"aku pulang" Jeongwoo memasuki ruang tengah dan mendapati Haruto yang berlari tergopoh gopoh dari tangga untuk menyambutnya.
"hati-hati sayang, perhatikan langkahmu" jeongwoo sedikit ngeri melihat Haruto yang menuruni tangga dengan terburu buru bahkan sedikit berlari. Mendapat teguran dari sang suami, membuat Haruto sedikit memelankan langkahnya hingga berdiri di hadapan Jeongwoo.
"untuk apa terburu buru seperti itu, hm? nanti kalau kamu jatuh gimana sayang?"
"maaf, Jewu.. Habisnya Haru kangen Jewu jadi Haru kelewat semangat hehe. Janji nggak ngulangin lagi" cengiran Haruto sukses membuat Jeongwoo tertawa pelan. Istrinya ini memang tau cara cara jitu agar dirinya tidak mengomelinya panjang lebar. Tangannya terangkat untuk mengelus pipi halus Haruto. Mulai mendekatkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka. Bibir Haruto adalah candu baginya sekaligus pembangkit energi bagi Jeongwoo.
"Mmph Woo.." bibir Haruto sedikit terbuka membuat Jeongwoo dengan leluasa memasukkan lidahnya ke dalam mulut Haruto, mengabsen gigi gigi rapinya dan mengajak lidah itu bertaut dan bermain bersama.
"Woo nnhh Woo mmph--" merasa kehabisan oksigen, Haruto menepuk pundak suaminya sedikit keras. Mengerti akan kode dari sang istri, dengan terpaksa Jeongwoo melepas tautan bibir keduanya. Benang saliva terbentang di antara bibir mereka, dan oh bibir merah dan bengkak itu membuat Jeongwoo semakin ingin mengerjai istrinya.
"kamu ini selalu begitu!!! Aku nggak bisa nafas tauu!" Haruto menatap suaminya tajam. Kesal sekali pada kebiasaan suaminya ketika mencium bibirnya, suka lupa waktu dan lupa kalau Haruto itu manusia yang butuh pasokan oksigen.
"maaf sayangku. Bibirmu candu, jadi aku suka lupa hehe.. Wanna play with me, baby?" suara berat Jeongwoo mengalun lembut di telinga Haruto dan tangannya sudah pas pada tempatnya, meremat sensual pinggang ramping istrinya. Matanya sudah tidak bisa berbohong saat ini. Dia menginginkan Haruto. Sangat. Haruto pun demikian. Menatap mata penuh kilat nafsu Jeongwoo membuat seluruh badannya seperti tersengat listrik dan lemas. Dia tidak berani menatap mata suaminya.
"J-jewu k-kan belum mandi emm iyaa Haru mau siapkan air hangat dulu yaa t-terus mau bikinin teh ha--- angghh" rematan dan tarikan pada pinggangnya membuatnya tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena demi Tuhan rasanya dia bisa jatuh kapan saja. Kakinya sudah terasa seperti jelly dan desahan itupun lolos begitu saja dari bibirnya membuatnya menatap was was pada pria di hadapannya.
'Mulut bodoh. Kenapa pakai mendesah segala sih' tatapan Jeongwoo kian tajam dan sudah di penuhi kilat nafsu. Bahkan jika Haruto merengek menolak pun, Jeongwoo tidak akan mendengarkannya. Haruto sampai heran sendiri, kenapa suaminya ini sangat kelebihan hormon.
"apa gunanya mandi kalau nantipun akan berkeringat lagi" setelah mengatakan itu, Jeongwoo langsung menggendong koala istrinya menuju kamar mereka. Haruto memberontak? Tentu saja tidak. Memberontak di saat suaminya seperti ini sangat percuma, jadi dia hanya bisa pasrah. Pasrah jika besok dia tidak bisa bangkit dari kasur.
Area 18+ . Dosa di tanggung penumpang yaa~⚠️🔞
Jeongwoo menidurkan tubuh Haruto perlahan lalu menumpukan tangannya di sisi kiri dan kanan istrinya, memastikan tubuhnya tidak sepenuhnya menindih sang istri. Jeongwoo bersumpah ekspresi istrinya saat ini membangkitkan sisi buas Jeongwoo. Rasa ingin mendekap, mencumbu, mengisi tubuh itu dengan cintanya. Badannya sedikit membungkuk lalu berbisik tepat di depan bilah bibir Haruto.
"sayangku.." Tubuh Haruto sedikit berjengit mendengar suara bisikan berat suaminya.
"ya?" Haruto menjawab dengan lirih sembari melingkarkan tangannya ke leher suaminya.
"aku hhh ingin merasakan cintamu sayang. Mendekatlah, berikan padaku cintamu malam ini" demi Tuhan, perut Haruto rasanya banyak sekali kupu kupu berterbangan. Mulut suaminya itu sangatlah berbahaya untuk jantung dan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love [Completed] ✅
RomansaWelcome to JeongHaru story everyone!!!! This is my first story about JeongHaru, hope you guys enjoy the story 😊