Seperti orang yang berbeda . Memikirkan bahwa Jungkook bisa ramah dan Tersenyum di pagi hari bagaikan sebuah khayalan. Sekian tahun wanita itu tidak pernah melihat senyuman dari keponakannya , iya ... Pagi yang indah disertai senyum tampan anak dari mendiang adiknya.
Bibi Kim menganga tanpa bisa di kontrol . Seokjin mengerjap bingung melihat ekspresi ibunya.
Dengan pelan satu satunya wanita di sana menyikut suaminya yang asik makan ketika keponakannya duduk di samping sang anak tunggal .
"Yeobo, Cubit aku sekarang". Suara lembut isterinya yang hampir tidak di dengarnya membuat satu satunya pria dewasa disana alias paman Kim mengerutkan keningnya bingung . Pasalnya isterinya tidak pernah seperti itu sebelumnya .
Dengan senang hati paman kim mencubit gemas istri cantiknya . Namun sang istri tiba tiba saja menatap tajam . Seokjin yang selalu merasakan tidak lega di waktu sarapannya karena kedua orang tuanya yang hanya mesra terkadang sekali waktu saja mulai menghela nafas panjang
Sepertinya pria tersebut baru saja menghitung dalam berapa detik kedua orang tuanya bertengkar lagi. Sebenarnya ini Hanya pertengkaran kecil yang tidak disertai Amarah berlebihan . Kedua orang tuanya terkadang hanya berbeda pendapat dan mereka suka memperdebatkan beberapa hal yang tidak penting .
Seokjin bahkan melipat jemarinya satu persatu kemudian berhenti ketika jari kelimanya pada kelingking terlipat sepenuhnya . Dia tersenyum karena benar saja, bentakan ibunya terhenti . Si tampan itu kembali menyuap nasi dan tidak perduli lagi apabila ada ayahnya yang kini malah bercanda dengan menggodai ibunya agar tidak marah. Hanya karena mencubit pipinya .
Selanjutnya Seokjin mengalihkan pandangan pada satu satunya yang termuda diantara mereka . Jungkook terlihat santai makan teratur tanpa terganggu Sepupunya menatap tajam .
"Jadi kau benar benar mengundurkan diri?".
Pertanyaan dari anaknya mengundang atensi dua manusia dewasa yang kini melihat Jungkook dengan bingung .
"Changkemannyeo". Bibi Kim menatap anaknya lalu Jungkook bergantian. "Apa maksudnya?".
Seokjin hanya menatap ibunya kemudian melanjutkan makan tanpa menjawab apapun .
"YAK!!!". Suara cempreng satu satunya perempuan di sana membuat Seokjin berjengit sementara ayahnya memasukkan jari ke telinga sembari mengumpat . "Kenapa kalian tidak jawab eomma?!".
"Aku hanya bosan bibi". Jungkook mengembangkan senyum tipisnya . Sangat tipis nyaris tak terlihat seperti dia sedang tersenyum .
Bibi Kim ingin sekali Jungkook berhenti memanggilnya bibi seperti itu. Namun Jungkook selalu susah di beritahu sejak kecil . Jadilah begini , walau dirinya sudah membiasakan Jungkook dengan memanggil dirinya sendiri eomma . Tetap saja , pemuda tampan itu akan memanggilnya bibi .
Wanita cantik itu berdiri kemudian mendekati Jungkook menepuk keras lengan besarnya. "Yakkk ! Apa yang kau pikirkan dasar bocah ?! Jungkookah , tuan Park Jung suk akan terpilih menjadi gurbenur bahkan jika bisa menjadi presiden dan kau membuang kesempatanmu itu?? Aishhhhh jinjja ? YEOBO! cepat pukul aku , aku sedang bermimpi dan ingin bangun!".
Paman Kim bangun dan memukul punggung istrinya . Seokjin mempercepat makannya kemudian meraih air dan dengan cepat berlari keluar ruang makan . Sedangkan jungkook meraih piring yang masih berisi nasi lalu berlari menyusul kakak sepupunya . Tepat setelah keduanya keluar dari ruang makan itu suara bibinya meledak .
"YAKKKKKK!!! KAU CARI MATI YA!!! KIM JAEHYUN SIALAN!!!".
Jungkook tersenyum di luar sana pada sang kakak sepupu yang juga tersenyum sembari meminum air .
KAMU SEDANG MEMBACA
ily my bodyguard✅(jikook)
Fanfictionpark jimin mempunyai kehidupan yang sempurna , memiliki hati yang tulus , pribadi yang ceria , dan selalu suka membantu. jika ada yang membutuhkan dirinya dia tidak pernah berpikir panjang . meski terkadang dia di manfaatkan karena memiliki sifat ya...