onze

1.4K 162 40
                                    

Kini bulan yang di nanti pun tiba. Bulan ini, satu minggu lagi adalah hari dimana kejutan itu akan di berikan kepada Jeongwoo dan juga Junkyu. Setelah kejadian dua bulan yang lalu, Haruto kembali ke rumahnya seolah tidak terjadi apapun. Haruto terbangun saat jam menunjukkan pukul 3 dini hari, dia segera pulang karena takut Jeongwoo terbangun dan mendapati dirinya tidak ada di sana.

Setelah kejadian pemutaran rekaman CCTV, tidak ada yang berubah dari Haruto selama 4 bulan terakhir. Dia tetap menjadi Haruto yang manis dan manja di depan Jeongwoo tetapi ketika Jeongwoo tidak ada di hadapannya lagi , dia menjadi sosok dingin dan sering mengurung diri setelah menyiapkan makan siang untuk suaminya. Ketika bibi Ahn bertanya hanya jawaban "aku tidak apa-apa bi.." yang keluar dari mulut Haruto, membuat bibi Ahn semakin khawatir.

Haruto kini tengah menyiapkan sarapan untuk Jeongwoo yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Langkahnya sedikit tertatih karena semalam Jeongwoo menggempurnya tanpa ampun. Bibi Ahn yang melihat langkah tertatih Haruto berinisiatif untuk membantunya.

"biar bibi saja yaa. Haru duduk saja" ucap bibi Ahn sembari mengambil panci sup dari tangan Haruto.

"maaf ya bii. Haru merepotkan bibi" jawab Haruto yang sekarang sudah duduk manis di kursinya. Bibi Ahn menoleh dan tersenyum lembut. Tangannya mengelus rambut halus Haruto.

"tidak apa-apa,Haru." jawab bibi Ahn. Saat akan pergi mengambil piring di dapur, Haruto memegang pergelangan tangannya membuat langkah itu terhenti sejenak.

"Bi, setelah Jeongwoo pergi bisa kita bicara berdua?"

"Tentu saja."

"nanti bibi naik keatas saja. Aku tunggu di ruang baca ya" ucap Haruto. Tepat saat Haruto menyelesaikan kalimatnya, Jeongwoo datang dengan dasi dan jas yang tersampir di pundak lebarnya. Bibi Ahn tersenyum sopan dan pamit untuk mengambil piring dan lauk yang belum ia letakkan di meja makan.

Haruto yang melihat itu hanya mendecak kesal dan bangkit dari duduknya. Tangannya mengambil dasi Jeongwoo dan memakaikannya.

"makasi sayang" ucap Jeongwoo sembari mengecup dahi dan bibir Haruto singkat.

"belajarlah pakai dasi sendiri,Wuu. Ini sangat mudah tapi kenapa kamu nggak bisa bisa sih" omel Haruto. Jeongwoo tertawa pelan mendengar omelan sang istri.

"Kan ada kamu yang bisa masangin dasi buat aku, jadi aku nggak perlu pakai sendiri kan?" Haruto mendongak sekilas dan kembali fokus memakaikan dasi di leher kemeja Jeongwoo. Matanya berubah sendu

'tapi sebentar lagi aku tidak akan memasangkan dasi untukmu,Wu'

Setelah memastikan dasi Jeongwoo rapi, mereka pun sarapan bersama. Setelah sarapan, Jeongwoo pun segera bangkit dari kursinya dan menyambar tas kerjanya. Mengecup dahi dan bibir Haruto lalu pergi ke kantor.

Setelah memastikan Jeongwoo sudah pergi, Haruto pun naik ke atas menuju ruang bacanya sembari menunggu bibi Ahn. Mengambil album foto yang berisi foto fotonya dengan Jeongwoo saat masih berpacaran hingga setelah menikah. Halaman demi halaman ia buka dengan hati-hati. Matanya menatap foto foto itu sendu. Berusaha menahan tangisnya saat ia melihat foto pernikahan mereka.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan fokusnya, dia pun menoleh kearah pintu masuk ruang bacanya.

"Masuk" ucap Haruto. Pintu tersebut terbuka dan bisa Haruto liat bibi Ahn masuk dengan nampan kecil di tangannya. Setelah menutup pintu, bibi Ahn menghampiri Haruto dan menaruh nampan berisi cookies coklat dan teh hangat untuk Haruto di meja yang ada di hadapan mereka.

Bibi Ahn pun duduk di sebelah Haruto dan terlihat siap mendengarkan cerita sang nyonya rumah. Haruto menghembuskan nafasnya pelan, matanya kembali fokus pada album foto yang ada di tangannya.

Endless Love [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang