Sudah enam hari Haruto terlihat uring-uringan. Pertama, entah mengapa Eunseo beberapa hari ini sangat susah di atur. Biasanya setelah mandi, Eunseo akan pergi ke dress room tanpa di suruh namun beberapa hari ini Haruto harus membuang waktunya sekitar 15 menit hanya untuk mengejar Eunseo yang selalu kabur setelah keluar dari kamar mandi.
Seperti saat ini, Haruto menumpukan kedua tangannya di lututnya. Nafasnya naik turun dengan cepat, sedangkan Eunseo di depannya terkikik kecil melihat sang mama yang sudah kepayahan mengejarnya.
"Eunseo sayangg. Nggak biasanya kamu kayak gini. Lima hari lho sayang, mama harus kejar kejaran dulu sama kamu. Ayo sini, pakai bajunya" ucap Haruto. Eunseo tertawa namun kini ia melangkahkan kakinya mendekati sang mama.
"Okee. Eunseo mau pakai baju sekarang, hehehe" Haruto menghela nafas lega. Ia pun menggandeng tangan kecil Eunseo menuju dress room dan segera membantu Eunseo memakai baju.
Tidak sampai di situ, memikirkan kelakuan Eunseo sudah membuatnya pusing sekarang pikirannya terganggu karena Jeongwoo sudah jarang menghubunginya lagi bahkan semenjak pulang dari Jepang pun besoknya Jeongwoo hanya datang sebentar, menyapa Eunseo lalu pergi. Haruto sempat berpikir jika Jeongwoo tidak serius dengan perkataannya yang ingin kembali dengannya.
Setelah menyisir rambut Eunseo, Haruto mengangkat tubuh kecil itu ke pangkuannya.
"anak mama.."
"Ya mama?"
Haruto terlihat ragu untuk melanjutkan ucapannya namun dia sudah terlanjur penasaran.
"Nggak kangen papa?" tanya Haruto. Eunseo menggeleng membuat Haruto menatap anaknya tidak percaya.
"Kok nggak?" tanya Haruto.
"Ngapain kangen ma, kan papa setiap hari telpon Eunseo" kini Haruto yang terdiam. Biasanya Jeongwoo akan menghubunginya jika ingin berbicara dengan Eunseo. Lalu selama beberapa hari ini Jeongwoo tidak pernah menghubunginya lagi, mungkin hanya sekedar ucapan selamat pagi dan selamat malam.
"lhoo tapi papa nggak nelpon mama, sayang.."
"Telpon pakai ponselnya Bibi Sukkie" jawab Eunseo.
Aneh sekali. Haruto merasa tidak melakukan ataupun mengucapkan sesuatu yang salah lalu mengapa Jeongwoo seolah-olah menjauh darinya.
Haruto tidak lagi membahas tentang Jeongwoo dan menggandeng Eunseo untuk turun kebawah.
.
.
.
"pastikan semuanya siap besok"
"Iya hyung, kamu cerewet sekali hari ini"
Jeongwoo mendengus kesal mendengar ucapan sang adik.
"Persiapan ini cukup singkat jadi aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun." Junghwan mengangguk malas menanggapi ucapan sang kakak. Jeongwoo masih menatap sekeliling ruangan ballroom hotel yang sudah ia sewa dan matanya masih menatap serius pemasangan dekor yang sudah Jeongwoo konsepkan seminggu yang lalu.
"Hyung.. Yoshi hyung sudah di depan. Aku pergi yaaa?" ijin Junghwan. Jeongwoo mengernyit tidak suka. Hey, mereka baru beberapa menit di sini dan Jeongwoo masih harus mengawasi pemasangan dekor.
"Mau kemana? Kita baru sampai 15 menit yang lalu kalau kamu lupa." tanya Jeongwoo. Junghwan mendengus kesal lalu mendekatkan ponsel ke telinganya.
"Masuk saja hyung. Jeongwoo hyung melarangku pergi"
PIP
Jeongwoo membulatkan matanya. Hey, dia kan hanya bertanya bukan melarangnya pergi. Tangannya bergerak menjitak dahi sang adik membuat Junghwan meringis kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love [Completed] ✅
RomanceWelcome to JeongHaru story everyone!!!! This is my first story about JeongHaru, hope you guys enjoy the story 😊