Tak ada kegiatan yang menarik untuk dilakukan pada hari-hari membosankan seperti ini. Baiklah gadis itu masih saja memikirkan 'tak ada kegiatan' apa dia lupa dengan segunung tugas yang belum dikerjakannya. Tentu dia ingat, hanya saja bersikap pura-pura lupa yang berakhir dengan dirinya dihukum membersihkan toilet guru.
Sempat dipertanyakan juga kenapa hukuman sekolah hampir selalu membersihkan toilet. Mereka sekolah untuk belajar, bukan untuk membersihkan kotoran-kotoran. Oke, itu menjijikan hingga membuat gadis pink tersebut bergelidik ngeri. Padahal ia sudah sering melakukan hukuman tersebut, selalu merasa jijik dan bodohnya tidak pernah taubat dari sifat malas mengerjakan tugas.
"Apa untungnya juga mengerjakan tugas, ujungnya juga hanya diberi tanda oleh guru. Padahal kita membuatnya hampir setengah gila sanking sulit soal yang dia berikan" ocehannya keluar saat teman sekelasnya mulai berceramah jika tidak mengerjakan tugas dia akan 'dihukum'.
Entahlah gadis itu sepertinya butuh motivasi dari orang-orang rajin dan disiplin di luar sana.
"Kau semakin hari semakin gila, apa sarapanmu pagi tadi?"
Apa hubungannya sarapan dengan ucapannya barusan, pikir Sakura antara kesal dan bingung.
"Karin kau tak perlu tahu apa sarapanku pagi tadi, sekarang kau hanya perlu memberiku tugas-tugasmu yang sudah kau kerjakan sebelumnya"
Bisa gila tujuh turunan dan tanjakan jika harus menghadapi manusia pink ini. Karin sempat berdoa, semoga temannya ini bisa diberikan kekasih pintar dan disiplin seperti Sasori, kakak kelas mereka yang tampan juga imut. Sepertinya dia cocok untuk menjinakkan seorang Sakura yang pemalas, jika pilihan itu benar. Maka dengan segala usaha yang dipunya, akan ia lakukan agar Sakura bisa menjadi kekasih Sasori.
"Sakura kau ingin ku kenalkan pada seseorang?"
Semakin hari semakin aneh juga teman satunya ini. Tadi dia menanyakan sarapan, dan entah ada kabel dari mana yang membuat pembicaraannya menyambung hingga memperkenalkan dirinya pada seseorang.
Menggeleng cepat, Sakura sontak beranjak dari tempat duduknya. Wajah Karin mencurigakan ia tahu ada niat jahat dibaliknya. Cara terbaik adalah menjauh sebelum ia terkena dampaknya.
"Hey mau kemana, kau belum menjawab pertanyaanku" teriakan Karin terdengar jelas saat kakinya mulai melangkah keluar kelas.
Tujuan utamanya hanya satu yaitu kantin sekolah. Daripada kenyang dengan ceramah Karin lebih baik kenyang dengan makanan enak yang disediakan pihak sekolah, pikirnya bersemangat tak lupa berlari kecil. Tak sabar dengan makanan-makanan yang menunggu untuk disantap.
Langkah semangatnya sempat terhenti ketika mendengar suara gaduh dari satu kelas. Dengan penasaran matanya mengintip dibalik jendela. Wah menegangkan bercampur menyedihkan, batinnya dramastis. Di dalam kelas ada Uchiha Sasuke. Siapa yang tak mengenalnya, bahkan penghuni mars jelas tahu siapa lelaki berandal namun tampan dan kaya tersebut.
Dia dan teman-temannya sedang adu pukulan dengan beberapa siswa lelaki dari kelas itu. Sakura tak kenal jelas siapa lawan mereka, namun satu yang dikenalnya. Pain, lelaki yang juga tampan namun menyeramkan.
"Mereka berkelahi dalam kelas tanpa takut diketahui oleh guru" gumamnya pelan, masih asik mengintip seperti tetangga penggosip pada umumnya.
Matanya masih fokus memperhatikan perkelahian dan kekacauan tersebut. Hingga tak sengaja bertemu tatap dengan tatapan datar si pemeran utama lelaki dalam perkelahian itu. Seketika ia menelan ludah dengan susah payah, mungkin siswi-siswi lain akan pingsan jika berada di posisinya sekarang. Sakura ketimbang terpesona, ia lebih ke takut. Jangan-jangan ia akan terkena bantai karena ketahuan mengintip. Matilah kau Haruno Sakura, batinnya meratapi nasib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iseng!
FanfictionNamanya juga iseng. Suatu perbuatan yang dilakukan tanpa mengharapakan apakah itu akan berdampak baik buruk untuknya atau tidak. Dan ya, ia dengan bodohnya melakukan keisengan tersebut. Menembak seorang Uchiha Sasuke, siswa berandalan yang terkenal...