduk.

Alam tak mau Haira menjauhinya saat tau Alam cemburu, mungkin saja nanti Haira risih kan.

"Jangan nunduk." Haira menyentuh dagu Alam dan mendongakan wajah remaja manis itu.

Bibir Alam bergetar pelan, matanya nampak berkilat penuh binar kepolosan yang indah.

Senyum tipis Haira berikan, dia mengelus pipi Alam. "Lo manis banget, Lam." bisiknya lembut.

Alam lemas, kakinya seolah tak bertenaga seketika.

"Aaaaaaa Haira jangan buat Alam malu!!" rengeknya tak tahan.

Alam menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan, jantungnya berdebar semakin cepat, Alam tak tahan.

Mereka tak menyadari, jika tatapan sendu milik Aro menyoroti kegiatan mereka sedari tadi.

🕶☀️🕶

Bersambung😾

Alam Haira [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang